Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Konten yang menyesatkan. Tidak ada bukti medis mengenai klaim parfum, pengharum ruangan dan dry cleaning yang menyebabkan kanker.
=====
KATEGORI: KONTEN YANG MENYESATKAN
=====
Sumber: Facebook
https://ghostarchive.org/archive/p2Gn6
Media Meta Pers Indonesia
https://archive.ph/mfoB4
=====
Narasi:
“#PengingatDiri
Kisah nyata dari seorang pengemar aroma terapi.
Seorang gadis belia berusia 31 tahun, anak dari seorang pengusaha di Semarang.
Sang gadis ini selepas dari SD sudah disekolahkan di Singapore. Sekolah Secondary hingga University di Singapore. Pernah bekerja di salah satu perusahaan finance di negeri Singa itu”.
(Selanjutnya dilanjutkan di bawah Referensi).
=====
Penjelasan:
Akun Facebook bernama Iin Indaryati menulis narasi mengenai mengenai gadis berumur 31 tahun yang terkena kanker paru-paru karena kebiasaannya mengoleksi aneka parfum, pewangi dan kerap menggunakan pewangi ketika dry cleaning pakaiannya. Iin Indaryati juga menambahkan bahwa aneka parfum buatan yang sering dipakai di mobil, ruangan ber AC, toilet, kamar tidur, serta pakaian ketika laundry mengandung bahan kimia yang memicu perubahan sel-sel di dalam tubuh. Tidak hanya itu, dalam postingan tersebut juga dikaitkan dengan kematian Ibu Ani Yudhoyono, yang diklaim oleh pengguna Facebook tersebut terkena kanker juga karena terpapar pewangi dalam laundry. Cerita dan foto yang diunggah Iin Indaryati tersebut disalin sepenuhnya dari artikel Meta Pers Indonesia yang berjudul “Simak Kisah Nyata Dari Seorang Penggemar Aroma Terapi” yang dipublikasikan pada 15 Juni 2024. Unggahan yang ditulis Iin Indaryat tersebut telah direspon oleh 78 orang dan dibagikan ulang sebanyak 32 kali.
Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. AAP Fact Check pernah membahas klaim ini di salah satu artikelnya yang berjudul “Perfume link to cancer leaves a foul stench” yang dipublikasikan pada 7 Oktober 2022. Melansir dari artikel tersebut, beberapa parfum memang mengandung beberapa bahan karsinogenik, namun jumlahnya jauh di bawah batas aman, karena juga telah diperbolehkan untuk disebar di pasaran dan digunakan oleh masyarakat.
Selain itu, lembaga amal dan penelitian Cancer Council dari Australia, yang misinya melawan misinformasi mengenai kanker, pernah membahas isu ini secara spesifik di salah satu artikelnya yang berjudul “Do fragrant products like perfume, toilet paper and baby wipes cause cancer?”. Pada artikel tersebut dinyatakan bahwa tidak ada bukti valid mengenai hubungan kausalitas antara produk-produk parfum tersebut dengan peningkatan risiko kanker pada manusia.
Lebih lanjut, pada artikel yang ditulis oleh Detik Health, dijelaskan bahwa Ibu Ani Yudhoyono meninggal bukan karena racun dalam proses dry cleaning laundry, melainkan karena kanker darah.
Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh akun Facebook Iin Indaryati merupakan konten yang menyesatkan.
=====
Referensi:
https://www.aap.com.au/factcheck/perfume-link-to-cancer-leaves-a-foul-stench/
=====
(Lanjutan Narasi):
Punya hobby koleksi Barbie dan diberi aneka pewangi, wewangian dari aneka merk dan aneka aroma, dari aneka lilin terapi sampai aneka parfum yang sering di pajang di toko parfum.
Setiap rak baju, rak sepatu, toiletnya juga digantung parfum-parfum mirip “Glade” atau “Stella”.
Ternyata dari aneka parfum itu menyimpan bom waktu yang kasat mata. Kegemaran ini berlangsung sekian tahun.
Setahun terakhir ini si belia ini bersama tunangannya melakukan foto prewedding di negeri Sakura, Jepang
Gadis ini tidak henti-hentinya merasakan sakit di tulang belikat bagian pundak belakang, bagian punggung ke dada depan.
Keluarga mereka awalnya berpendapat “hanya kecapekan, sempat di periksa di RS di Kyoto untuk menghilangkan rasa sakit yang semakin hebat itu.
Ketika mereka pulang dari acara prewedding itu, si gadis ini melakukan scan menyeluruh di sebuah RS Singapore untuk mengetahui apa gerangan yang menyebabkan rasa sakit yang hebat itu.
Hasil CT Scan membuat kedua keluarga ini syok berat, si gadis ini dinyatakan sakit CA bagian paru-paru di sisi belakang belakang yang sakitnya menjalar hingga tulang-tulang punggung.
Berbagai jenis tindakan medis dilakoni, termasuk chemoterapi, namun kenyataannya berbicara sebaliknya. Penyakitnya tidak kunjung sembuh, malah semakin hebat sporadis CA itu.
Gaun pengantin yang dipilih untuk hari H-nya di bulan Agustus tinggallah kenangan pahit bagi kedua calon mempelai, kedua keluarga, terutama kedua orang tua si gadis.
Inilah pelajaran yang harus kita renungkan kembali untuk kita semuanya.
Jangan menambah aneka parfum buatan, kimiawi dalam :
1. Mobil
2. Ruangan ber AC,
3. Toilet
4. Kamar tidur
5. Pakaian/ketika laundry
Aroma itu memberikan sensasi segar sesaat, tapi kita tidak sadar bahan kimia itu memicu perubahan sel-sel dalam tubuh kita dengan rentang waktu yang lama.
Mari kita jaga lingkungan kita se alami mungkin, hidup selaras dengan alam.
Janganlah peristiwa yang menimpa si gadis menimpa pada pengemar aneka parfum ini.
Janganlah kasus Ibu Ani, istri mantan Presiden SBY yang juga terpapar pewangi dalam laundry pakaiannya terulang.
Semoga kisah nyata ini menjadi tambahan wawasan kita.
Sekian.