MENYESATKAN, berisi pembacaan artikel dengan mengganti aspek yang berkaitan dengan Ukraina dan Rusia menjadi Australia dan Indonesia. FAKTA: selain mengganti bagian tertentu artikel, video berisi potongan-potongan video dari peristiwa yang TIDAK berkaitan.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
KATEGORI: Konten yang Menyesatkan.
SUMBER: Facebook, https://archive.ph/DvJwC (arsip cadangan).
NARASI: “Bela Indonesi4…!!! Jerm4n tiba2 surati Austr4li4 segera menyerah, Jika tak mau jadi ukraina ke dua”.
PENJELASAN
Berdasarkan 7 Jenis Mis- dan Disinformasi oleh First Draft News, termasuk “Konten yang Menyesatkan: Penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu”. [1]
SUMBER membagikan konten yang isinya menimbulkan kesimpulan yang MENYESATKAN. FAKTA: video berisi pembacaan artikel dengan mengganti aspek yang berkaitan dengan Ukraina dan Rusia menjadi Australia dan Indonesia. Selain mengganti bagian tertentu artikel, video berisi potongan-potongan video dari peristiwa yang TIDAK berkaitan.
Verifikasi Video
Potongan video yang digunakan oleh SUMBER adalah pidato pengunduran diri Boris Johnson yang TIDAK berkaitan dengan tema yang diangkat di video, dengan terjemahan yang TIDAK sesuai dengan arti yang sebenarnya. Salah satu video yang identik dengan yang digunakan oleh SUMBER, BBC News di YouTube: “#BBCNews #Politics #UK UK Prime Minister Boris Johnson has given his resignation address to the nation. “It is clearly now the will of the parliamentary Conservative Party that there should be a new leader of the party and therefore a new prime minister,” he said outside Downing Street. Johnson said the process of choosing the new leader should begin now and the timetable will be announced next week.” [2]
Salah satu sumber artikel yang dibaca di video, CNBC Indonesia: “Pemerintah Jerman disebut ingin Ukraina menyerah dengan cepat ke Rusia. Hal ini terungkap dari wawancara mantan perdana menteri (PM) Inggris, Boris Johnson dengan CNN Portugal yang terbit awal pekan ini. Dikutip Newsweek, Johnson mengklaim Berlin ingin situasi diselesaikan “secepatnya ketika kelompok taktis batalion Rusia berkumpul”. Ini menjelang serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu. “Saya akan memberi tahu Anda hal yang mengerikan, pandangan Jerman pada satu tahap,” katanya dikutip Kamis (24/11/2022).” [3]
Referensi Lainnya yang Berkaitan
Salah satu video lainnya dengan bagian yang identik dengan yang digunakan oleh SUMBER, KOMPASTV di YouTube: “KEPULAUAN RIAU, KOMPAS.TV – TNI Angkatan Laut (TNI AL) menggelar Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) tahun 2021 secara besar-besaran di Pantai Todak Dabo Singkep, Kepulauan Riau, Senin (25/10/2021). Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan profesinalitas Sumber Daya Manusia (SDM) TNI AL dalam mengoperasikan persenjataan yang canggih. Selain itu, diharapkan latihan ini dapat menciptkana rasa aman terhadap kedaulatan wilayah perairan Indonesia. Latihan ini melibatkan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AL yang terdiri dari Kapal perang (KRI) berbagai jenis, Pesawat udara (Pesud), dan Kendaraan tempur (Ranpur) Marinir serta ribuan pasukan.” [4]
Sumber artikel CNBC Indonesia, Newsweek: “The German government wanted Ukraine to “fold” quickly if Russia invaded, according to former British Prime Minister Boris Johnson. Speaking to CNN Portugal on Monday, Johnson claimed Berlin wanted the situation resolved “quickly,” as “Russian battalion tactical groups” massed, ahead of the invasion of Ukraine which began on February 24. He said: “I’ll tell you a terrible thing, the German view was at one stage that if it were going to happen, which would be a disaster, then it would be better for the whole thing to be over quickly and for Ukraine to fold.” [5]
Sumber artikel Newsweek, CNN: “Former British Prime Minister Boris Johnson has claimed France was “in denial” about the prospect of a Russian invasion of Ukraine, and accused the German government of initially favoring a quick Ukrainian military defeat over a long conflict. Johnson told CNN’s partner network CNN Portugal on Monday that the attitudes of Western nations varied widely before Moscow launched its all-out invasion of Ukraine on February 24, singling out three leading EU countries in comments that are unlikely to be welcomed in European capitals.” [6]
REFERENSI
[1] firstdraftnews.org: “Memahami gangguan informasi” (Google Translate), https://bit.ly/3wHx0lO / https://archive.ph/iCp3w (arsip cadangan).
[2] youtube.com: “UK Prime Minister Boris Johnson delivers resignation speech – BBC News”, https://bit.ly/3jKDyNS / https://archive.ph/aAx58 (arsip cadangan).
[3] cnbcindonesia.com: “Boris Johnson: Jerman Ingin Ukraina Menyerah ke Rusia”, https://bit.ly/3jWyE0e / https://archive.ph/qWDJM (arsip cadangan).
[4] youtube.com: “TNI AL Gelar Latihan Operasi Amfibi Besar-Besaran”, https://bit.ly/3QiS4IS / https://archive.ph/3N4KH (arsip cadangan).
[5] newsweek.com: “Germany Wanted Ukraine to Surrender to Russia, Boris Johnson Claims”, https://bit.ly/3VTQK0e / https://archive.ph/Kel7P (arsip cadangan).
[6] cnn.com: “Boris Johnson claims France was ‘in denial’ before Russia’s invasion of Ukraine”, https://bit.ly/3vIsu6E / https://archive.ph/zBJg4 (arsip cadangan).