Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah
Faktanya BPOM mengizinkan pemberian booster karena adanya penurunan kadar antibodi yang signifikan terhadap Virus Corona setelah enam bulan pemberian vaksin primer, yakni dosis pertama dan kedua. Pemberian dosis ketiga dan keempat sebagai booster untuk mencegah gelombang kenaikan kasus Covid-19 akibat virus Corona varian baru.
= = =
Kategori: Konten yang Menyesatkan
= = =
Sumber: Facebook
= = =
Narasi:
“Mendapatkan vaksinasi untuk virus corona sebanyak empat kali atau lebih mengakibatkan sistem kekebalan tubuh hampir runtuh”
= = =
Penjelasan:
Artikel disadur dari Kompas.
Sebuah postingan di Facebook membagikan tangkapan layar artikel dalam bahasa Indonesia yang mengklaim bahwa vaksinasi untuk virus Corona sebanyak empat kali atau lebih dapat mengakibatkan sistem kekebalan tubuh hampir runtuh. Diketahui Indonesia juga menerapkan empat dosis vaksinasi, yakni vaksin primer yang diberikan sebanyak dua dosis, serta dosis ketiga dan dosis keempat sebagai vaksin booster.
Namun setelah ditelusuri klaim tersebut menyesatkan. Dilansir dari Kompas.com, BPOM mengizinkan pemberian vaksin booster karena hasil pengamatan uji klinik menunjukkan penurunan kadar antibodi yang signifikan terhadap Virus Corona setelah enam bulan pemberian vaksin primer.
Kemudian pemerintah mengizinkan pemberian vaksin booster kedua untuk meningkatkan titer antibodi dan memperpanjang perlindungan. Vaksin booster kedua ini diperlukan untuk mencegah adanya gelombang kenaikan kasus akibat varian virus Corona yang baru.
Berdasarkan identifikasi oleh Media Bias/Fact Check, artikel yang dijadikan bukti di postingan tersebut teridentifikasi memiliki rekam jejak penyebaran konspirasi sayap kanan dan pseudosains. Pseudosains merupakan disinformasi yang memaknai penelitian ilmiah, pendapat ahli, dan teori sains secara keliru, sehingga media tersebut tidak kredibel untuk bisa dijadikan bukti yang dapat dipercaya.
Dengan demikian, vaksin Covid-19 sebanyak empat dosis dapat meruntuhkan sistem kekebalan tubuh adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
= = =
Referensi:
= = =