Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Faktanya metode pengobatan ini adalah hoaks. Penyakit stroke dan penyakit saraf lainnya sebaiknya langsung diberikan penanganan dari dokter atau tenaga medis lainnya. Terkait ketiga makanan yang dapat sebabkan stroke tersebut, sampai sekarang belum ada informasi yang menyatakan kebenaran hal ini.
Selengkapnya ada di penjelasan.
=====
[KATEGORI]: MISLEADING CONTENT/Konten Menyesatkan
=====
[SUMBER]: FACEBOOK
https://www.facebook.com/100005496008542/posts/1671934326333085/
=====
[NARASI]:
“Jangan Mengkonsumsi Jengko, Pete dan Pepaya”
=====
[PENJELASAN]:
Sebuah video yang beredar di media sosial Facebook memperlihatkan seorang wanita dengan gangguan saraf pada wajahnya yang mengakibatkan bentuk wajahnya sedikit berubah. Di dalam video, wanita tersebut diberikan pengobatan dengan mencucukkan ujung jarinya sampai berdarah. Terdengar seorang laki-laki menyebutkan bahwa itu adalah pengobatan agar stroke yang dialami wanita ini dapat reda. Dalam narasinya juga ditambahkan agar tidak mengonsumsi pete, jengkol dan pepaya karena dapat menyebabkan stroke.
Namun apakah gangguan pada wajah wanita tersebut adalah bentuk gejala stroke?
Setelah melakukan beberapa pencarian terkait gangguan saraf pada wajah, peristiwa yang dialami oleh wanita di dalam video tersebut tampaknya bukan gejala stroke. Perubahan bentuk wajah ini lebih mengarah pada gangguan saraf wajah yang disebut bell’s palsy.
Bell’ palsy dan stroke adalah dua jenis penyakit yang berbeda meski keduanya terlihat memiliki gejala yang mirip. Melansir Piedmont Healthcare dari Kompas.com, stroke disebabkan penyumbatan pembuluh darah atau pecah pembuluh darah di otak. Stroke ini dapat disebabkan karena faktor genetik, gaya hidup dan faktor lain yang mendukung gejalanya. Namun sampai sekarang, belum ada informasi yang menyatakan keterkaitan antara konsumsi jengkol, pete, dan pepaya dapat menyebabkan stroke.
Sementara itu, bell’s palsy adalah penyakit yang berasal dari kerusakan saraf wajah, tepatnya bagian saraf kranial ketujuh. Kerusakan saraf ini menyebabkan peradangan yang memengaruhi saraf yang mengendalikan wajah.
Keduanya dapat dibedakan dari gejala-gejala umum yang muncul.
Gejala bell’s Palsy antara lain:
- Tidak bisa menoleransi suara kencang
- Telinga berdenging
- Hanya bagian wajah yang mengalami perubahan
- Penglihatan tidak berubah
Sementara gejala stroke antara lain:
- Sebagian wajah lemah diikuti mati rasa atau lemas di lengan, tungkai di satu sisi tubuh
- Bingung, susah bicara, dan tidak bisa memahami pembicaraan
- Mengalami gangguan penglihatan
- Susah berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan
- Sakit kepala parah
Dari video tersebut dapat dilihat bahwa wanita dengan gangguan pada wajahnya masih dapat berkomunikasi dengan baik terhadap orang di sekelilinya. Wanita tersebut juga masih dapat bergerak dengan baik dan melihat dengan baik. Tampak dari dirinya yang mampu berjalan sendiri saat selesai pengobatan untuk duduk di kursi lain. Menyebut bahwa dirinya terkena stroke adalah klaim yang harus diperiksa ulang.
Penyakit bells palsy adalah penyakit yang terdiri dari dua tingkatan, kategori ringan dan berat. Untuk kategori ringan biasanya para dokter menyarankan fisioterapi secara berkala dan obat tetes air mata untuk mencegah mata kering karena tidak dapat ditutup. Sementara kategori berat, dokter akan memberikan obat-obatan, fisioterapi berkala, sampai suntik botox untuk memperbaiki kerusakan pada wajah.
Namun metode pengobatan stroke dengan mencucukkan jari untuk mengeluarkan darah yang dilakukan di dalam video diketahui merupakan kabar hoaks.
Melansir dari artikel Merdeka.com, dalam artikel Antara berjudul “Tusuk jari dengan jarum bisa tangani stroke? Ini jawaban ahli” yang dimuat pada 22 Februari 2018, spesialis saraf dari FK Unika Atma Jaya, Dr. dr. Yuda Turuna, Sp,S mengatakan, menusuk ujung jari untuk pertolongan pertama penderita stroke tidak benar. Bahkan respons nyeri akibat tusukan jarum dapat meninggikan tekanan darah yang berisiko memperburuk stroke.
Penegasan bahwa metode ini tidak tepat juga diungkapkan oleh spesialis jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita, dr. Dicky Armein Hanafy, SpJP (K),FIHA. Dia bahkan mengatakan cara ini tidak membawa hasil apapun.
Dari laman klikdokter.com, dr. Alvin Nursalim menyatakan bahwa penanganan awal stroke adalah menjaga patensi jalan nafas dan kestabilan sirkulasi darah pasien. Jika pasien tidak sadar, pastikan pasien dalam lingkungan yang aman, baringkan pada tempat yang aman. Posisikan pasien dengan tubuh menghadap ke samping kiri, untuk mencegah masuknya cairan ke saluran pernafasan (recovery position). Segera panggil pertolongan untuk membawa pasien ke unit gawat darurat terdekat. Penanganan pasti dari stroke tergantung dari jenis stroke yang terjadi. Hal ini dapat dipastikan dengan melakukan pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan MRI.
Jadi dapat disimpulkan bahwa klaim di dalam video tersebut terkait penyakit stroke, penyebab stroke dan pengobatan stroke adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
=====
[REFERENSI]:
https://www.alodokter.com/bells-palsy
https://www.alodokter.com/bells-palsy/pengobatan
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/stroke-124
Editor: Bentang Febrylian