[SALAH] Alat Uji PCR Mengandung Etilen Oksida yang Menyebabkan Kanker

Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

Konten yang menyesatkan. Alat uji PCR maupun SWAB memang disterilisasi dengan Etilen Oksida sebelum dipasarkan, namun gas EO sudah hilang ketika alat uji sudah dipasarkan untuk digunakan.

=====

KATEGORI: KONTEN YANG MENYESATKAN

=====

Sumber: Facebook
https://ghostarchive.org/archive/gGENN

=====

Narasi:
“MENGAPA BANYAK ORANG TIBA-TIBA TERKENA KANKER? UJI PCR MENGANDUNG ETILEN OKSIDA, KARSINOGEN! INI SALAH SATU ALASANNYA !!”.

(Narasi dilanjutkan setelah referensi).

=====

Penjelasan:
Akun Facebook “Ila Farghob” mengunggah video yang memperlihatkan seorang pria meminta alat test PCR dan membacakan kandungannya di kotak kemasan alat test tersebut. Pria itu kemudian menjelaskan salah satu zat yang ia baca dari kotak kemasan tersebut yaitu Etilen Oksida dan menjelaskan kegunaan serta efek samping dari zat itu. Pada video itu juga dilengkapi narasi mengenai alat uji PCR yang mengandung etilen oksida yang bersifat karsinogenik dan di atasnya terdapat pertanyaan “mengapa banyak orang tiba-tiba terkena kanker?”. Ila Farghob juga menuliskan tambahan keterangan bahwa IARC (Badan internasional penelitian kanker) dan Environmental Protection telah menyatakan Etilen Oksida sebagai zat yang berbahaya. Tulisan dan video itu diunggah pada 25 Juli 2024.

Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Melansir dari EPA (Environmental Protection Agency) AS, sekitar 50% alat medis, termasuk alat uji PCR dan SWAB, memang disterilkan dengan etilen oksida (EO), karena beberapa metode sterilisasi lain seperti panas, uap, atau radiasi belum tentu dapat ditoleransi oleh beberapa peralatan medis. Selain itu, EO juga dinilai paling efektif. EPA sendiri telah mempublikasikan regulasi penggunaan etilen oksida dengan mekanisme dan kadar yang aman.

Selain itu, melansir dari wawancara surel pihak FactCheck.org dengan Stuart Batterman, seorang profesor kesehatan di Universitas Michigan, EO sebagian besar sudah hilang ketika alat-alat uji medis tersebut akan digunakan. Batterman juga mengatakan bahwa EO memang gas berbahaya apabila dihirup dalam konsentrasi tinggi dalam jangka waktu yang lama, namun alat uji SWAB dan PCR sudah tidak mengandung gas itu ketika dipasarkan dan akan digunakan oleh masyarakat. 

Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh akun Facebook “Ila Farghob” merupakan konten yang menyesatkan.

=====

Referensi:
https://www.epa.gov/ingredients-used-pesticide-products/regulation-ethylene-oxide-eto-under-federal-insecticide


https://www.factcheck.org/2021/06/scicheck-viral-video-misleadingly-questions-safety-of-nasal-swabs/

=====

(Lanjutan narasi):
“Jebakan batman, perangkap residu ada dimana2.

Solusinya gak usah test.

Gas etilen oksida merupakan zat berbahaya yang digunakan dalam produksi etilen glikol yang digunakan dalam berbagai produk. Misalnya obat-obatan, busa poliuretan, perekat, deterjen, tekstil, anti beku, dan pelarut.

Sementara itu industri medis menggunakan etilena glikol (turunan etilen oksida) yang diproduksi dari fasilitas sterilisasi untuk mensterilkan peralatan medis, peralatan bedah, dan produk medis lainnya. Sayangnya, proses sterilisasi, penyimpanan, pemindahan dan penanganan etilen oksida dapat menyebabkan tempat kerja jadi beracun. Terutama jika pekerja terluka melalui kontak kulit atau polusi udara yang mengandung etilen oksida.

Badan internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) mengklasifikasikan bahwa bahan kimia berbahaya etilen oksida sebagai karsinogenik. Bukti terbaru oleh Environmental Protection”.