Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, tidak ada pengelompokan nilai CT (Cycle Threshold) pada tes PCR Covid-19 dan nilai tersebut tidak dapat dipakai untuk menentukan derajat keparahan gejala, kesembuhan, atau daya penularan pada pasien Covid-19.
Selengkapnya di bagian penjelasan.
=====
Kategori: Konten yang Menyesatkan
====
Sumber: WhatsApp
====
Narasi:
“Edukasi tentang PCR yg sangat menakutkan.
Jangan panik kalo hasil PCR positif doang, minta juga hasil CT nya.
Bagaimana membaca nilai CT dan kesimpulannya:
CT 0 – 11 hasil lab invalid
CT 12 – 20 buanyak virus
CT 21 – 30 fase penyembuhan
CT 31 – 40 sembuh”
[…]
(Narasi dilanjutkan setelah bagian referensi)
====
Penjelasan:
Telah beredar pesan berantai melalui WhatsApp berisi informasi terkait nilai CT (Cycle Threshold) pada tes PCR Covid-19. Dalam pesan tersebut, nilai CT dikelompokkan dalam beberapa kategori untuk menentukan kesembuhan pasien Covid-19.
Berdasarkan hasil penelusuran, informasi kategori nilai CT itu tidak benar. Melalui unggahan akun Twitter resmi @PBIDI, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengonfirmasi bahwa tidak ada pengelompokan berdasarkan nilai CT dan nilai CT tidak dapat dibandingkan antar lab karena ada perbedaan dalam metode, alat, reagen, beserta sampel yang diperiksa. Selain itu, ditegaskan juga berapapun nilai CT apabila hasil tes PCR menunjukkan positif, maka harus menjalani isolasi dan berkonsultasi dengan dokter.
Hal serupa dijelaskan oleh Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, Dr. Jaka Pradipta. Mengutip dari Suara, Dr. Jaka memaparkan, nilai CT bukanlah tolak ukur kesembuhan pasien Covid-19 dan juga bukan patokan apakah sesorang masih bisa menularkan Covid-19 . Hal ini disebabkan nilai CT dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor selain jumlah virus yang ditemukan dalam sampel tes PCR.
“Itu mitos dan menyesatkan, yang kita lihat adalah gejalanya dan perbaikan. Kemudian pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, radiologi, dan yang paling penting sudah menyelesaikan isolasi minimal 10 hari, atau 14 hari. Kalau itu semua bagus, baru itu namanya sembuh. Contohnya, semakin dalam diperiksa, maka CT value-nya semakin turun. Mesinnya yang berbeda juga akan mempengaruhi hasil yang berbeda, proses penyimpanan dan proses pengerjaan akan menghasilkan pemeriksaan CT value yang berbeda. Jadi nilai CT value itu bukan acuan, banyak pasien kritis dengan CT value tinggi dan bahkan pasien tanpa gejala CT value-nya rendah. Jadi jangan hiraukan CT value,” jelas Dr. Jaka, melalui siaran kanal YouTube Mayapada Hospital yang dikutip oleh suara.com (17/7/2021).
Dari berbagai fakta di atas, pesan yang beredar melalui WhatsApp itu dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.
====
Referensi:
https://twitter.com/PBIDI/status/1415876155521961988
====
(Lanjutan narasi)
[…]
“PCR tidak perlu diulang ulang karena tes PCR tidak bisa membedakan fragmen virus yg hidup atau mati.
Kalau hasil PCR tidak disertakan CT value mohon diminta, jangan terjebak dlm kebodohan.
Jadi jangan panik kalo hasil PCR positif doang, bukan vonis mati.”
Editor: Bentang Febrylian