Hasil periksa fakta Raka.
[FAKTANYA]: Klaim bahwa ahli farmasi telah menempatkan bahan kimia penyebab kanker dalam vaksin Covid-19 terbukti menyesatkan. Klaim-klaim ini telah dibantah oleh peneliti dan otoritas yang mengawasi peredaran serta penggunaan vaksin, termasuk FDA dan para ahli kesehatan. Media yang menyebarkan klaim ini tidak dapat dijadikan rujukan karena memiliki rekam jejak dalam mempromosikan kampanye anti-vaksin, teori konspirasi, serta bias sayap kanan.
========
[KATEGORI]: Konten yang menyesatkan
========
[SUMBER]: https://perma.cc/568E-NLRM
========
[NARASI]: Ilmuan farmasi besar mengaku: mereka menempatkan bahan kimia penyebab kanker di jabs COVID
========
[PENJELASAN]: Beredar sebuah klaim bahwa vaksin covid dibuat dari bahan berbahaya. Namun setelah dilakukan penelusuran klaim tersebut tidak benar.
Artikel yang beredar, diterjemahkan dari laman Thepeoplevoice.tv , memuat klaim dari ilmuwan seperti Sasha Latypova, yang dipublikasikan pada 14 Juli 2023. Berdasarkan penelusuran melalui Google, Sasha Latypova sering muncul dalam artikel, berita, dan podcast terkait isu kesehatan, terutama mengenai Covid-19. Di LinkedIn, Latypova menyebut dirinya sebagai pengusaha farmasi dan alat kesehatan. Beberapa klaim Latypova telah dibantah oleh otoritas kesehatan. Laman University of Illinois Urbana dan FactCheck.org mencatat bantahan dari FDA terkait klaim-klaim tersebut. FactCheck.org menegaskan bahwa semua uji klinis vaksin Covid-19 nyata dan transparan, melibatkan ribuan partisipan, serta ditinjau oleh FDA dan kelompok independen. Data uji coba juga dipublikasikan dalam jurnal yang ditinjau oleh sejawat. Klaim bahwa uji coba vaksin Covid-19 tidak nyata disebut dapat memicu teori konspirasi.
Kesalahpahaman Latypova mungkin berasal dari ketidakpahamannya tentang undang-undang terkait Otorisasi Penggunaan Darurat (EUA) yang berbeda dengan persetujuan penuh oleh FDA. Meskipun EUA mengizinkan penggunaan vaksin dalam keadaan darurat seperti pandemi, vaksin Covid-19 tetap memerlukan uji klinis sebelum mendapatkan EUA. Klaim bahwa vaksin Covid-19 mengandung bahan kimia penyebab kanker juga telah dibantah oleh para ahli. Patrick Jackson, spesialis penyakit menular di University of Virginia Health, menyatakan bahwa tidak ada bahan aktif dalam vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna, atau Johnson & Johnson yang bersifat karsinogenik. Dr. Arif Kamal dari American Cancer Society menambahkan bahwa tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan kanker.
Peneliti senior Jordan L. Meier dari National Cancer Institute juga menyanggah klaim terkait N1-methylpseudouridine dalam vaksin, menyatakan bahwa klaim tersebut salah mengartikan fungsi N1-methylpseudouridine dan tidak memberikan bukti bahwa zat tersebut melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Penelusuran laman Thepeoplevoice.tv melalui Mediabiasfactcheck.com menyebut situs ini sebagai sumber yang patut dipertanyakan karena bias sayap kanan, sering mempromosikan klaim ekstrem, teori konspirasi, dan berita palsu, termasuk propaganda anti-vaksin, Dengan demikian klaim yang beredar mengenai vaksin dibuat dari bahan berbahaya tidak benar dengan kategori konten yang menyesatkan.
========
[REFERENSI]: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5789217/
https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2022/10/28/fact-check-no-evidence-link-between-covid-19-vaccines-cancer/10533133002/
COVID-19 Vaccines Tested in Clinical Trials, Despite Bogus Social Media Claims
https://turnbackhoax.id/2024/08/19/salah-vaksin-covid-19-menggunakan-bahan-kimia-penyebab-kanker/ https://blogs.illinois.edu/view/6231/997503325