Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktannya, foto yang digunakan dalam unggahan itu merupakan hasil suntingan dengan menggunakan wajah Joko Widodo pada salah satu unggahan akun Instagram @infov_id.
Selengkapnya di bagian penjelasan.
====
Kategori: Konten yang Dimanipulasi
====
Sumber: Facebook
https://archive.md/7k10u
====
Narasi:
“Bersama Takbir Indonesia Merdeka Bersama Cebong Indonesia Bangkrut dan Amburadul
KEPANIKAN FIRA’UN JAMAN NOW
Saat mengetahui Musa akan pulang ke Mesir, setelah sepuluh tahun berada di tempat pengasingan di kota Madyan, Fir’aun dan pembesarnya mulai panik dan gusar karena kehadiran Musa dinilai akan membawa dampak sosial dan politik yang sangat besar hingga berpotensi menggoyahkan singgasananya.
Fir’aun dan pembesarnya akhirnya menunjukan sikap panik mereka dengan menyampaikan provokasi hingga pelecehan kepada Musa, pengikutnya serta rakyatnya sendiri.”
[…]
(Narasi dilanjutkan setelah bagian referensi)
====
Penjelasan:
Akun Facebook Abdillah Al Habsyi mengunggah narasi tentang Firaun disertai dengan foto yang diklaim sebagai reka ulang bentuk wajah mumi Firaun Ramses II yang tenggelam di Laut Merah pada grup Indonesia Bersuara. Unggahan tersebut mendapat atensi sebanyak 146 reaksi, 1,1 rb komentar, dan telah dibagikan sebanyak 7 kali.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto asli yang digunakan dalam unggahan Facebook itu berasal dari akun Instagram @infov_id. Diketahui foto tersebut telah melalui proses penyuntingan dengan menggunakan foto Joko Widodo.
Foto reka ulang bentuk wajah mumi Firaun Ramses II yang tenggelam di Laut Merah ini sebelumnya pernah dibahas dalam artikel Turn Back Hoax yang berjudul “[SALAH] Potret Reka ulang Bentuk Wajah dari Mumi Firaun Ramses II” pada 27 Oktober 2020.
Dari berbagai fakta yang telah dijelaskan, unggahan akun Facebook Abdillah Al Habsyi dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.
====
Referensi:
https://www.instagram.com/p/CEl-NrwHVES/
=====
(Lanjutan narasi)
[…]
“Fir’aun dan para pejabatnya mulai berkoar-koar di depan publik, dengan mengatakan bahwa Musa adalah manusia biasa dan pengikutnya hanyalah segelintir orang saja.
“(Fir’aun berkata): ‘Sesungguhnya mereka (Bani Israel pengikut Musa) benar-benar golongan kecil”.
(Al-Syu’ara: 54).
Namun setelah melihat fakta di lapangan, yang ternyata pengikut Musa sangat banyak dan membludak, maka Fir’aun dan pembesarnya menjadi semakin panik. Mereka pun mulai berusaha menimbulkan antipati publik kepada Musa dan pengikutnya lewat provokasi, dengan mengatakan Musa dan pengikutnya adalah kaum yang fasik.
“Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik”.
(Al-Zukhruf: 64).
Ketika merasa gagal dengan provokasinya, karena ternyata simpati publik semakin besar dan tidak terbendung kepada Musa, maka Fir’aun dan pejabatnya mulai mengancam keselamatan Musa serta mengintimidasi rakyatnya dengan mengatakan bahwa Musa mesti dibunuh, karena punya niat dan maksud jahat kembali ke Mesir, yaitu hendak mengganti agama serta merusak tatanan sosial dan budaya kalian yang telah mapan dan kokoh.
“Dan berkata Fir’aun (kepada pembesar- pembesarnya): “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi”.
(Ghafir: 26).
Dari Alquran kita tahu, akhirnya Nabi Musa berhasil menumbangkan kecongkakan dan tirani Fir’aun.
Lihatlah, sejarah selalu berulang. Dan itulah di antara kehebatan Alquran, senantiasa relevan dan aktual.”
Editor: Bentang Febrylian