
- Epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman menilai klaim yang menyebut “vaksin adalah rekayasa karena dibuat sebelum sakitnya muncul” adalah bentuk kesalahpahaman.
- Unggahan berisi klaim “vaksin itu produk rekayasa yang dapat membahayakan generasi mendatang” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Pada Kamis (8/5/2025) akun Threads “mochammadbathik” membagikan video [arsip] berisi pernyataan dokter Agung Sapta Adi. Ia mengatakan vaksin itu disiapkan sebelum ada penyakitnya sehingga berbahaya bagi kesehatan generasi mendatang karena dapat menjadikan seseorang bodoh atau mandul.
Berikut transkrip dari pernyataan dokter Agung dalam video tersebut:
“Bisa jadi anak cucu kita jadi orang yang bego karena diracuni tanpa kita tahu, atau mungkin generasi mendatang tidak akan terlahir karena kita dibuat mandul. Akan disiapkan vaksinnya sebelum penyakitnya ada. Itu kenyataan, itu bukan membual, karena kita menghadapi kenyataan”
Hingga Jumat (30/5/25), unggahan telah mendapatkan lebih dari 1.000 tanda suka, 98 komentar dan telah dibagikan 1.400 kali.
Pemeriksaan Fakta
Disadur dari artikel Cek Fakta tempo.co.
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim tersebut dengan bantuan Google Lens dan wawancara ahli. Diketahui, sumber video yang beredar tersebut berasal dari unggahan akun YouTube Refly Harun pada Oktober 2024 berjudul Live Dokter Agung Sapta Adi: Kesehatan yang Sakit! Intervensi Global di Balik Menteri Kesehatan RI!. Video tersebut direkam jauh sebelum kedatangan Bill Gates ke Indonesia bulan Mei 2025.
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menilai bahwa klaim yang menyebut bahwa vaksin adalah rekayasa karena dibuat sebelum sakitnya muncul adalah bentuk kesalahpahaman. Dalam prinsip public health intervention, upaya pencegahan menjadi strategi utama.
Salah satu kebutuhan mendesak akan vaksin yakni terkait dengan penyakit tuberkulosis atau TBC. Dilansir dari Kementerian Kesehatan RI, Laporan Global Tuberculosis pada 2024, Indonesia menempati posisi kedua dunia dalam hal beban kasus TBC setelah India. Diperkirakan terdapat 1.090.000 kasus TBC dan 125.000 kematian setiap tahun. Ini berarti ada sekitar 14 kematian setiap jamnya.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “vaksin itu produk rekayasa yang dapat membahayakan generasi mendatang” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
(Ditulis oleh Raymondha Elsha)