Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Belum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa uap panas dapat mengobati Covid-19, terlebih uap panas hasil rebusan daun jambu.
= = = = =
KATEGORI: Konten yang Menyesatkan/Misleading Content
= = = = =
SUMBER: Facebook
https://archive.vn/l7oLa
= = = = =
NARASI:
[diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia]
“Daun jambu,jahe,bawang putih,lemon,bawang merah dan cuka.Campur dengan air panas.Hirup uap panas hasil rebusan bahan-bahan tersebut 3 kali sehari hingga anda berkeringat.Uap itu akan membuat saluran pernapasan anda tetap lancar dan paru-paru anda bersih.Lakukan untuk diri anda sendiri.Mari lawan Covid19 bersama-sama…”
= = = = =
PENJELASAN:
Pengguna Facebook dengan nama pengguna Samsonie Kwenda dalam forum Cosmo City Vibes mengunggah narasi (9/1) yang menyatakan bahwa uap air panas hasil rebusan daun jambu, jahe, bawang putih, lemon, bawang merah, dan cuka dapat mengobati Covid-19.
Berdasarkan hasil penelusuran, belum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa uap panas dapat mengobati Covid-19, terlebih uap panas hasil rebusan daun jambu. Melansir dari situs who.int, membiarkan diri terpapar sinar matahari maupun suhu panas lebih dari 25 derajat Celcius tidak dapat mencegah maupun mengobati Covid-19. Lebih lanjut, hasil penelitian oleh tim peneliti dari Universitas St. Thomas, Minnesota, Amerika Serikat, menemukan bahwa suhu panas hanya dapat melemahkan partikel coronavirus ketika masih berada di permukaan benda-benda tertentu, bukan ketika virus tersebut sudah masuk ke dalam tubuh manusia.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Turn Back Hoax, dengan judul artikel “[SALAH] Terapi Uap Panas dan Minyak Kayu Putih Dapat Membunuh Virus Corona” pada 15 Januari 2021, serta “[SALAH] Pernyataan Ketua Satgas Covid terkait Hirup Uap Air Panas Membunuh Virus Corona” pada 23 Februari 2021.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook dengan nama pengguna Samsonie Kwenda dalam forum Cosmo City Vibes tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
= = = = =
REFERENSI:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7361064/
Penulis: Khairunnisa Andini
Editor: Bentang Febrylian