- Informasi berasal dari kekeliruan media Rusia dalam melaporkan pernyataan pejabat bank sentral setempat.
- Unggahan berisi klaim “159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran BRICS” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Pada Rabu (11/09/2024) akun Facebook “Hendra Tambaani” membagikan foto [arsip] yang berisi klaim “159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran BRICS”.
Berikut narasi lengkapnya :
“BRICS Mengonfirmasi 159 Negara Akan Mengadopsi Sistem Pembayaran Baru”
Hingga Sabtu (2/11/2024), unggahan mendapat belasan komentar dan lebih dari 70 tanda suka.
Pemeriksaan Fakta
Disadur dari laporan periksa fakta AFP.
Informasi mengenai 159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran BRICS berasal dari kekeliruan media Rusia dalam melaporkan pernyataan pejabat bank sentral Rusia.
Pada Januari 2024, Sputnik—Kantor Berita Rusia—melaporkan pernyataan Kepala Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina yang menyebut Rusia memiliki Sistem Pengiriman Pesan Finansial (SPFS) sebagai alternatif SWIFT (kode yang digunakan untuk mengidentifikasikan bank di negara dan cabang tertentu).
Nabiullina menyebut 159 peserta dari 20 negara telah mendaftar di SPFS.
“Rusia memiliki Sistem Pengiriman Pesan Finansial (SPFS) yang merupakan alternatif dari SWIFT. Beberapa negara lain memiliki infrastruktur serupa. Kami sedang mendiskusikan interaksi platform-platform tersebut,” kata Nabiullina.
Media Rusia lainnya, Russia Today (RT), keliru mengutip pernyataan Nabiullina. RT menulis “159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran BRICS” di Weibo (platform media sosial China) pada Sabtu (17/8/2024). RT kemudian mencabut berita itu dan menerbitkan klarifikasi di Weibo pada Kamis (22/8/2024).
Juru bicara BRICS Pay mengatakan tidak mengetahui soal 159 negara yang akan mengadopsi sistem pembayaran tersebut.
“Pengembangan BRICS Pay memang terus berjalan, tetapi ini akan menjadi pengembangan yang bertahap dan berurutan,” kata BRICS Pay kepada AFP, Jumat (6/9/2024).
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran BRICS” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
(Ditulis oleh Raymondha Elsha)