Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Klaim tersebut keliru. Sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa chemtrails itu benar-benar ada dan maksud dari chemtrails tersebut. Hal ini masih merupakan teori konspirasi yang berkembang sejak tahun 90an.
Selengkapnya ada di penjelasan.
=====
[KATEGORI]: MISLEADING CONTENT/Konten Menyesatkan
=====
[SUMBER]: WHATSAPP
archive.vn/8hmGm
=====
[NARASI]:
“DIDUGA… Penampakan Chemtrails (chemical trail atau bahan kimia berbahaya) di sepanjang jalan Pantura tadi pagi tidak lama setelah pesawat terbang rendah. Chemtrail adalah zat senyawa kimia asam yang sengaja dilepaskan di udara, efeknya orang mudah flu, batuk, demam, persendian lemas, dan linu. Dengan demikian orang-orang akan berbondong-bondong ke RS, dites…positif, dikasih obat RS, end…”
=====
[PENJELASAN]:
Sebuah video garis putih di langit Pantura beredar luas di media sosial. Bukan tanpa alasan, garis putih yang ada di dalam video ini menjadi viral karena diduga merupakan chemtrail (chemical trail) yang sengaja disemprotkan untuk membuat orang-orang menjadi sakit-sakitan, flu, demam, pegal linu, sampai positif virus. Dijelaskan bahwa garis tersebut muncul selang beberapa saat setelah sebuah pesawat lewat. Lalu apakah chemtrail itu benar-benar ada?
Chemical trail atau dikenal dengan sebutan chemtrail adalah sebuah teori konspirasi berupa garis putih di langit yang mirip dengan jejak asap pesawat (contrail), yang diduga sengaja dikeluarkan untuk menguasai cuaca, sampai usaha untuk memusnahkan populasi manusia di dunia. Teori ini mulai muncul dan beredar pada tahun 1990-an, sejak publikasi majalah Angkatan Udara Amerika tentang modifikasi cuaca.
Teori konspirasi chemtrails ini kemudian semakin berkembang karena memiliki kesamaan dengan modifikasi albedo (geoengineering) , yang telah diteliti oleh para ahli untuk menambahkan bahan ke atmosfer bumi agar mencerminkan lebih banyak sinar matahari kembali ke angkasa. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi perubahan iklim akibat akumulasi gas rumah kaca di dunia.
Banyak yang kemudian berpikir bahwa penelitian modifikasi albedo ini kemudian menjadi gagasan untuk membuat chemtrails atau chemical trail.
Seiring besarnya asumsi orang-orang tentang chemtrails ini, sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah apapun yang telah menjelaskan terkait kebenaran chemtrail ini. Para ahli kemudian hanya memberikan respon berupa penjelasan dan pembuktian ilmiah terkait peristiwa-peristiwa yang diduga chemtrails.
Pada tahun 2000, Federal Aviation Administration, otoritas penerbangan nasional AS, bekerja sama dengan Environmental Protection Agency (EPA), National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), membuat laporan rinci yang ditujukan untuk menghilangkan rumor chemtrails.
Pada tahun 2015, EPA mengeluarkan kembali terkait laporan tersebut yang berbunyi,
“Jika kelembaban tinggi (lebih besar dari yang dibutuhkan untuk kondensasi es terjadi), jejak asap (contrail) akan terjadi terus-menerus. Partikel es baru terbentuk dan akan terus muncul dalam ukuran tertentu, dengan mengambil air dari atmosfer sekitarnya. Selanjutnya proses ini akan menghasilkan garis berbentuk garis contrail hingga meluas untuk jarak luas di belakang pesawat terbang. Contrails persisten dapat bertahan selama berjam-jam saat muncul, dan melebar dari 200 meter hingga 400 meter. Contrails menyebar karena turbulensi udara yang diciptakan oleh pergerakan pesawat, perbedaan kecepatan angin sepanjang jalur penerbangan, dan kemungkinan melalui efek pemanasan matahari.”
Ada lagi bantahan dari David E. Thomas, Committee for Skeptical Inquiry. David membantah klaim konspirasi dari Jim Marss, mantan wartawan harian Forth Worth Star-Telegram, yang menyebutkan bahwa terdapat 6.8 part per million (ppm) barium dari kabut asap yang dihasilkan sebuah pesawat pada tahun 2007. Dimana angka itu telah melewati ambang batas aman yang diperkenankan oleh Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Amerika Serikat (EPA).
Dalam bantahannya, David menyatakan bahwa reporter televisi dan Jim salah membaca angka hasil uji laboratorium. Kenyataannya, David menulis di Sketical Inquirer, kadar barium pada kabut asap itu masih jauh di bawah ambang batas dari EPA.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teori tentang chemtrails masih belum dapat dikonfirmasi. Penampakan kabut pesawat yang ‘diduga’ chemtrails pun telah terlihat beberapa kali di Indonesia. Penampakan ini pun sering dikaitkan dengan peristiwa wabah kesehatan yang terjadi kala itu, seperti wabah flu burung. Namun lagi-lagi, teori ini belum bisa dibuktikan. Maka, narasi dan video yang menyatakan garis asap putih yang ada di langit Pantura adalah chemtrails yang dibuat untuk membuat orang-orang sakit hingga positif virua Covid-19 adalah hoaks kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
=====
[REFERENSI]:
https://news.detik.com/x/detail/sains/20160825/Konspirasi-untuk-Menguasai-Cuaca/
=====
Editor: Bentang Febrylian