Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila Naura Marhaeni (Universitas Diponegoro)
Pemerintah Inggris tidak menurunkan status Covid-19 di Inggris menjadi penyakit menular biasa karena Covid-19 bisa sembuh dengan paracetamol, melainkan karena Covid-19 di Inggris tidak termasuk ke dalam kategori penyakit menular konsekuensi tinggi (HCID).
= = = =
KATEGORI: Misleading content/konten yang menyesatkan
= = = =
SUMBER:
Grup WhatsApp
= = = =
NARASI
“Covid-19 berakhir
File Covid-19 di Inggris Segera berakhir…
Klasifikasi UK Povid berubah dari penyakit menular yang parah menjadi penyakit menular biasa… Permainan berakhir
https://www.gov.uk/guidance/high-consequence-infectious-diseases-hcid
Pemerintah Inggris menyatakan bahwa penyakit Corona adalah virus yang umum, dan hanya orang yang memiliki masalah lain yang takut akan penyakit itu.
Dan itu bisa dilawan dengan pil Parastamol
(Narasi dilanjutkan setelah referensi)
= = = =
PENJELASAN:
Telah beredar sebuah narasi yang mengatakan bahwa Pemerintah Inggris menurunkan status Covid-19 pada grup Whatsapp. Narasi tersebut mengatakan bahwa Pemerintah Inggris pada awalnya menetapkan status Covid-19 sebagai penyakit menular yang parah menjadi penyakit menular biasa, karena Covid-19 dapat disembuhkan dengan paracetamol. Yang mana, klaim narasi tersebut juga mengatakan bahwa pandemi Covid-19 segera berakhir.
Setelah melakukan penelurusan, narasi tersebut tidaklah benar. Melansir dari laman Kompas, Pemerintah Inggris memang pernah menurunkan status Covid-19 dari penyakit menular konsekuensi tinggi (High Consequences Infectious Disease atau HCID). Namun, penurunan status tersebut dilakukan oleh Pemerintah Inggris pada Maret 2020 karena Covid-19 tidak lagi masuk ke dalam kategori HCID. Dikatakan demikian karena Pemerintah Inggris menganggap bahwa Covid-19 sudah dapat lebih dipahami dan telah banyak dilakukan uji klinis yang memadai di Inggris. Kondisi meningkatnya kesadaran klinis Masyarakat Inggris terhadap Covid-19 juga menjadi salah satu faktor penurunan status Covid-19 di Inggris.
Namun demikian, angka Covid-19 di Inggris saat ini masih tergolong tinggi. Melansir dari laman Liputan6, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengatakan bahwa Covid-19 merupakan ancaman kesehatan manusia yang serius. Tingginya kasus Covid-19 di Inggris juga diperkuat dengan masuknya Inggris ke dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia. Melansir dari WHO, Inggris menempati posisi ke enam dengan total kasus terkonfirmasi sebanyak 4.368.049 dan total kematian sebanyak 127.080 per 11 April 2021.
Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa narasi yang beredar dalam grup Whatsapp tersebut tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
= = = =
REFERENSI:
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/05/105500965/-klarifikasi-klaim-inggris-turunkan-status-covid-19-jadi-penyakit-biasa-dan?page=all
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4517569/cek-fakta-tidak-benar-inggris-turunkan-status-covid-19-sebab-bisa-disembuhkan-paracetamol-pandemi-berakhir
- https://covid19.who.int/table
= = = =
(Lanjutan narasi)
Tutup file Corona setelah Organisasi Kesehatan Dunia secara resmi terlibat dalam konspirasi melawan kemanusiaan, memaksa mereka untuk mengaku dan mengubah pernyataan mereka, dan perintah akan diarahkan ke semua negara untuk dibuka dan tidak perlu ada jarak sosial dan mengarahkan pemulangan hidup normal
Hari ini, organisasi tersebut menyatakan:
Https://www.gov.uk/guidance/high-consequence-infectious-diseases-hcid
Organisasi Kesehatan Dunia mencapai kesimpulan akhir bahwa pembawa virus Covid 19 dianggap orang yang tidak menular kepada orang lain, kecuali dalam kasus gejala, yang terpenting adalah suhu! Oleh karena itu, tidak disarankan untuk memeriksa yang tidak terinfeksi atau menyimpannya untuk karantina
Dengan demikian, survei nasional dan karantina untuk orang-orang tanpa gejala menjadi tidak berguna dan tidak mempengaruhi penanganan penyakit !!!
Strateginya sekarang adalah mencari orang dengan gejala dan bukan pembawa penyakit!
Sekarang pandemi telah berakhir dan konspirasi telah terungkap, dan Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa apa yang terjadi 3 bulan lalu adalah kesalahpahaman.”
Penulis: Nadine Salsabila Naura Marhaeni
Editor: Bentang Febrylian