Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Konten yang menyesatkan. Foto yang digunakan The Economist untuk sampulnya tersebut diambil di kesempatan yang berbeda dengan foto yang diklaim sebagai foto asli.
=====
KATEGORI: KONTEN YANG MENYESATKAN
=====
Sumber: Twitter
https://archive.ph/5wp7w
=====
Narasi:
“Gue selalu bilang dari semua majalah Barat, The Economist adalah yang paling sampah dari semuanya. Jelas media propaganda global white supremacist berlabel jurnalistik.
Untuk cover ini saja, mereka mengedit menghapus bendera Palestina dari foto aslinya”.
=====
Penjelasan:
Artikel disadur dari AFP.
Akun Twitter @revolutia mengutip cuitan The Economist yang mengunggah foto sampul majalahnya. Pada foto sampul yang diunggah The Economist tersebut, terlihat sekumpulan masyarakat ada di atap sebuah rumah dengan membawa beberapa bendera Bangladesh. Headline majalah tersebut membahas mengenai rakyat Bangladesh yang merayakan dimulainya demokrasi setelah pemerintahannya yang terakhir runtuh. @revolutia mengklaim bahwa foto sampul tersebut sengaja diedit untuk menghapus bendera Palestina dari foto aslinya. Hal tersebutlah yang juga membuat @revolutia menganggap majalah The Economist merupakan propaganda white supremacy yang berlabel jurnalistik. Cuitan tersebut ditulis pada 9 Agustus 2024.
Setelah dilakukan penelusuran oleh tim AFP, informasi tersebut menyesatkan. Tim AFP pernah mengunggah foto yang sama pada 5 Agustus 2024 setelah Syekh Hasina digulingkan dan meninggalkan Bangladesh. Pada foto tersebut, tidak terlihat adanya bendera Palestina dan merupakan foto yang sama persis seperti sampul majalah The Economist. AFP menjelaskan bahwa fotografer asli yang mengabadikan momen perayaan tersebut, yang bernama K M Asad, mengonfirmasi bahwa tidak ada bendera Palestina pada saat ia mengambil foto itu. K M Asad juga mengunggah beberapa foto yang diambil pada kejadian yang sama di Instagram pribadinya.
AFP juga menjelaskan, meskipun foto bendera Palestina tidak terlihat pada foto sampul The Economist yang diambil oleh K M Asad, bendera Palestina memang dikibarkan setelahnya, dan foto-foto dengan bendera Palestina yang dijadikan pembanding juga merupakan foto asli. Pada video YouTube yang diunggah oleh “Bangladesh” dengan judul “প্রধানমন্ত্রী কার্যালয়”, terlihat bahwa bendera Palestina juga dikibarkan pada kejadian dan tempat yang sama, namun setelah foto dengan bendera Bangladesh diambil.
Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh akun Twitter @revolutia merupakan konten yang menyesatkan.
=====
Referensi:
https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.36EP9CV