Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)
BUKAN foto suami istri yang tewas tergantung di Jembatan Sungai Kalundang, Labuhan Batu. Foto itu adalah foto pasangan suami istri bunuh diri di Blitar.
=====
KATEGORI: Konteks yang Salah
=====
NARASI:
“Innalilahi Wa Inna Ilaihi Raji’un 😭….Tak Sanggup Menahan Beban Hidup, Sepasang Suami Istri G4ntung Diri Diatas Sungai
Sepasang suami istri ditemukan tewas gantung diri di Jembatan Sungai Kalundang, Desa Kampung Padang, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhan Batu, pada Sabtu pagi.”
=====
SUMBER: Media Daring
https://archive.ph/7yLQu
=====
PENJELASAN:
Beredar sebuah artikel dengan narasi bahwa sepasang suami istri ditemukan tewas gantung diri. Adapun nama korban bernama Herman Ginting (58) dan istrinya Sarinah (56), warga Dusun Tasik Dua, Desa Pasir Tuntung, Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhan batu Selatan. Artikel juga disertai foto pasangan suami istri dengan baju biru dan hijau tergantung di pohon yang berada di atas sungai.
Berdasarkan penelusuran, artikel ini termasuk dalam hoaks kategori konteks yang salah. Dilansir melalui Kompas.com , terdapat luka sayatan di leher jasad suami istri, Herman Ginting (58) dan Sarinah (56), yang tergantung di Jembatan Sei Kalundang, Susun Aek Nauli, Labuhanbatu, Sabtu (2/11/2019). Hal itu diketahui dari hasil visum di RSUD Rantauprapat. Pada jasad kedua korban juga tidak ditemukan tanda-tanda kematian karena bunuh diri dengan cara gantung diri.
Terkait foto yang dipasang dalam artikel tersebut, diketahui dari palingseru.com pasangan suami istri yang memakai baju biru dan hijau tersebut adalah jasad pasangan suami istri Meseno (52) dan Siti Nafiah (51). Aksi gantung diri di atas sungai yang dilakukan pasangan suami istri (Pasutri) asal Blitar tersebut diduga bermotif perselingkuhan.
Dugaan perselingkuhan warga Dusun Wonorejo Desa Slemanan Kec Udanawu ini diamini oleh anak-anaknya. Salah satunya Inaliyati dan suaminya, Agus Saifudin. Agus Saifudin mengaku sudah mengetahui niatan sang mertua untuk meninggal bersama-sama dengan istrinya.
Editor: Adi Syafitrah