[SALAH] Video “Radiasi Ponsel Bisa Merusak Otak”

  • Video “radiasi ponsel dapat merusak otak yang ditandai dengan terbakarnya serat baja saat ada panggilan masuk” merupakan konten yang dimanipulasi (manipulated content).
  • Kreator di kanal YouTube Photonik Luminescence melakukan pembuktian untuk membantah klaim. Hasilnya, serat baja tidak terbakar saat ada panggilan telepon masuk. 

Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) sejak awal November 2024 menemukan video [arsip] yang beredar di sejumlah grup WhatsApp. Isinya menampilkan klaim pembuktian radiasi ponsel dapat merusak otak yang ditandai dengan terbakarnya serat baja saat ada panggilan masuk.

Penyebaran video itu disertai narasi:

“Jangan tidur di dekat ponsel”

TurnBackHoax pada Mei 2020 sudah mengulas klaim serupa lewat artikel [SALAH] Video Radiasi Ponsel Membakar Serat Wol Baja. Namun, sampai 2024, masih ditemukan sejumlah konten dengan klaim dan narasi senada di TikTok, seperti yang diunggah akun saviraqai18, amang.channel, dan beauty_kki.

Pemeriksaan Fakta

TurnBackHoax pertama-tama mengusut kebenaran klaim dengan bantuan Google Lens. Hasil penelusuran teratas mengarah ke video unggahan kanal YouTube Photonik Luminescence “Are Phones Slowly Killing Us ? Debunking Viral Videos”. Video yang tayang Juli 2024 itu dibuat untuk mengetahui kebenaran tentang klaim “serat baja terbakar karena panggilan masuk telepon”. Terbukti, serat baja tidak menyulut api ketika ada panggilan telepon masuk. Pembuat konten sengaja membakar serat baja tersebut agar muncul percikan api.

Kami kemudian melanjutkan pencarian dengan memasukkan kata kunci “steel wool burning fake or real” ke Google. Hasilnya, pemeriksa fakta snopes.com telah mengupas klaim ini dalam artikel “Will Fine Steel Wool Ignite From an Incoming iPhone Call?”. Disebutkan, keberadaan api merupakan hasil manipulasi dengan penambahan efek api.

Kesimpulan

Video “radiasi ponsel dapat merusak otak yang ditandai dengan terbakarnya serat baja saat ada panggilan masuk” merupakan konten yang dimanipulasi (manipulated content).

(Ditulis oleh Dyah Febriyani)