Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta)
Faktanya, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Syaeful Hadi mengatakan bahwa yang terjadi di NTT adalah gelombang tinggi.
= = = = =
[KATEGORI]: KONTEKS YANG SALAH
= = = = =
[SUMBER]: FACEBOOK
https://archive.vn/VPVC2
= = = = =
[NARASI]:
NTT
Pantai Alor terpapar sunami banjir
Waspadalah d laut NTT
= = = = =
[PENJELASAN]:
Sebuah akun Facebook bernama Andi Ghianx Facebugis Bone mengunggah sejumlah video banjir yang di beberapa tempat di NTT. Dalam unggahan tersebut juga ditambahkan keterangan bahwa Pantai Alor terpapar oleh Tsunami dan banjir.
Setelah ditelusuri, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Syaeful Hadi menegaskan bahwa informasi yang beredar itu merupakan berita yang tidak benar. Fenomena yang terjadi di sejumlah wilayah NTT adalah gelombang tinggi.
Syaeful menyebutkan gelombang setinggi 1,25-1,5 meter berpeluang terjadi di Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Selat Ombai, perairan utara Kupang dan Rote Ndao. Kemudian gelombang setinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Kupang dan Rote Ndao, Samudera Hindia selatan Kupang dan Rote Ndao. Selain itu, tinggi gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia selatan Sumba dan Sabu Raijua.
Pada Senin 5 April 2020 dini hari, BMKG menyatakan bibit siklon tropis berkembang menjadi siklon tropis Seroja dengan kekuatan 35 knots (65 km/jam). Hal ini berdampak terhadap cuaca di Indonesia.
Sebelumnya Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring memang mengatakan bahwa akan ada potensi gelombang tinggi yang mirip dengan tsunami sebagai dampak dari badai siklon tropis Seroja.
“Dampak yang terjadi hari ini hingga sekitar tanggal 7 itu adalah sangat dirasakan. Selain hujan lebat, tapi juga angin yang kencang dan gelombang tinggi yang dikhawatirkan, ini mirip tsunami. Jadi gelombang tingginya itu masuk ke darat. Meskipun tidak sama dan sekuat gelombang tsunami, tetapi sama-sama masuk ke darat dan dapat merusak,” ujar Dwikorita.
Hal ini lah yang kemungkinan besar memicu kepanikan dan mengakibatkan tersebarnya berita hoaks soal potensi tsunami di NTT. Padahal, gelombang tsumani baru bisa terjadi bila ada gempa besar atau gempa dengan magnitudo dan kedalaman tertentu.
Sehingga, klaim mengenai tsunami yang terjadi di NTT termasuk hoaks dengan kategori konteks yang salah.
= = = = =
[REFERENSI]:
https://tirto.id/kabar-kupang-ntt-terkini-isu-tsunami-penjelasan-bmkg-kupang-gbTy
Penulis: Aisyah Adilah
Editor: Bentang Febrylian