- Sekolah Farmasi ITB tak pernah merilis pernyataan tersebut. Klaim makanan dan minuman yang dikonsumsi panas atau dingin akan mempengaruhi kesehatan jantung juga keliru.
- Unggahan dengan narasi “minuman dan makanan panas atau dingin mempengaruhi kesehatan jantung menurut Farmasi ITB” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Akun Facebook “Erdi Mia Bekam” pada Rabu (2/10/2024) mengunggah narasi [arsip] yang menyebut Farmasi ITB mengeluarkan informasi “makanan dan minuman bersifat dingin akan mempengaruhi jantung”.
Berikut narasi lengkapnya:
*Dari WA Teks Farmasi ITB*
Tahukah anda Jantung
kita ini paling pantangan nya apa ? Anda mungkin blm tahu.
Setelah membaca tulisan ini mungkin akan kaget !
1. Jantung paling pantangannya adalah :
●Semua makanan danminuman yg bersifatdingin.
●Jangan minum air ES
●Jangan makan makanan dingin yg keluardari kulkas. Lebih baik makan makanan yang hangat/panas. (Ini kalau kita ingin sehat!)
Pemeriksaan Fakta
Disadur dari artikel Cek Fakta Tempo
Tempo menghubungi Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D dan Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Naomi Haswanto pada Selasa (22/10/2024). Keduanya menyatakan informasi tersebut tidak pernah dipublikasikan oleh Sekolah Farmasi ITB.
Dalam artikel terpisah yang tayang Maret 2021, Tempo menemukan narasi (sebagaimana yang diunggah akun Facebook “Erdi Mia Bekam”) telah beredar sejak Februari 2019. Ketika itu, laman kesehatan Klik Dokter telah menyatakan klaim dalam pesan tersebut hoaks.
Menurut laporan Klik Dokter pada Februari 2019, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Yoga Yuniadi, mengatakan suhu air sama sekali tidak ada hubungannya dengan kegagalan organ jantung. Ia menerangkan semua jenis makanan, mulai dari es hingga makanan yang baru matang sekali pun (bersuhu panas), akan mengalami penyesuaian suhu ketika memasuki saluran pencernaan.
Yoga pun menjelaskan timbulnya penyakit jantung bukan karena suhu air atau makanan yang dingin atau panas, melainkan kandungan zat di dalamnya. Misalnya, jika makanan yang dikonsumsi tinggi kolesterol dan lemak, baik dalam suhu panas ataupun dingin, akan tetap berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung.
Dikutip dari artikel Kompas.com pada Agustus 2019, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Tuko Srimulyo, mengatakan isi pesan berantai tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut dia, air dingin hanya berbahaya bagi penderita penyakit jantung (PJ) koroner tidak stabil.
“Dingin, udara maupun makanan dan minuman, hanya tidak baik bagi pasien penyakit jantung koroner tidak stabil. PJ koroner yang stabil tidak mengapa minum dingin. Pergi ke Swiss pun tidak masalah,” kata Tuko.
Kesimpulan
Sekolah Farmasi ITB tak pernah merilis pernyataan “minuman dan makanan air es mempengaruhi kesehatan jantung”. Klaim makanan dan minuman yang dikonsumsi panas atau dingin akan mempengaruhi kesehatan jantung juga keliru. Unggahan tersebut merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
(Ditulis oleh Luthfiyah Oktari Jasmien)