Informasi menyesatkan. Faktanya, Pengajar dan peneliti Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Adi Utarini menyatakan bakteri Wolbachia ini tidak berbahaya bagi manusia, tapi mampu membuat nyamuk tidak menularkan demam berdarah dari gigitannya.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
===========================================
Kategori: Konten yang Menyesatkan
===========================================
Akun Twitter / X Nicho Silalahi (twitter.com/Nicho_Silalahi) pada 13 November 2023 membagikan sebuah vidoe dengan narasi:
“Prof Richard Claproth “Kondisi Negara Sedang Genting, Kita Punya Waktu Hingga 1 Desember”
Selengkapnya Simak di https://youtu.be/fwxEx_ILOFM?si=_QW6C4h3tF6RxS_y
Sebarkan Agar Rakyat Menolak Nyamuk² Import di Sebarkan Di Negri Kita.”
Sumber: https://archive.cob.web.id/archive/1700202150.709107/index.html (Arsip)
===========================================
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya klaim bahwa kondisi Indonesia sedang genting karena penyebaran nyamuk-nyamuk Wolbachia merupakan klaim yang menyesatkan.
Faktanya, Pengajar dan peneliti Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Adi Utarini menyatakan bakteri Wolbachia ini tidak berbahaya bagi manusia, tapi mampu membuat nyamuk tidak menularkan demam berdarah dari gigitannya.
Dilansir dari artikel berjudul [SALAH] “Penyebaran nyamuk wolbachia adalah misi bill gates, menyebabkan kerusakan genetik” yang terbit di turnbackhoax.id pada 16 November 2023, menurut dr. R.A. Adaninggar Primadia Nariswari, Sp.PD atau yang di kerap disapa dr. Ningz melalui akun TikToknya, bakteri Wolbachia merupakan bakteri yang secara alami ada di dalam tubuh beberapa serangga seperti kupu-kupu, ngengat, capung, lalat buah, bukan hasil rekayasa.
Prof. dr. Adi Utarini menjelaskan bahwa Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh alami diserangga terutama nyamuk, kecuali nyamuk aedes aegypti. Bakteri Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue, sehingga apabila ada nyamuk aedes aegypti menghisap darah yang mengandung virus dengue akan resisten sehingga tidak akan menyebar ke dalam tubuh manusia. Selain efisien dan efektif, ia memastikan Wolbachia aman, gigitannya tidak akan berdampak terhadap kesehatan manusia.
Efektivitas wolbachia sendiri telah diteliti sejak 2011 yang dilakukan oleh WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija. Penelitian dilakukan melaui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti berwolbachia dalam skala terbatas (2011-2015).
Peneliti yang kerap disapa Prof. Uut ini memaparkan perjalanan penelitian WMP Yogyakarta. Persiapan keamanan dan kelayakan dilakukan di tahun 2011, kemudian pelepasan terbatas di 2014, kajian risiko di 2016, penelitian quasi-experimental di 2016, dan penelitian Randomised Controlled Trial pada 2017-2020. Teknologi Wolbachia ini kemudian diimplementasikan di Sleman dan Bantul, bekerja sama dengan pemerintah kabupaten melalui Dinas Kesehatan di tahun 2021 dan 2022.
“Setelah hasil uji efikasi Wolbachia selesai di Agustus 2020, saat ini kami fokus dalam implementasi teknologi Wolbachia di Kabupaten Sleman melalui program Si Wolly Nyaman, Wolbachia-Nyamuk Aman Cegah DBD di Sleman. Dalam program ini kami bekerja sama dengan Pemkab Sleman melalui Dinas Kesehatan Sleman,” jelasnya.
Studi ini menjadi terobosan bagi organisasi yang ia bantu. Adi Utarini menjadi yang pertama membuktikan teknik ini berhasil menurunkan tingkat penyakit di lingkungan masyarakat. Bersama tim WMP Yogyakarta, Adi Utarini berhasil menurunkan kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta sebesar 77%.
“Penelitian WMP Yogyakarta, sudah menghasilkan bukti bahwa di wilayah yang kita sebari nyamuk angka denguenya menurun 77,1% dan angka hospitalization karena dengue berkurang 86,1%. Intervensi ini efektivitasnya lebih bagus daripada vaksin dengue,” Ujar Prof. Uut.
Prof. Uut menambahkan, keberadaan inovasi teknologi Wolbachia tidak serta merta menghilangkan metode pencegahan dan pengendalian dengue yang telah ada di Indonesia. Masyarakat tetap diminta untuk melakukan gerakan 3M Plus seperti Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang serta tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
REFERENSI
https://turnbackhoax.id/2023/11/16/salah-penyebaran-nyamuk-wolbachia-untuk-membentuk-genetik-lgbt-melalui-nyamuk-tersebut/
https://inet.detik.com/science/d-6877257/adi-utarini-ilmuwan-indonesia-yang-mendunia-karena-penelitian-nyamuk
https://www.tiktok.com/@dokterningz/video/7301855961306729733
https://ugm.ac.id/id/berita/23218-wolbachia-inovasi-dalam-pengendalian-dengue-global/
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220722/3340692/wolbachia-inovasi-baru-cegah-penyebaran-dbd/
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/inovasi-wolbachia-berhasil-turunkan-penyebaran-dengue