Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (UIN Raden Mas Said Surakarta).
Klaim pada gambar tidak benar. Faktanya, anak pada gambar tersebut bukan diculik dan dijadikan pengemis tapi anak yang tersesat.
Selengkapnya pada penjelasan!
= = = = =
KATEGORI: Konteks yang Salah
= = = = =
SUMBER: Facebook
https://archive.ph/Kwywq
= = = = =
NARASI:
“Mohon maaf kawanku kali ini aku posting berita anak kecil yang diculik dan dijadikan pengemis, dan sekarang berada di Polsek Sidoarjo, mohon berita ini di share ke group media sosial anda agar segera ditemukan keluarganya trimakasih”
= = = = =
PENJELASAN:
Akun Facebook Slamet Mayongs memposting sebuah gambar seorang anak kecil dan seorang perempuan yang berlokasi di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Postingan yang diunggah pada 15 November 2021 pukul 14.11 mengklaim anak diculik dan dijadikan seorang pengemis.
Setelah ditelusuri menggunkan Yandex ditemukan gambar serupa pada salah satu artikel Merdeka.com berjudul “CEK FAKTA: Hoaks, Kabar Anak Diculik dan Dijadikan Pengemis di Sidoarjo”. Pada artikel tersebut Kapolsek Buduran Sidoarjo Kompol Samirin menjelaskan bahwa anak yang ada di foto merupakan anak tersesat dan sempat diselamatkan oleh polisi.
Anak yang bernama Hasbi Noval Ramadan tersebut ditemukan warga di jalan Raya Buduran kemudian warga mengantarkan anak tersebut ke Polsek Buduran. Setelah mendapatkan informasi alamat rumahnya di Desa Banjarkemantren Kecamatan Buduran Sidoarjo polisi lalu mengantarkanya pulang. Lebih lanjut Nyoman Dani, neneknya juga menjelaskan bahwa cucunya bukan korban penculikan.
Dengan demikian, narasi pada postingan tersebut tidak benar. Anak pada foto tersebut bukan diculik dan dijadikan pengemis tapi tersesat, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konteks yang salah.
REFERENSI:
https://m.merdeka.com/cek-fakta/cek-fakta-hoaks-kabar-anak-diculik-dan-dijadikan-pengemis-di-sidoarjo.html
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4650931/cek-fakta-hoaks-pesan-berantai-sebut-anak-kecil-diculik-dan-dijadikan-pengemis-di-sidoarjo
Penulis: Luthfiyah Oktari Jasmien
Editor: Bentang Febrylian