[SALAH] Nanoteknologi yang Diaktifkan oleh 5G Untuk Mengendalikan Manusia dan Dapat Memberikan Gejala Seperti Flu

Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

Konten yang menyesatkan. Tidak ada penelitian atau bukti valid mengenai nanoteknologi yang diaktifkan 5G dan ditujukan sebagai agenda mengendalikan manusia. Selain itu, efek samping 5G yang dapat memberikan gejala seperti flu juga merupakan hoaks lama yang berulang.

=====

KATEGORI: KONTEN YANG MENYESATKAN

=====

Sumber: Facebook
https://ghostarchive.org/archive/DtLau

=====

Narasi:
“NANO TECHNOLOGI DIAKTIFKAN OLEH 5G”.

“5G DAPAT MEMBERIKAN GEJALA SEPERTI FLU”.

“Teknologi canggih yang sekarang ini sudah sampai ke tingkat bisa memasukkan nano bot, ya kan, robot yang ukurannya nano pak, dalam diri manusia, yang bisa menyebabkan manusia nantinya dikendalikan dari jarak jauh. Dan itu terkait dengan kecanggihan teknologi 5G dan seterusnya. Ini sudah beredar beritanya kalau kita mau mempelajari beritanya”.

(Narasi dilanjutkan setelah referensi).

=====

Penjelasan:
Akun Facebook bernama Ila Farghob mengunggah video yang menjelaskan bahwa nanoteknologi dapat diaktifkan oleh 5G, serta 5G yang memberikan banyak efek samping, salah satunya gejala seperti flu. Video itu juga dilengkapi narasi mengenai nanoteknologi yang sengaja diinjeksikan ke dalam tubuh manusia melalui 5G. Hal tersebut merupakan agenda para “kaum elit” untuk mengendalikan manusia, yang tujuan akhirnya adalah depopulasi. Klaim dan video yang dipublikasikan pada 7 September tersebut telah disukai 44 orang dan dilihat 1,200 kali.

Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Klaim nanoteknologi yang diinjeksikan ke dalam tubuh manusia awalnya mulai banyak beredar sebagai teori konspirasi vaksin COVID-19 dan agenda “kaum elit”, contohnya seperti yang dibahas oleh AP News di artikelnya dengan judul “No, COVID vaccines don’t contain nanotechnology that can be programmed via 5G wireless networks” yang ditulis pada 7 Juli 2023. Melansir dari artikel itu, klaim adanya microchips atau partikel-partikel lain yang bisa dikendalikan oleh 5G dan diinjeksikan melalui vaksin COVID-19 telah dinyatakan sepenuhnya salah dan menyesatkan oleh organisasi kesehatan resmi seperti FDA dan ahli biologi molekuler di Fakultas Kedokteran Universitas Michigan, Michael Imperiale.

BBC News juga telah membahas beberapa klaim mengenai nanopartikel yang dimasukkan ke tubuh manusia melalui vaksin di artikel berjudul “Coronavirus: Bill Gates ‘microchip’ conspiracy theory and other vaccine claims fact-checked”, yang dipublikasikan sejak Mei 2020.

Selain itu, klaim 5G yang dapat menyebabkan gejala mirip flu di manusia juga merupakan hoaks lama yang bersemi kembali. Melansir dari artikel turnbackhoax.id berjudul “[SALAH] Radiasi 5G Menyebabkan Gejala Mirip Flu”, profesor radiologi dan fisika medis di Temple University School of Medicine Pennsylvania, Marvin Ziskin, menyatakan bahwa klaim itu tidak didukung bukti ilmiah sama sekali. Ziskin juga menyatakan bahwa gejala mirip flu disebabkan oleh virus dan bakteri, dan baik virus maupun bakteri tidak dapat melakukan perjalanan pada transmisi 5G.

Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh akun Facebook “Ila Farghob” merupakan konten yang menyesatkan.

=====

Referensi:
https://apnews.com/article/fact-check-covid-mrna-vaccine-nanotech-390958734912


https://www.bbc.com/news/52847648


https://turnbackhoax.id/2022/02/17/salah-radiasi-5g-menyebabkan-gelaja-mirip-flu/

=====

(Lanjutan narasi).

Agenda Slient Weapons melalui NANOTEKHNOLOGI.

Nanotech di incject dan yang terbaru dalam makanan, minuman pun tak luput dari niat culas mereka ingin mengkudeta kekuasaan Allah.

Manusia dijadikan Agen untuk dieksploitasi… Dalam upaya menyesatkan umat manusia dan kebencian suatu kaum hingga bebas memiliki pemahaman non humanis seperti yang selama ini mereka gadang2 kan…

Na’udzubillah”.