Faktanya, laporan dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) yang terbit pada 12 Mei 2022 menyatakan bahwa efektivitas vaksin booster Pfizer setelah dua sampai empat minggu berada di angka 65 sampai 75%.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
===========================================
Kategori: Konten yang Menyesatkan
===========================================
Beredar video CEO Pfizer Albert Bourla yang dihadang dan ditanyai oleh sejumlah orang ketika sedang berjalan di sebuah jalan di Davos, Swiss.
Pada detik ke 0:40, seseorang di video itu bertanya ke Albert Bourla dengan pertanyaan sebagai berikut:
“”Is it time to apologise to the world, sir? To give refunds to the countries that borrowed their money into a vaccine that doesn’t work. An ineffective vaccine. Are you not ashamed of what you’ve done in the last couple of years?” atau yang jika diterjemahkan:
“Apakah sudah waktunya untuk meminta maaf kepada dunia, Pak? Untuk memberikan pengembalian uang kepada negara-negara yang meminjam uang mereka ke dalam vaksin yang tidak berfungsi. Vaksin yang tidak efektif. Apakah Anda tidak malu dengan apa yang telah Anda lakukan dalam beberapa tahun terakhir?”
Sumber: https://archive.ph/iOxUb
===========================================
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa vaksin Pfizer merupakan vaksin yang tidak berfungsi atau tidak efektif merupakan klaim yang menyesatkan.
Faktanya, laporan dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) yang terbit pada 12 Mei 2022 menyatakan bahwa efektivitas vaksin booster Pfizer setelah dua sampai empat minggu berada di angka 65 sampai 75%.
Dikutip dari artikel berjudul “[SALAH] Efektivitas Vaksin Pfizer Hanya Sebesar 12%” yang terbit di situs turnbackhoax.id pada 29 Juni 2022, artikel Covid-19 Data Sciene berjudul “Do the recent 80k pages of Pfizer documents released really show vaccine efficacy was only 12%?” yang ditulis oleh Jeffrey Morris mengungkapkan bahwa klaim efektivitas vaksin Pfizer hanya sebesar 12% didasari oleh investigasi Sonia Elijah di Substack pada 4 April 2022. Namun, investigasi tersebut menyesatkan tanpa pengujian ilmiah dan hanya didasari dari interpretasi dokumen lama bulan Desember 2020.
Mengutip dari Full Fact, uji klinis awal pada April 2021 menunjukkan bahwa kemanjuran vaksin Pfizer adalah 95% di antara peserta uji coba yang sebelumnya tidak dites positif Covid-19, dan 94,6% untuk mereka yang sudah dan belum dites positif sebelum 7 hari setelah menerima dosis kedua mereka.
Namun, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menunjukkan bahwa vaksin Pfizer kurang efektif dalam mencegah penyakit bergejala dengan varian Omicron dibandingkan dengan virus SARS-CoV-2 asli, dengan perlindungan yang berkurang seiring waktu. Laporan dari UKHSA pada 12 Mei 2022 tentang efektivitas vaksin dalam melawan penyakit simptomatik menyatakan sebagai berikut:
“Dengan 2 dosis, efektivitas Pfizer atau Moderna turun dari sekitar 65 sampai 70% menjadi sekitar 15% pada 25 minggu setelah dosis kedua. Dua hingga 4 minggu setelah dosis booster vaksin Pfizer atau Moderna, efektivitas berkisar antara 60 hingga 75%, turun hingga hampir tidak berpengaruh lebih dari 20 minggu setelah booster.”
REFERENSI
https://turnbackhoax.id/2022/06/29/salah-efektivitas-vaksin-pfizer-hanya-sebesar-12/
https://www.covid-datascience.com/post/do-the-recent-80k-pages-of-pfizer-documents-released-really-show-vaccine-efficacy-was-only-12
https://fullfact.org/health/pfizer-vaccine-efficacy/