[SALAH] Akar Kelapa dan Kuning Telur Bisa Meningkatkan Stamina Seks Pria

Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

Konten yang menyesatkan. Tidak ada bukti medis yang valid mengenai akar kelapa dan kuning telur yang bisa meningkatkan stamina seks pada pria.

=====

KATEGORI: KONTEN YANG MENYESATKAN

=====

Sumber: Facebook
https://ghostarchive.org/archive/uO3HG

=====

Narasi:
“betah sampai pagi, mama kaget papa jadi romantis
Caranya: rebus akar kelapa dengan satu gelas air sisakan setengah tambahkan kuning telor aduk sampai tercampur rata, lalu minum 1 jam sebelum dinas malam”.

=====

Penjelasan:
Artikel disadur dari Tirto.id.
Akun Facebook Sri Wahyuni mengunggah video yang menjelaskan bahwa akar kelapa dan kuning telur dapat meningkatkan stamina seks pada pria. Sri Wahyuni juga menambahkan klaim bahwa cara untuk mengonsumsi dua makanan ini adalah denan merebus akar kelapa dengan satu gelas air, kemudian sisakan setengah dan tambahkan kuning telur. Kemudian, aduk semuanya sampai tercampur rata, kemudian minum satu jam sebelum melakukan hubungan seksual. Video tersebut diunggah oleh Sri Wahyuni pada 22 Juni dan telah disukai oleh 1,500 orang dan telah dibagikan ulang sebanyak 69 kali.

Setelah dilakukan penelusuran oleh tirto.id, informasi tersebut menyesatkan. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Iqbal Mochtar, menyatakan ke pihak tirto.id bahwa tidak ada bukti yang jelas mengenai akar kelapa dan kuning telur yang dapat meningkatkan stamina seks pada pria. Baik akar kelapa dan kuning telur sama-sama memiliki khasiat yang baik bagi hormon dan tubuh, namun tidak ada kaitannya langsung dengan meningkatkan libido maupun stamina seksual untuk pria.

Selain itu, informasi serupa pernah dibahas oleh AFP dengan judul “Pakar membantah klaim bahwa akar kelapa dan kuning telur bisa meningkatkan durasi seks pria”.

Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh Sri Wahyuni merupakan konten yang menyesatkan.

=====

Referensi:
https://tirto.id/salah-akar-kelapa-dan-telur-bisa-tingkatkan-durasi-seks-pria-g1X2


https://periksafakta.afp.com/doc.afp.com.364K6P3