Referensi
[detik.com] Jokowi Disebut Kritis di Rumah Sakit, Ajudan Ungkap Kondisi Terkininya
https://x.com/Kopipahitgitulo/status/1943832088899465445 (unggahan video akun X “@kopipahitgulo”)
https://archive.ph/qgRZR (arsip unggahan video akun X “@kopipahitgulo”)
Lanjutan transkip video:
Kegiatan publik Jokowi sejak beberapa waktu terakhir tampak tidak wajar, baik dari sisi gestur tubuh, suara, maupun frekuensi kemunculan yang mendadak berubah.
Namun demikian, kelompok inti kekuasaan, dipimpin oleh Luhut Bin Sar Panjaitan dan lingkaran oligarki besar, segera mengambil tindakan menyembunyikan informasi ini dari publik.
Tujuan mereka bukan kemanusiaan, melainkan semata-mata demi mengatur ulang posisi politik, mengamankan uang yang sangat besar, dan mempertahankan skema kekuasaan yang telah mereka bangun selama satu dekade.
Penyembunyian ini dilakukan dengan cara mengatur kehadiran Jokowi palsu dengan pembunahan kemungkinan stunman atau teknologi digital.
Mengendalikan media nasional secara ketat, agar tidak ada celah informasi bocor.
Menjaga posisi Gibran Raka Buming tetap sepenuhnya.
Sebagai wakil presiden, agar masih ada jalur kontrol terhadap pemerintahan.
Mengatur waktu pengumuman resmi, agar kekuatan uang dan dokumen dapat diamankan terlebih dahulu.
Mendiskusikan pembagian kekuasaan baru secara tertutup, termasuk kemungkinan mendukung figur baru yang tunduk pada oligarki.
Mereka tahu, bila publik mengetahui Jokowi wafat sebelum transisi kekuasaan selesai, maka terbukalah pintu untuk investigasi rakyat.
Maka kebenaran harus ditutup, seperti Yesaya.
Yesaya Pasal 59 Ayat 14
Hukum telah dipinggirkan dan keadilan berdiri jauh.
Kebenaran tersandung di tempat umum dan kejujuran tidak dapat masuk.
Yesaya 59 Ayat 14
Awal kebohongan dan rekayasa citra.
Sejak awal kekuasaan Jokowi dibangun bukan oleh kejelasan visi, tetapi oleh rekayasa narasi, orang sederhana, pemimpin rakyat, dan bukan bagian dari elit.