Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR
Judul tidak sesuai dengan isi video. Dalam video berdurasi 10 menit 18 detik tersebut, berisikan kritik kinerja kepada Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Di antaranya seperti kasus korupsi yang belum tuntas, pengadaan formula E, proyek-proyek yang dinilai tidak jelas, dst.
Selengkapnya baca di PENJELASAN dan REFERENSI.
=====
KATEGORI: Konten yang Menyesatkan
=====
SUMBER: YouTube
https://archive.vn/XPjsB
=====
NARASI:
BREAKING NEWS
ANIES BASWEDAN KRITIS!! KUTUKAN AHOK BENAR BENAR JADI KENYATAAN
(viral) ~ Innalilahi ! ! lagi lagi kutukan ahok memakan korban
=====
PENJELASAN:
Beredar postingan di YouTube oleh akun bernama POLITIK INDONESIA, memposting video dengan thumbnail yang menyatakan bahwa Anies Baswedan sedang kritis karena kutukan Ahok. Video yang berdurasi 10 menit 18 detik tersebut memperlihatkan gambar Anies Baswedan sedang di rawat di rumah sakit.
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait dengan menyimak keseluruhan isi video, diketahui judul video tidak sesuai dengan isinya. Keseluruhan video membahas mengenai kritik yang dilontarkan kepada Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI.
Narasi dalam video, sama persis dengan artikel yang berasal dari website bernama seword.com, dengan judul artikelnya “Saatnya Kutukan Ahok Menimpa Anies!”. Artikel tersebut sebenarnya adalah artikel opini yang berisi kritikan penulis atas kinerja Anies Baswedan.
Penulis artikel menilai banyak kinerja Anies Baswedan yang tidak baik, seperti banyaknya kasus korupsi yang tidak tuntas, kasus formula E, program OK OCE, dan berbagai proyek yang dinilai tidak jelas manfaatnya.
Mengenai kondisi Anies Baswedan, Dalam akun Instagram resminya, Anies Baswedan terlihat baik-baik saja dan dalam kondisi prima.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim POLITIK INDONESIA adalah tidak benar dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
=====
REFERENSI:
https://www.google.com/amp/s/seword.com/politik/saatnya-kutukan-ahok-menimpa-anies-toDWePoCKl
=====
Penulis: Ani Nur MR
Editor: Bentang Febrylian