[SALAH] Jepang Menyatakan Darurat Atas Ledakan Kanker mRNA

Artikel hasil periksa fakta Vinanda (Relawan Mafindo)

Dikutip dari artikel periksa fakta Reuters, faktanya tidak ada bukti ledakan kanker mRNA dan tidak ada pengumuman apapun oleh otoritas kesehatan Jepang mengenai kondisi darurat akibat kanker mRNA di Jepang. Selengkapnya di bagian penjelasan.
——————————————————
KATEGORI: KONTEN YANG MENYESATKAN
——————————————————
NARASI:
Jepang Menyatakan Darurat Atas Ledakan Kanker mRNA

SUMBER ARSIP: https://archive.md/pAcrV


——————————————————
PENJELASAN:
Artikel saduran dari reuters.com

Sebuah akun tiktok dengan nama @kosun333 mengunggah sebuah tangkapan layar artikel berjudul “Jepang Menyatakan Darurat Atas Ledakan Kanker mRNA”. Konten tersebut berdasarkan arsip yang berhasil ditangkap oleh Reuters menyebutkan bahwa “Jepang telah mengumumkan keadaan darurat nasional atas meledaknya kasus kanker di seluruh negeri yang disebabkan oleh vaksin mRNA. Menurut sebuah studi resmi Jepang, telah terjadi peningkatan “signifikan secara statistik” dalam bentuk agresif kanker turbo di negara tersebut pada periode 2020-2022 sejak diperkenalkannya vaksin mRNA. Kanker turbo ini meliputi kanker ovarium, leukemia, kanker prostat, kanker pankreas, dan kanker payudara.”]
Artikel itu mengacu pada sebuah penelitian oleh peneliti dari Jepang berjudul, “Peningkatan Mortalitas Kanker yang Disesuaikan dengan Usia Setelah Dosis Ketiga Vaksin mRNA-Lipid Nanopartikel Selama Pandemi COVID-19 di Jepang,” yang diterbitkan oleh jurnal Cureus pada 8 April.

Kepada Reuters, Jeffrey Morris, seorang profesor kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan serta direktur divisi biostatistik di Universitas Pennsylvania sebagaimana ditulis Reuters menyatakan, peneliti dalam artikel yang disadur tidak menyajikan data yang membagi kematian akibat kanker berdasarkan status vaksinasi, dan tidak menunjukkan bahwa angka kematian meningkat setelah vaksinasi atau angka kematian lebih tinggi pada orang-orang yang divaksin dibandingkan dengan orang-orang yang tidak divaksin dengan usia atau status komorbiditas yang sama.

Morris menegaskan, judul penelitian tersebut menyesatkan karena menyiratkan bahwa tingkat kematian akibat kanker yang disesuaikan dengan usia meningkat selama pandemi, padahal sebenarnya tidak meningkat. Tingkat kematian akibat kanker tetap relatif stabil dan sebenarnya menurun dari tahun 2021 hingga 2022.
—————————————————————
REFERENSI:


https://www.reuters.com/fact-check/no-evidence-mrna-cancer-explosion-japan-no-national-emergency-declared-2024-05-07/