Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli
Faktanya, merujuk pada artikel yang terdapat di dalam cuitan tersebut, ulasan yang disampaikan tidak ada melabeli Gibran sebagai “Nepo Baby”. Sebaliknya, artikel tersebut mengulas mengenai Gibran yang dianggap berhasil menepis label “Nepo Baby” yang disematkan pada dirinya, setelah penampilan pada debat cawapres 22 Desember 2023 lalu.
Selengkapnya ada di penjelasan.
=====
[KATEGORI]: MISLEADING CONTENT/Konten Menyesatkan
=====
[SUMBER]: X/TWITTER
https://archive.fo/a54Fc
=====
[NARASI]:
“Gagasan Tidak Berisi, Media Asing Labeli Gibran Jadi Nepo Baby”
=====
[PENJELASAN]:
Beredar sebuah cuitan melalui media sosial X/Twitter dari akun bernama @geloraco. Dalam cuitannya pada tanggal 24 Desember 2023, akun ini menuliskan sebuah keterangan yang menyatakan bahwa media asing telah melabeli Gibran sebagai “Nepo Baby”, karena gagasan yang disampaikan oleh Gibran selama melakukan debat calon wakil presiden diklaim tidak berisi. Akun ini juga turut membagikan hasil tangkapan layar dari sebuah artikel milik media luar negeri, Aljazeera, yang berjudul, “Indonesia Leader’s Son Brushes off ‘Nepo Baby’ Tag in Solid Debate Showing”. Lalu apakah benar media asing telah memberi label “Nepo Baby” kepada Gibran setelah penampilan debatnya pada 22 Desember 2023 lalu?
Setelah melakukan penelusuran dengan mencari artikel yang diunggah oleh akun tersebut, didapati bahwa artikel tersebut adalah benar milik media asing, Aljazeera, yang diunggah pada 22 Desember 2023 lalu. Namun, berbeda dengan klaim yang disampaikan oleh akun @geloraco, media dan isi artikel tersebut ternyata tidak ada memberi label kepada Gibran sebagai “Nepo Baby” karena gagasannya pada debat cawapres.
Di dalam ulasannya, artikel yang diunggah oleh media asing ini ternyata membahas mengenai Gibran yang dianggap sukses menepis anggapan “Nepo Baby” yang disematkan pada dirinya, serta keraguan masyarakat terhadap pengalaman berpolitik Gibran yang dianggap tidak memadai. Gibran dinilai berhasil mendominasi panggung meskipun berhadapan dengan kandidat yang lebih berpengalaman.
Alexander Arifianto, seorang peneliti di Rajaratnam School of International Studies di Singapura (RSIS), dalam wawancaranya dengan Aljazeera, menyatakan bahwa setiap orang yang ragu-ragu dan menganggap Gibran adalah seorang petinju kelas ringan yang tidak tahu apa-apa, telah terbukti sepenuhnya salah. Alexander juga menyatakan bahwa Gibran sangat siap untuk debat tersebut dan menunjukkan bahwa dia memiliki pemahaman yang sangat baik mengenai isu-isu ekonomi, jauh lebih baik dari kedua lawannya.
Jadi dapat disimpulkan, klaim dalam cuitan @geloraco yang menyatakan bahwa media asing telah melabeli Gibran dengan sebutan “Nepo Baby”, dengan merujuk artikel milik Aljazeera, termasuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.
=====
[REFERENSI]:
Editor: Adi Syafitrah