
- Faktanya, BEM UI tidak pernah mengeluarkan imbauan tersebut.
- Unggahan berisi klaim “BEM UI imbau masyarakat tidak keluar malam karena ada operasi petrus” merupakan konten palsu (fabricated content).
Akun Facebook “Ica Ilda” [arsip] dan TikTok “gilangharuna” [arsip] pada Minggu (31/8/2025) membagikan narasi sebagai berikut:
BEM UI.#Pemberitahuan untuk tidak keluar malm mulai malm ini hingga -tgl 10 september 2025.di jam 22.00 keatas .Mulai malam ini,Seruan dari interpol &Polisi akan diberlakukan (PETRUS)Penembak Misterius bagi yg anarkis!!.Ingatkan sanak keluarga untuk tidak keluar malam sehingga tidak salah sasaran perintah TEMBAK MATI DITEMPAT..info ini resmi dari INTEL menyampaikan ke teman -teman Mahasiswa .ini berita rahasia tidak semua orang tau .Jadi dihimbau jam 22 .00.malam matikan lampu lampu yg sekitar yg mengundang kerumunan/tongkrongan disekitar Rumah. Selalu waspada dan diam di rumah 🙏
Pesan berantai dengan narasi serupa juga beredar melalui WhatsApp.

Hingga Senin (15/9/2025) unggahan Facebook “Ica Ilda” telah menuai 52 tanda suka dan hampir 50 komentar. Unggahan TikTok “gilangharuna” telah disukai oleh 140 pengguna dan menuai belasan komentar.
Pemeriksaan Fakta
Disadur dari artikel Cek Fakta tempo.co.
Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pesan berantai yang mengatasnamakan BEM UI dengan meminta konfirmasi langsung kepada dua kepengurusan BEM UI yang saat ini terbelah akibat sengketa Pemilihan Raya 2024, yakni pihak BEM ‘Kuning’ dengan akun Instagram bemui_official dan BEM ‘Ungu’ yang mendapat SK rektorat dengan akun bemui25_official. Keduanya menegaskan bahwa pesan tersebut bukan berasal dari mereka.
Kedua kubu BEM UI sempat menyerukan aksi bersama bertajuk “Aparat Keparat” pada Jumat (29/08/2025) sebagai bentuk protes atas tewasnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang dilindas kendaraan taktis Brimob. Namun, tidak ada kaitannya dengan pesan berantai yang belakangan beredar.
Menukil catatan Tempo, istilah “petrus” (penembak misterius) merujuk pada operasi yang terjadi pada dekade 1980-an. Saat itu korban biasanya ditemukan dengan tiga luka tembak dan kadang disertai tanda cekikan. Jenazah kerap dibuang di jalan atau disembunyikan dengan selembar uang Rp10 ribu untuk biaya pemakaman. Target operasi disebut preman atau kelompok anak jalanan, pemilik tato juga menjadi sasaran meski tidak semuanya preman.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “BEM UI imbau masyarakat tidak keluar malam karena ada operasi petrus” merupakan konten palsu (fabricated content).
(Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)