[SALAH] Vaksin DBD Sangat Berbahaya dan Mematikan Bagi Anak-anak Karena Efek ADE

Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

Faktanya perkembangan pengetahuan dan teknologi saat ini, WHO telah mengeluarkan rekomendasi penggunaan Vaksin Dengue (Vaksin DBD). Meskipun empat dekade lalu sempat ada kekhawatiran terkait ADE pada vaksin dengue.

= = =

Kategori: Konten yang Menyesatkan

= = =

Sumber: Twitter

https://ghostarchive.org/archive/vRuFU

= = =

Narasi:

“:bangbang:Peringatan keras:bangbang:

Kemenkes mulai menyasar anak2 dengan vaksin DBD.

Ini sangat berbahaya, 1-2 tahun setelah vaksinasi, efek ADE mulai muncul, yang membuat infeksi DBD menjadi sangat berbahaya dan mematikan”

= = =

Penjelasan:

Beredar kabar di Twitter yang menyebut bahwa Vaksin DBD (Vaksin Dengue) yang disasarkan oleh Kementerian Kesehatan kepada anak-anak sangat berbahaya dan mematikan karena efek ADE mulai muncul setelah divaksinasi 1-2 tahun setelah divaksinasi.

Namun faktanya WHO telah merekomendasikan vaksin tersebut, dan BPOM telah memberikan izin edarnya vaksin tersebut yang berarti vaksin DBD sudah aman dilakukan sesuai dengan persyaratan dan prosedur yang sudah ditentukan.

Dilansir dari Kompas.com, narasi soal Vaksin Dengue berbahaya dan mematikan karena efek ADE merupakan hoaks. Empat dekade lalu efek ADE pada Vaksin Dengue pernah dikhawatirkan, namun seiring perkembangan pengetahuan dan teknologi efek tersebut tidak perlu dikhawatirkan, justru vaksinasi ini direkomendasikan pada negara dengan tingkat penyakit DBD yang tinggi.

Postingan di Twitter tersebut menyertakan bukti berita dari Reuters yang terpublikasi pada Desember 2017 menyebut bahwa vaksin jenis Dengvaxia setelah uji cobanya 3 tahun kemudian menyebabkan penyakit DBD yang lebih parah dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi ketika terinfeksi Virus Dengue, fenomena tersebut dialami di Filipina. Dari kejadian tersebut WHO melakukan evaluasi serta mengeluarkan pedoman bersyarat yang kemudian BPOM RI memutuskan vaksin jenis Dengvaxia bisa digunakan dengan pedoman bersyarat tersebut.

Mengutip dari web BPOM RI, Vaksin Dengvaxia dapat digunakan untuk mengurangi risiko kejadian dan keparahan demam berdarah dengue pada anak usia 9-16 tahun yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi Virus Dengue (seropositif), dan tidak boleh digunakan pada individu yang belum pernah terinfeksi Virus Dengue.

Selain Vaksin Dengvaxia, BPOM RI juga mengeluarkan izin edar untuk vaksin jenis Qdenga yang dapat diberikan kepada usia 6 hingga 45 tahun serta aman diberikan kepada mereka yang sudah pernah terinfeksi Virus Dengue maupun yang belum pernah terinfeksi. Vaksin Qdenga ini memberikan efek samping dari ringan hingga sedang, efek samping lokal seperti nyeri pada tempat suntikan, bercak kemerahan, dan pembengkakan yang bersifat sementara dan hilang dalam 1-3 hari setelah pemberian vaksin.

Kemudian efek samping sistemik yang dilaporkan yaitu sakit kepala, myalgia (nyeri otot), malaise, asthenia (rasa lelah), iritabilitas, drowsiness (mengantuk), hilang nafsu makan, dan demam. Dilansir dari Kompas.com, pemberian vaksin jenis Qdenga ini yang akan menjadi salah satu strategi penanggulangan DBD di Indonesia.

Dengan demikian, Vaksin DBD sangat berbahaya dan mematikan bagi anak-anak adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

= = =

Referensi:

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/12/11/162800082/-hoaks-vaksin-demam-berdarah-dengue-berbahaya?page=all#page2

https://www.who.int/groups/global-advisory-committee-on-vaccine-safety/topics/dengue-vaccines/safety-update

https://www.pom.go.id/penjelasan-publik/penjelasan-badan-pom-ri-terkait-isu-keamanan-vaksin-dengue-demam-berdarah-2

https://www.pom.go.id/siaran-pers/persetujuan-izin-edar-vaksin-dengue-qdenga-untuk-usia-6-45-tahun

= = =