Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Faktanya menggantikan NaCl dengan garam untuk mencuci hidung adalah informasi yang tidak sesuai dengan ketentuan medis.
Selengkapnya ada di penjelasan.
=====
[KATEGORI]: MISLEADING CONTENT/Konten Menyesatkan
=====
[SUMBER]: WHATSAPP
[NARASI]:
Virus Covid-19 itu begitu kuat melekat di dasar tabung lab. Berbagai cara melepaskannya tidak berhasil. Kuat sekali. Maka drh Indro memasukkan cairan NHCL.
Berbagai kadar NHCL sudah dicoba. Akhirnya ia menemukan: NHCL kadar 0,9 yang bisa melepaskan virus itu dari dasar tabung. Dan menghancurkannya.
Tentu rakyat akan sulit kalau berurusan dengan NHCL. Apalagi harus di kadar 0,9. Maka drh Indro membuat rumus yang sesuai dengan pemahaman rakyat: satu sendok-makan garam itu sama dengan 10 gram. Kalau dimasukkan ke air 1 liter berarti kadarnya sekitar 0,9. Kurang dari itu tidak ampuh. Kelebihan sedikit tidak apa-apa.
Penjelasan itu begitu mudah dipahami.
Bolehkah kita langsung beli NHCL 0,9 dari apotek? Tidak perlu beli garam?
“Boleh. Tapi lebih baik pakai garam krosok,” katanya.
Berarti bagi yang merasa belum terkena Covid baik juga melakukan itu. Setidaknya tiga hari sekali –siapa tahu ada virus yang masuk ke hidung dan belum pindah ke paru.
=====
[PENJELASAN]:
Beredar sebuah informasi melalui pesan berantai di media sosial Whatsapp yang menyatakan bahwa virus Covid-19 akan hilang jika mencuci hidung dengan garam dapur. Hal ini pun diklaim telah dilakukan juga oleh Nick Nurrachman, mantan komisaris Kimia Farma.
Namun setelah dilakukan penelusuran, informasi mencuci hidung dengan garam dapur adalah informasi hoaks. Melansir dari pendapat Tonang Dwi Adryanyo, ahli patologi klinis di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menjelaskan bahwa larutan NaCl memang bisa membersihkan kotoran di lubang hidung, namun tidak dapat membunuh virus.
“Yang bersih adalah virus-virus yang sudah mati dan sel-sel mati. Virus yang masih hidup dalam sel tidak ikut terbersihkan,” ungkapnya.
Menurut penjelasan WHO di situs covid.go.id, membersihkan hidung secara teratur dengan larutan garam, bisa membantu orang pulih dari penyakit flu biasa, namun tidak bisa menyembuhkan infeksi pernapasan seperti penyakit COVID-19.
Pokja Molekuler dari Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn), dr Basti Andriyoko, pun turut menjelaskan bahwa larutan NaCl hanya dapat membersihkan permukaan luar seperti bekas luka dan membilas hidung. Tujuan membilas hidung agar bersih dari kotoran hidung seperti lendir dan kotoran yang padat. Cara pembilasan itupun harus dilakukan dengan pengawasan medis.
Menurut dr. Fikry Hamdan Yasin SpTHT KL(K), yang berpraktik di RS Eka Hospital BSD, menegaskan terapi cuci hidung ini tak bisa dilakukan dengan bahan sembarangan. Cairan terbaik untuk membersihkan hidung adalah NaCL( natrium klorida) dengan konsentrasi 0,9%.
Cairan NaCL 0,9% sebaiknya tidak diganti dengan bahan lainnya, seperti garam dapur, karena justru dapat merusak mukosa hidung.
“Penggunaan garam tidak dibenarkan, karena konsentrasinya tidak tepat. Ini bisa menyebabka mukosa atau lapisan hidung menjadi rusak atau iritasi,” jelas dr. Fikry yang juga berpraktik di RSCM, Jakarta.
Perihal Nick Nurahman yang disebut-sebut melalukan hal yang sama pun tidak ada konfirmasi yang jelas. Tidak ada berita apapun yang menyatakan bahwa Komisaris Pelindo ini juga melakukan metode terapi seperti yang disebutkan di atas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi yang menyatakan bahwa mencuci hidung dengan garam dapat membunuh virus Covid-19 adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
=====
[REFERENSI]:
https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/29/080100623/cuci-hidung-dengan-air-garam-disebut-bisa-menghilangkan-virus-corona
=====
[LANJUTAN NARASI]:
Virus covid langsung hancur.. Sdh teruji…
Protokol Rakyat
19 July 2021
Oleh : Dahlan Iskan
CARA ahli virus ini tampil di YouTube sangat merakyat. Pun bahasanya, bahasa rakyat. Dicampur bahasa Jawa –ia alumnus SMAN 3 Semarang.
Sekilas ia bukan seperti ahli virus. Mirip orang desa pada umumnya. Duduknya santai, sambil merokok, dan hanya pakai kaus.
Tapi penjelasannya menarik. Ia mengistilahkan cara yang ditemukannya itu sebagai ”protokol rakyat”.
Menurutnya, rakyat berhak punya protokolnya sendiri.
Nama ahli virus itu, Anda sudah tahu: Indro Cahyono. Ia dokter hewan. Lulusan Universitas Gadjah Mada Jogja. Begitu banyak ahli virus yang latar belakangnya dokter hewan. Prof Dr Fedik Abdul Rantam, ketua Tim Vaksin Merah Putih Unair adalah juga dokter hewan. Prof Nidom ahli vaksin pendukung VakNus itu juga dokter hewan.
”Protokol Rakyat” itu sederhana sekali. Juga murah sekali. Indro bisa mempertanggungjawabkan secara ilmiah.
”Protokol Rakyat” itu didasari oleh penelitiannya sendiri pada virus Covid-19. Di sebuah lab di Bogor. Berbulan-bulan.
Memang cara drh Indro menyampaikan ”Protokol Rakyat” itu seperti tidak ilmiah dan seperti bukan dari seorang ilmuwan.
Padahal ia seorang ilmuwan virus. Setelah jadi peneliti virus lebih 5 tahun, Indro ke University of Adelaide, Australia. Untuk memperdalam virology. Ia jadi student by research. Tidak harus kuliah. Ikut riset di sana. Bersama profesor-profesor virology di University of Adelaide.
Indro mempelajari gabungan molekular genetik dan sifat keganasan isolate virus dari paramyxovirus ,virus ND asal Indonesia
Peralatan ”Protokol Rakyat” dari drh Indro itu sangat sederhana: sendok makan, botol plastik, baskom cuci baju, botol kecap atau botol cuka, dan corong kertas. Bahannya hanya dua macam: garam krosok dan air mineral.
Harga garam itu hanya Rp 3.000/kg. Harga air mineralnya Anda sudah tahu.
Jenis garam yang dipakai harus garam asli. Disebut garam krosok. Yang murah itu. Yang belum diolah di pabrik. Yang belum dicampur yodium.
Drh Indro menghindari bahasa ilmiah: NHCL. Rakyat tahunya ya garam krosok. Padahal maksudnya sama.
Caranya: garam satu sendok makan (sampai menggunung di sendok) dimasukkan ke dalam air 1 liter. Lalu dikocok sampai tercampur jadi air.
Air NHCL itu dimasukkan ke botol kecap atau botol cuka. Yang tutupnya berlubang kecil itu. Satu liter itu bisa dipakai beberapa kali.
Cara memakainya: duduklah di kursi. Anda pangku baskom besar untuk cuci baju. Atau baskom itu Anda taruh di meja di depan Anda. Lalu Anda ambil botol kecap yang sudah berisi NHCL tersebut. Tundukkan sedikit kepala. Miringkan ke kiri. Masukkan lubang tutup botol kecap itu ke lubang hidung kanan. Semprotkan NHCL ke dalam hidung –dengan cara memencet botolnya. Tiga atau lima kali. NHCL yang Anda semprotkan ke lubang kanan itu akan keluar di lubang kiri –jatuh ke baskom yang Anda pangku.
Lantas miringkan kepala ke kanan. Masukkan NHCL ke lubang hidung kiri. Air NHCL itu akan keluar dari lubang kanan, tumpah ke baskom.
Bisa juga tidak perlu pakai baskom. Anda bisa melakukan dengan cara duduk di kursi di dekat watafel. Wastafel itulah baskomnya. Seperti yang dilakukan Nick Nurrachman –komisaris Pelindo II yang dulu komisaris Kimia Farma.
Nick melakukan itu tiap empat jam sekali di siang hari. Dalam tiga hari Covidnya negatif. Pekan lalu.
Syaratnya Anda harus tahu kapan virus mulai masuk ke hidung. Atau ke mulut Anda. Protokol Rakyat itu harus dilakukan sebelum hari ke 5 terkena Covid. Yakni sebelum virusnya pindah ke paru atau ke bagian lain tubuh.
Drh Indro orang yang santai. Ia orang yang mandiri. Kini ia memilih sebagai konsultan independen virology.
Sampai sekarang pun ia belum mau membuat tesis –sehingga belum bisa mendapat gelar S-2. Dan ia tidak peduli. “Sekarang pun kalau saya mau membuat tesis masih diterima,” katanya. “Saya masih tetap menjadi partner riset profesor virology di University of Adelaide,” tambahnya.
Tanpa ijazah S-2 ribuan orang sudah merasakan hasil risetnya. Ratusan ribu orang melaporkan hasil baik dari menjalankan protokol rakyat drh Indro. (Dahlan Iskan)