Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah
Faktanya daging dari hewan yang terinfeksi TBC masih dapat dikonsumsi dengan membuang bagian daging atau jeroan yang terinfeksi dan jika dimasak sempurna sehingga tidak dapat tertular ke manusia yang mengonsumsinya. Selengkapnya pada bagian penjelasan.
= = =
Kategori: Konten yang Menyesatkan
= = =
Sumber: Facebook
= = =
Narasi:
“Bijaklah membeli daging dan jeroan untuk d konsumsi.
Tren masyarakat utk menyambut hari raya idul fitri kita d sibukkan membeli daging sapi/kerbau beserta jeroannya seperti hati, paru utk d santap d hari raya…
Namun jangan lengah akan adanya penyakit yg terkandung pada daging serta jeroan tsb yang dapat menular pada kita walaupun daging dan jeroan tsbt sudah kita masak pada suhu tinggi.
Apa saja penyakit ternak tsbt?
Yaitu penyakit cacing pada hati, paru, penyakit TBC,
Dimana penyakit ini tidak dapat d deteksi dari sapi sebelum d potong, hanya dapat d deteksi dengan pengamatan pada daging dan jeroan setelah ternak d potong.
Jadi agar terhindar dari penyakit maka kita harus teliti pas kita membeli daging.
Hal ini sering kami jumpai d saat pengawasan pemotongan ternak lebaran baik hari raya idul fitri dan idul adha
Walaupun bayak jenis penyakit ternak yg dapat menular/zoonosi pada kita yg menyantap dagingnya, namun rata2 penyakit tsb dapat d pantau sebelum ternak tsb dpotong.
Himbauan utk para peternak:
1. Pemberian obat cacing harus rutin minimal sekali 6 bln sesuai dosis berat badan ternak
2. Berikan pakan yg sehat dan bergizi utk ternak tsb… ternak sehat kita untung”
= = =
Penjelasan:
Beredar sebuah informasi yang mengklaim bahwa daging dan jeroan yang terdapat bintik-bintik berwarna putih dapat menularkan penyakit kepada manusia yang mengonsumsinya meskipun sudah dimasak hingga matang dengan suhu yang tinggi. Disebutkan juga bahwa penyakit yang ditularkan adalah penyakit cacing hati dan TBC.
Namun setelah ditelusuri klaim tersebut menyesatkan, faktanya daging dan jeroan yang terinfeksi cacing dan TBC tidak akan menular ke manusia jika dimasak dengan suhu panas yang tinggi hingga matang.
Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian melalui laman Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari menjelaskan bahwa cacing hati mungkin saja bisa menular ke manusia secara tidak sengaja mengonsumsi telur cacing dalam bentuk metacercaria dari air ataupun daun yang terkontaminasi. Tetapi mengonsumsi daging dari hewan yang terdapat cacing hatinya, maka daging tersebut tidak berisiko menular pada manusia jika dikonsumsi.
Jika daging hewan mengandung cacing hati, risiko penularannya pada manusia bisa dihindari dengan cara membuang bagian hati yang terinfeksi. Alodokter.com menjelaskan bahwa manusia dapat tertular cacing hati jika mengonsumsi hati hewan mentah, sehingga hati perlu dimasak sepenuhnya untuk mencegah penyakit ini dari cacing hati yang tidak terlihat.
Terkait penyakit TBC pada daging, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM melalui lamannya menjelaskan bahwa TBC dari hewan ternak khususnya sapi dapat menular ke manusia yang umumnya melalui inhalasi, mengonsumsi daging mentah, mengonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi, hingga kontak luka terbuka kulit.
FKH UGM juga menjelaskan bahwa pada saat pemeriksaan postmortem daging yang diduga mengalami kelainan yang mencirikan suatu penyakit akan diafkirkan, sehingga risiko penyakit TBC melalui daging yang terinfeksi sangat rendah. FKH UGM juga menjelaskan bahwa secara teori mengonsumsi daging mentah atau tidak dimasak dengan sempurna dari sapi yang menderita TBC maka bisa terjadi penularan kepada manusia.
Dengan demikian, penyakit cacing hati dan TBC dapat tertular dari daging hewan yang terinfeksi meski sudah dimasak dengan suhu tinggi adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
= = =
Referensi:
https://kanalpengetahuan.fkh.ugm.ac.id/2018/08/20/1083/
= = =