Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Klaim tersebut SALAH. Faktanya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) urutan pertama genetik Virus Corona (SARS-CoV-2) dari China muncul pada 11 Januari, sehingga tidak mungkin perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19 sebelum munculnya pandemi.
= = =
Kategori: Konten yang Menyesatkan
= = =
Sumber: Media Online https://archive.is/LtqQW
= = =
Narasi:
“Confidential Documents reveal Moderna sent mRNA Coronavirus Vaccine Candidate to University Researchers weeks before emergence of Covid-19”
terjemahan:
“Dokumen Rahasia mengungkapkan Moderna mengirim Kandidat Vaksin Coronavirus mRNA ke Peneliti Universitas beberapa minggu sebelum munculnya Covid-19”
[Dilanjut Setelah Referensi]
= = =
Penjelasan:
Sebuah artikel online membagikan dokumen rahasia yang bocor dan disandingkan dengan sebuah informasi yang mengklaim bahwa Perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19 sebelum munculnya Covid-19.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut SALAH. Faktanya dokumen tersebut merupakan surat persetujuan untuk pengembangan vaksin yang melawan virus MERS-CoV, bukan virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab penyakit Covid-19.
Dilansir dari Kumparan.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan urutan pertama genetik Virus Corona (SARS-CoV-2) muncul di China pada 11 Januari, sehingga tidak mungkin perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19.
Seorang juru bicara Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) mengatakan bahwa Pusat Penelitian Vaksin dan Moderna sejatinya telah berkolaborasi dalam penelitian vaksin sejak 2017.
Materi yang diajukan untuk dikembangkan adalah sebagai vaksin virus corona MERS CoV, bukan SARS-CoV-2 atau COVID-19.
Virus MERS-CoV merupakan jenis virus corona yang pernah menyerang manusia di daerah Timur Tengah pada tahun 2012. Sedangkan SARS-CoV-2 merupakan jenis virus corona yang muncul di China pada akhir Desember 2019.
“Materi yang ditransfer ke UNC pada Desember 2019 adalah kandidat vaksin untuk virus Corona Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan bukan SARS-CoV-2,” ujar juru bicara NIAID, dikutip dari AFP.
Dengan demikian klaim moderna mengembangkan vaksin covid-19 beberapa minggu sebelum munculnya covid-19 merupakan HOAX dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
= = =
Referensi:
https://kumparan.com/kumparannews/hoaxbuster-hoaks-vaksin-covid-19-moderna-diproduksi-sejak-sebelum-pandemi-1w1CHpHb4NV/full
https://factcheck.afp.com/moderna-had-not-developed-covid-19-vaccine-2019
===
[Terjemahan Artikel]
Perjanjian kerahasiaan menunjukkan kandidat vaksin virus corona potensial dipindahkan dari Moderna ke University of North Carolina pada 2019, sembilan belas hari sebelum munculnya dugaan virus penyebab Covid-19 di Wuhan, China.
Perjanjian rahasia yang dapat dilihat di sini menyatakan bahwa penyedia ‘Moderna’ bersama ‘Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular’ (NIAID) setuju untuk mentransfer ‘kandidat vaksin virus corona mRNA’ yang dikembangkan dan dimiliki bersama oleh NIAID dan Moderna kepada penerima ‘The Universitas Carolina Utara di Chapel Hill’ pada 12 Desember 2019.
Perjanjian transfer material ditandatangani pada 12 Desember 2019 oleh Ralph Baric, PhD, di University of North Carolina di Chapel Hill, dan kemudian ditandatangani oleh Jacqueline Quay, Director of Licensing and Innovation Support di University of North Carolina pada 16 Desember 2019.
Penandatanganan juga dilakukan oleh dua perwakilan NIAID, salah satunya Amy F. Petrik PhD, spesialis alih teknologi yang menandatangani perjanjian pada 12 Desember 2019 pukul 08:05. Penandatangan lainnya adalah Barney Graham MD PhD, seorang penyelidik untuk NIAID, namun tanda tangan ini tidak diberi tanggal.
Penandatangan terakhir pada perjanjian itu adalah Sunny Himansu, Penyelidik Moderna, dan Shaun Ryan, Wakil Penasihat Umum Moderna. Penandatanganan keduanya dilakukan pada 17 Desember 2019.
Semua tanda tangan ini dibuat sebelum ada pengetahuan tentang dugaan munculnya virus corona baru. Baru pada 31 Desember 2019 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengetahui adanya dugaan kasus pneumonia virus di Wuhan, Cina. Tetapi bahkan pada titik ini mereka belum memutuskan bahwa dugaan coronavirus baru yang harus disalahkan, malah menyatakan pneumonia itu “penyebab yang tidak diketahui”.
Baru pada 9 Januari 2020 WHO melaporkan pihak berwenang China telah menentukan bahwa wabah itu disebabkan oleh virus corona baru yang kemudian dikenal sebagai SARS-CoV-2 dengan dugaan penyakit yang dihasilkan yang dijuluki COVID-19. Jadi mengapa kandidat vaksin coronavirus mRNA yang dikembangkan oleh Moderna dipindahkan ke University of North Carolina pada 12 Desember 2019?
Moderna yang sama yang memiliki vaksin virus corona mRNA yang diizinkan untuk penggunaan darurat hanya di Inggris Raya dan Amerika Serikat untuk diduga memerangi Covid-19.
Apa yang Moderna ketahui yang tidak kami ketahui? Pada tahun 2019 tidak ada satu pun virus corona yang menjadi ancaman bagi umat manusia yang memerlukan vaksin, dan bukti menunjukkan bahwa belum ada satu pun virus corona yang mengancam umat manusia sepanjang tahun 2020 dan 2021.
Mengingat fakta bahwa tes PCR yang salah telah digunakan pada tingkat siklus yang tinggi, rumah sakit telah kosong dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, statistik menunjukkan hanya 0,2% dari mereka yang diduga terinfeksi telah meninggal dalam waktu 28 hari dari hasil tes yang diduga positif, sebagian besar kematian sejauh satu mil itu adalah orang-orang yang berusia di atas 85 tahun, dan sebagian besar kematian itu disebabkan oleh obat yang disebut midazolam, yang menyebabkan depresi pernapasan, dan henti napas.
Mungkin Moderna dan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular ingin menjelaskan diri mereka di pengadilan?
===
Editor: Bentang Febrylian