- Faktanya, tidak ada pemberitaan dari sumber kredibel yang membenarkan Ade Armando babak belur akibat membela Gibran.
- Video berisi narasi “Ade Armando babak belur akibat bela Gibran” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Beredar video [arsip] dari kanal YouTube “KOPI POLITIK” yang mengeklaim politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando babak belur akibat membela Gibran Rakabuming.
Berikut narasi lengkapnya:
MAMPUSS !! SOK-SOKAN BELA GIBRAN FUFUFAFA, ADE ARMANDO BERNASIB TRAGIS
BREAKING NEWS
AUTO BABAK BELUR
NIAT BELA GIBRAN ADE ARMANDO BERNASIB TRAGIS
Klaim diperkuat dengan sampul foto (thumbnail) yang menampilkan Ade Armando babak belur di tengah kerumunan massa. Sejak diunggah Jumat (4/10/2024), video tersebut per Minggu (20/10/2024) telah ditonton lebih dari 11 ribu kali.
Pemeriksaan Fakta
Tim pemeriksa fakta Mafindo (TurnBackHoax) pertama-tama menelusuri kebenaran klaim dengan memasukkan kata kunci “Ade Armando babak belur akibat bela Gibran” ke mesin pencarian Google.
Hasilnya, tidak ditemukan informasi tentang Ade Armando babak belur akibat membela Gibran.
TurnBackHoax kemudian menelusuri sampul foto video itu dengan menggunakan Google Lens. Diketahui, foto berasal dari momen Ade Armando menjadi korban pengeroyokan saat hadir di tengah demo di depan gedung DPR RI pada April 2022.
Gambar asli dimuat dalam pemberitaan ayobandung.com berjudul “Fakta Demo 11 April 2022: Ribuan Mahasiswa Hadir di Gedung DPR RI, 4 Tuntutan hingga Ade Armando Babak Belur”.
Dari pengamatan TurnBackHoax, video berdurasi 11 menit 13 detik itu hanya menampilkan cuplikan dari beberapa peristiwa yang tidak saling berhubungan, salah satunya komentar Ade Armando mengenai akun Kaskus Fufufafa yang diduga milik Gibran.
Narasi itu bersumber dari pemberitaan ayoindonesia.com “Dinilai Tak Punya Adab, Ade Armando Sebut Pemilik Akun Fufufafa Kurang Ajar tapi Bukan Kejahatan” yang tayang Kamis (3/10/2024).
Kesimpulan
Video berisi narasi “Ade Armando babak belur akibat bela Gibran” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
(Ditulis oleh Pekik Jalu Utomo)