Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Faktanya sampai saat ini belum ada hasil penelitian yang dapat membuktikan kematian pasca vaksin memang disebabkan oleh vaksin secara langsung. Kasus kematian pasca vaksinasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, hormon, dan penyakit bawaan.
Selengkapnya ada di penjelasan.
=====
[KATEGORI]: MISLEADING CONTENT/Konten Menyesatkan
=====
[SUMBER]: TIKTOK
archive.fo/Adfk4
=====
[NARASI]:
“Siapa saja yang berusia 70 tahun keatas yang mengambil VAKSIN mRNA ini, mungkin akan meninggal dalam jangka waktu 2 atau 3 tahun kedepan”
=====
[PENJELASAN]:
Beredar sebuah video di media sosial Tiktok yang berisi informasi tentang dampak vaksin mRNA. Salah satu pernyataan di dalam video menyebutkan bahwa vaksin mRna untuk Covid-19 dapat menyebabkan seorang lansia diatas 70 tahun meninggal dunia setelah 2 sampai 3 tahun pasca vaksinasi.
Namun setelah ditelusuri, pernyataan tentang dampak vaksin mRna yang ada di dalam video mengandung kekeliruan. Sampai saat ini, belum ada kasus atau hasil penelitian yang dapat menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 mRNA dapat menyebabkan kematian secara langsung kepada penerima vaksin.
Melansir dari artikel Suara.com, para ahli vaksinasi China menyerukan untuk berhati-hati dengan vaksin Covid-19 dari messenger RNA atau mRNA setelah adanya laporan Badan Produk Terapi Swiss (Swissmedic) bahwa terdapat 16 kasus kematian lansia di Swiss setelah divaksin Pfizer dan Moderna. Swissmedic juga menduga ada sekitar 364 kasus dampak buruk vaksin, dengan 199 berkaitan dengan vaksin Pfizer, dan 154 dengan Moderna. Rata-rata usia yang meninggal adalah 86 tahun dan kebanyakan dari mereka memiliki penyakit komorbid. Namun, tidak ada bukti bahwa vaksin adalah penyebab kematian.
Di beberapa kasus, kematian pasca vaksinasi memang pernah terjadi. Namun menurut para ahli, vaksin tidak berperan secara langsung sebagai penyebab kematian. Kematian pasca vaksin dapat terjadi karena beberapa hal seperti, tingkat usia, hormon, dan penyakit bawaan. Mendukung hal tersebut, berdasarkan data dari CDC pada145 juta dosis di AS (14 Desember 2020 – 25 Maret 2021) menyatakan ada 2.509 kematian (0,0017 persen) kematian bagi orang yang sudah divaksin. Namun CDC merilis data dengan mempertimbangkan akta kematian, otopsi, dan catatan medis tidak ada bukti bahwa vaksin berkontribusi pada kematian.
Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, klaim yang menyatakan bahwa vaksin mRNA dapat menyebabkan kematian pada lansia berusia 70 keatas adalah klaim keliru dan termasuk hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
=====
[REFERENSI]:
https://indonesiare.co.id/id/article/risiko-myokarditis-pada-penerima-vaksin-mrna
=====
Editor: Bentang Febrylian