[SALAH] Bahaya Polikarbonat pada Galon Isi Ulang

Periksa Fakta Vania.
Faktanya, berdasarkan hasil pengawasan BPOM terhadap kemasan galon AMDK yang terbuat dari polikarbonat selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa migrasi BPA masih di bawah 0.01 bpj (10 mikrogram/kg) sehingga masih dalam batas aman untuk dikonsumsi.

KATEGORI: Konteks yang salah

=====   

Sumber: Twitter/X
(https://archive.ph/xFmG8)

=====   
Narasi  
Saat ini, ada bermacam merek AMDK di pasaran namun konsumen yang bijak patut mencermati aspek keamanan dalam mengkonsumsinya. Temuan hasil uji migrasi BPA yg melebihi batas ambang toleransi pada produk kemasan plastik galon berbasis polikarbonat, berpotensi bahaya bagi kesehatan.

=====   
Penjelasan:  
Sebuah akun Twitter/X dengan username @Spy_Zone02 mengunggah postingan mengenai temuan hasil uji migrasi BPA yang melebihi batas ambang toleransi pada produk kemasan plastik galon berbasis polikarbonat dan potensi bahayanya bagi kesehatan seperti mengganggu fungsi endokrin dalam pertumbuhan dan perkembangan, metabolisme tubuh, serta berkaitan dengan fungsi seksual dan reproduksi.

Setelah dilakukan penelusuran mengutip dari website pom.go.id, untuk memastikan paparan BPA pada tingkat yang aman, BPOM telah menetapkan Peraturan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan. Peraturan ini mengatur persyaratan keamanan kemasan pangan termasuk batas maksimal migrasi BPA yaitu sebesar 0,6 bpj (600 mikrogram/kg) dari kemasan polikarbonat.

BPOM juga melakukan pengawasan tiap taun terhadap pre-market dan post-market terhadap air minum dalam kemasan (AMDK) dan berbagai jenis kemasannya, jika aman dikonsumsi maka BPOM akan mengeluarkan ijin edar produk tersebut. BPOM pada April 2024 juga menekankan peraturan baru mengenai pelabelan pada produk AMDK yang produksinya memakai polikarbonat. Aturan terbaru BPOM itu termuat dalam Peraturan Nomor 6 Tahun 2024 tentang Label Pangan Olahan, yang merevisi Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018.

BPOM juga menghimbau untuk menaruh galon air yang produksinya memakai polikarbonat jauh dari paparan sinar matahari langsung atau air panas yang berisiko membuat BPA meluruh dari kemasan. Dalam website pom.go.id BPOM juga menyatakan bahwa produk yang beredar dengan terdapat label BPOM atau SNI merupakan produk yang sudah teruji dan aman untuk dikonsumsi.

Mengutip dari Tempo.com, Manajer teknis BBKFK Kemenperin, Roni Kristiono mengatakan bahwa hasil dari penelitian delapan perusahaan yang mengajukan uji migrasi BPA, tidak ada yang melebihi ambang batas aman yang diatur dalam peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2019. Menurutnya, alat deteksi untuk membaca migrasi BPA dari galon Polikarbonat di BBKFK memiliki limit deteksi sampai 0,012 bpj. Sedangkan rata-rata migrasi BPA dari galon polikarbonat yang diteliti masih jauh di bawah angka tersebut.

Kemudian, mengutip dari antaranews.com, terdapat 8 pakar teknologi dana keamanan pangan serta ilmu kimia perguruan tinggi ternama di Indonesia yang menyebutkan bahwa air galon kemasan berbahan polikarbonat masih aman dikonsumsi.

=====    
Referensi:   
https://www.pom.go.id/penjelasan-publik/penjelasan-badan-pom-ri-tentang-kandungan-bisfenol-a-bpa-pada-kemasan-galon-amdk-yang-digunakan-secara-berulang
https://www.pom.go.id/penjelasan-publik/penjelasan-badan-pom-ri-tentang-kandungan-bisfenol-a-bpa-dalam-air-minum-dalam-kemasan-amdk
https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/202x/peraturan-bpom-no-6-tahun-2024.pdf
https://nasional.tempo.co/read/1915474/bbkfk-kemenperin-buktikan-galon-polikarbonat-aman-digunakan
https://www.antaranews.com/berita/3176837/8-pakar-ini-sebut-air-galon-kemasan-polikarbonat-aman-dikonsumsi