Daur ulang dengan modifikasi dari hoaks yang sudah pernah beredar sebelumnya. FAKTANYA, Kementrian Kesehatan Italia TIDAK pernah membuat pernyataan tersebut. Selain itu, klaim-klaim lainnya mengenai mati karena 5G, WHO melarang autopsi, trombosis, dan penggunaan antibiotik, adalah SALAH.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
======
KATEGORI
Konten yang Menyesatkan.
======
SUMBER
Pesan berantai WhatsApp.
======
NARASI
“📢📢📢📢📢📢📢📢
BREAKING NEWS!!!!!!!!!
Berita gempar Dunia : ITALY telah melakukan proses bedah mayat terhadap pasien Corona yg telah meninggal Dunia, yg mana di katakan seperti Wahyu Besar yg diterima seluruh manusia di Dunia ini.
Italy telah menjadi Negara Pertama di Dunia yg melakukan Bedah mayat COVID -19 & setelah penyelidikan menyeluruh dibuat, mendapati bahwa Covid-19 BUKAN Virus, tetapi suatu Rahasia yg sangat besar dibongkar, yg mana yg dikatakan virus itu adalah 1 Penipuan Global sangat besar. Yg terjadi sebenarnya, Penderita Covid-19 yg mati adalah di sebabkan oleh “Amplified Global 5G Electro magnetic Radiation (Poison)”.”
(Salinan narasi selengkapnya di bagian CATATAN).
======
PENJELASAN
(1) First Draft News: “Konten yang Menyesatkan
Penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu” [1]
* SUMBER mengedarkan narasi yang tidak berdasarkan fakta sehingga menyebabkan kesimpulan yang menyesatkan.
(2) KLAIM
* “Italy… mendapati bahwa Covid-19 BUKAN Virus”
PENJELASAN
TIDAK ada pernyataan tersebut dari Pemerintah Italia, situs resmi Kementrian Kesehatan Italia:
“Tentang virus dan penyakitnya
Apa itu SARS-CoV-2? Apa itu COVID-19?
Sindrom pernapasan akut parah Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) adalah nama yang diberikan untuk virus corona 2019 yang baru.
* COVID-19 adalah nama yang diberikan untuk penyakit yang terkait dengan virus.
* SARS-CoV-2 adalah jenis baru virus korona yang sebelumnya belum teridentifikasi pada manusia.” [2]
(3) KLAIM
* “Penderita Covid-19 yg mati adalah di sebabkan oleh “Amplified Global 5G Electro magnetic Radiation (Poison)”.”
PENJELASAN
* The Guardian: “Tidak ada bukti ilmiah bahwa teknologi mengancam kesehatan manusia, kata para ahli
5G aman, menurut badan internasional yang bertanggung jawab untuk menetapkan batas paparan radiasi, yang telah memperbarui pedoman penasehatnya untuk pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun. …
Terlepas dari banyak bukti bahwa 5G, seperti standar seluler sebelumnya, aman untuk publik, komunitas besar yang skeptis khawatir hal itu akan menyebabkan – atau sudah menyebabkan – masalah kesehatan, termasuk, diduga, virus corona . Tidak ada bukti yang mendukung hubungan antara keduanya.” [3]
–
* ITU: “Ketika klaim yang menghubungkan teknologi 5G dan penyebaran COVID-19 meningkat, ITU berdiri di sisi sains dan menjelaskan bahwa klaim semacam itu tidak memiliki dasar ilmiah apa pun.
Membawa berita dan fakta tepercaya tentang COVID-19 adalah yang terpenting.
“Sekarang, lebih dari sebelumnya, teknologi informasi sangat penting bagi perekonomian, kesehatan, dan keselamatan kita. Dan ITU, sebagai badan khusus PBB untuk teknologi informasi dan komunikasi, akan terus memanfaatkan teknologi ini untuk membantu mengalahkan COVID-19 dan membuat kita lebih aman, lebih kuat, dan lebih terhubung, “kata Sekretaris Jenderal ITU Houlin Zhao.” [4]
–
* PMC: “Abstrak
…
Akhirnya, kami berpendapat bahwa cara produktif untuk memahami apa yang terjadi dengan 5G adalah dengan melihat melampaui teori konspirasi ke serangkaian masalah yang lebih besar.Kami berpendapat bahwa pertarungan untuk mengontrol infrastruktur 5G dapat dipahami secara produktif dalam istilah geopolitik, sebagai bentuk tata negara ekonomi, yang sebagian menjelaskan mengapa pemerintah semakin khawatir untuk melawan kesalahan informasi dan disinformasi seputar 5G.” [5]
(4) KLAIM
* “WHO tidak membenarkan Autopsi (Postmortem) pd mayat orang yg telah mati akibat Virus Corona.”
PENJELASAN
TIDAK ada larangan dari WHO untuk mengautopsi, dokumen panduan untuk autopsi hingga pemakaman sudah tersedia:
“Otopsi, termasuk teknik dan pengendalian lingkungan
* Prosedur keamanan untuk orang meninggal yang terinfeksidengan COVID-19 harus konsisten dengan itu digunakan untuk otopsi orang yang telah meninggal penyakit pernapasan akut. Jika seseorang meninggal selama periode infeksi COVID-19, paru-paru dan organ lain mungkin masih mengandung virus hidup, dan perlindungan pernapasan tambahan diperlukan selama prosedur yang menimbulkan aerosol (misalnya prosedur yang menghasilkan aerosol partikel kecil, seperti penggunaan gergaji listrik atau pencucian usus);
* Jika ada tubuh yang diduga atau terkonfirmasi COVID-19 dipilih untuk otopsi, fasilitas perawatan kesehatan harus memastikan bahwa langkah-langkah keamanan tersedia untuk melindungi mereka yang melakukan otopsi; 4
* Lakukan otopsi di ruangan yang berventilasi memadai, yaitu setidaknya dengan ventilasi alami 160L / s / aliran udara pasien atau ruang tekanan negatif dengan setidaknya 12 perubahan udara per jam (ACH) dan arah aliran udara yang terkontrol saat menggunakan ventilasi mekanis; 5
* Hanya sedikit staf yang harus dilibatkandalam otopsi;
* APD yang sesuai harus tersedia, termasuk a scrub suit, gaun tahan cairan lengan panjang, sarung tangan (baik dua pasang atau satu pasang sarung tangan otopsi), dan pelindung wajah (lebih disukai) atau kacamata, dan sepatu bot. SEBUAH respirator partikulat (masker N95 atau FFP2 atau FFP3 atau padanannya) harus digunakan dalam kasusprosedur yang menghasilkan aerosol. 6
…
Pemakaman
Orang yang meninggal karena COVID-19 bisa dikuburkan atau dikremasi.
* Konfirmasikan persyaratan nasional dan lokal yang mungkin mendikte penanganan dan disposisi jenazah.
* Keluarga dan teman dapat melihat jenazah setelah itu dipersiapkan untuk penguburan, sesuai dengan adat istiadat. Mereka tidak boleh menyentuh atau mencium tubuh dan harus cuci tangan sampai bersih dengan sabun dan air setelah melihat;
* Mereka yang ditugaskan untuk meletakkan tubuh di kuburan, ditumpukan kayu pemakaman, dll., harus memakai sarung tangan dan mencuci tangan dengan sabun dan air setelah pengangkatan sarung tangan setelah penguburan selesai.” (Google Translate) [6]
(5) KLAIM
* “puncak kematian pada pasien Covid-19 adalah Berpuncak pada pembekuan phelia-intra vaskular (trombosis)”
PENJELASAN
* ANIMAL POLITICO: “Memang benar tim ilmuwan di Italia menemukan bahwa salah satu efek COVID-19 pada tubuh adalah trombosis paru. Namun, studi ilmiah yang dipublikasikan sejauh ini mengonfirmasi bahwa COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-COV-2 yang memengaruhi sistem pernapasan dan tidak boleh diobati dengan antibiotik. Selain itu, para spesialis mencatat bahwa trombosis paru dapat semakin memperumit jalannya pneumonia.” [7]
–
* WHO: “Apakah antibiotik efektif dalam mencegah dan mengobati coronavirus baru?
Tidak, antibiotik tidak bekerja melawan virus, hanya bakteri.
Coronavirus baru (2019-nCoV) adalah virus dan, oleh karena itu, antibiotik tidak boleh digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan.
Namun, jika Anda dirawat di rumah sakit untuk 2019-nCoV, Anda mungkin menerima antibiotik karena koinfeksi bakteri mungkin terjadi.” [8]
–
* Johns Hopkins Medicine: “Apa itu trombosis?
Trombosis terjadi ketika gumpalan darah menyumbat pembuluh darah Anda.” [9]
(6) Artikel-artikel periksa fakta yang sebelumnya,
* turnbackhoax.id: “Penyebab utama kematian pasien COVID-19 adalah karena kegagalan pernafasan, BUKAN karena Trombosis.” [10]
–
* turnbackhoax.id: “Menurut situs resmi Kementerian Kesehatan Italia , dijelaskan bahwa virus korona baru (covid-19) adalah keluarga besar virus yang diketahui menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih serius seperti MERS dan SARS.” [11]
======
REFERENSI
[1] firstdraftnews.org: “Berita palsu. Ini rumit.” http://bit.ly/2MxVN7S (Google Translate), http://bit.ly/2rhTadC.
[2] salute.gov.it: “Virus corona baru FAQ – Covid-19, pertanyaan dan jawaban” http://bit.ly/3jP4nfV (Google Translate) / http://bit.ly/3jQEe0m (arsip cadangan).
[3] theguardian.com: “5G dipastikan aman oleh pengawas radiasi” http://bit.ly/3rPVxkO (Google Translate) / http://bit.ly/2ZhDzvs (arsip cadangan).
[4] itu.int: “ITU: Tidak ada dasar ilmiah antara 5G dan COVID-19” http://bit.ly/3b8kAsq (Google Translate) / http://bit.ly/3pj9shM (arsip cadangan).
[5] ncbi.nlm.nih.gov: “COVID-19, konspirasi 5G, dan masa depan infrastruktur” http://bit.ly/37bbolW (Google Translate) / http://bit.ly/3qjSW2n (arsip cadangan).
–
of a dead body in the context of COVID-19.pdfDownload
[6] who.int: “Infection Prevention and Control for the safe management of a dead body in the context of COVID-19” https://bit.ly/3rTklZ4 / https://archive.md/6iUu2 (arsip cadangan).
[7] animalpolitico.com: “Tidak, COVID bukanlah trombosis yang harus diobati dengan antibiotik” http://bit.ly/3poozGp (Google Translate) / http://bit.ly/3u0uEMM (arsip cadangan).
[8] turnbackhoax.id: “[EDUKASI] WHO: “Saran penyakit Coronavirus (COVID-19) untuk umum: membantah Mitos”” http://bit.ly/2TMZRDa / https://archive.md/VUDw0 (arsip cadangan).
[9] hopkinsmedicine.org: “Trombosis” http://bit.ly/3jRWzKf (Google Translate) / http://bit.ly/3dg2bN8 (arsip cadangan).
[10] turnbackhoax.id: “[SALAH] “Italia mengalahkan COVID-19 “Koagulasi intravaskular diseminata” (Trombosis)”” http://bit.ly/2M2TvuA / https://archive.md/oDehD (arsip cadangan).
[11] turnbackhoax.id: “[SALAH] “Corona Virus adalah BOHONG. bukan dari Virus tapi dari Bakteri. semua ini diketahui oleh negara Itali”” http://bit.ly/3f08Ysa / https://archive.md/tPI5I (arsip cadangan).
======
CATATAN
* Salinan narasi selengkapnya:
“📢📢📢📢📢📢📢📢
BREAKING NEWS!!!!!!!!!
Berita gempar Dunia : ITALY telah melakukan proses bedah mayat terhadap pasien Corona yg telah meninggal Dunia, yg mana di katakan seperti Wahyu Besar yg diterima seluruh manusia di Dunia ini.
Italy telah menjadi Negara Pertama di Dunia yg melakukan Bedah mayat COVID -19 & setelah penyelidikan menyeluruh dibuat, mendapati bahwa Covid-19 BUKAN Virus, tetapi suatu Rahasia yg sangat besar dibongkar, yg mana yg dikatakan virus itu adalah 1 Penipuan Global sangat besar. Yg terjadi sebenarnya, Penderita Covid-19 yg mati adalah di sebabkan oleh “Amplified Global 5G Electro magnetic Radiation (Poison)”.
Dokter di Italy nekat telah Melanggar Undang² WHO, yg mana WHO tidak membenarkan Autopsi (Postmortem) pd mayat orang yg telah mati akibat Virus Corona. Namun begitu, Pakar Pengobatan di Italy telah nekat melakukan Autopsi mayat penderita Covid-19 untuk mengetahui apa sebab sebenarnya kematian setelah beberapa jenis penemuan Saintifik. Dapat dikatakan sepenuhnya bahwa itu bukan Virus, tetapi Bakteri. Yg menyebabkan kematian adalah Bakteri yg menyebabkan pembekuan darah terbentuk di dalam pembuluh darah yaitu gumpalan darah di urat & saraf yg disebabkan oleh Bakteri ini & inilah yg menyebabkan kematian pada pasien.
Pakar pengobatan Italy telah mengalahkan Virus Covid-19 yg tersebar meluas di seluruh Dunia dengan menyatakan bahwa “tidak lain & tidak bukan puncak kematian pada pasien Covid-19 adalah Berpuncak pada pembekuan phelia-intra vaskular (trombosis) & cara menanganinya adalah dg menyembuhkannya yaitu dg mengambil Obat²an seperti tablet anti biotik, anti-radang & mengambil anti koagulan (aspirin) & ini dapat menyembuhkan pasien yg terkena Virus COVID-19”.
Dengan penemuan ini, maka menunjukkan kepada seluruh Penduduk Dunia bahwa pengobatan bagi penyakit Covid-19 telah di temukan & berita sensasi ini dibagi keseluruh Dunia. Penemuan ini telah disiapkan oleh Pakar & dokter dari Italy dg cara Autopsi (Postmortem) mayat pasien Covid-19. Menurut beberapa Saintis Italy yg lain, Ventilator & ICU tidak pernah diperlukan. Protokol untuk ini kini telah dikeluarkan di Italy.
Terdapat pendapat umum mengatakan, bahwa China sebenarnya sudah mengetahui tentang penemuan ini tetapi tidak pernah membuat pengumuman terbuka kpd neg lain didunia.
Dg penemuan ini, info ini dimohon untuk di bagikan kpd semua keluarga, tetangga, kenalan, kawan sekantor agar mereka dapat keluar dari ketakutan Covid-19 & memahami bahwa ini bukan Virus sama sekali tetapi hanya Bakteri yg terkena radiasi 5G. & ini adalah berbahaya bagi org yg mempunyai Immune yg sangat rendah. Juga menyebabkan radang & hipoksia. Mereka yg menjadi korban ini harus mengambil Asprin-100 mg & Apronix atau Paracetamol 650 mg. Kenapa? Kerena telah terbukti bahwa Covid-19 menyebabkan darah membeku yg menyebabkan Trombosis org tsb & disebabkan oleh darah beku di vena & disebabkan oleh otak, jantung & paru² tidak dapat mendapat Oksigen kerena orang tersebut menjadi sukar bernafas & seseorang mati dg cepat kerena Sesak Nafas.
Dokter di Italy tidak mematuhi Protokol WHO & melakukan bedah mayat yg mati kerena Covid-19. Dokter membuka lengan, kaki & bagian tubuh yg lain & setelah memeriksa dengan betul, mereka melihat bahwa saluran darah melebar & vena penuh dgTrombi yg bisa menghentikan darah mengalir, & juga mengurangi aliran Oksigen ke dlm badan yang menyebabkan pasien mati. Setelah mengetahui penyelidikan ini, Kementerian Kesehatan Italy segera mengubah Protokol Covid-19, & memberikan Aspirin 100 mg kepada pasien yg Positif, & memberi Empromax. Hasilnya, para pasien mulai pulih & kesehatan mrk mulai menunjukkan peningkatan yg baik. Kementerian Kesehatan Italy mengeluarkan lebih dari 14,000 pasien dlm 1 (satu) hari & mereka pulang ke rumah masing².
Sumber : Kementerian Kesehatan Italy”.