Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Bukan warga di Singapura, melainkan warga di Korea Selatan. Singapura memang sempat menghentikan program vaksinasi selama satu minggu, hingga akhirnya kembali berjalan pada November 2020. Adapun kematian puluhan orang tersebut disebabkan adanya riwayat penyakit lain, bukan karena vaksinasi.
Selengkapnya di bagian penjelasan.
====
Kategori: Konten yang Menyesatkan
====
Sumber: Twitter
https://archive.is/wP0rT, https://archive.md/0sUek
====
Narasi:
“48 people died in Singapore
https : //www[dot]facebook[dot]com/100002508248302/posts/3597378857022354/?d=n”
“48 orang meninggal di Singapura
https : //www[dot]facebook[dot]com/100002508248302/posts/3597378857022354/?d=n”
====
Penjelasan:
Akun Twitter Luisa Capra (@LuisaCapra6) mengunggah cuitan berupa narasi yang menyebutkan terdapat 48 orang meninggal di Singapura beserta tautan unggahan Facebook. Cuitan tersebut diunggah pada 3 Januari 2021.
Berdasarkan hasil penelusuran, narasi dan tautan unggahan Facebook tersebut merujuk kepada artikel The Telegraph berjudul “Singapore halts use of flu vaccines after 48 die in South Korea” yang terbit pada 26 Oktober 2020. Pada artikel itu, disebutkan bahwa Singapura menghentikan sementara penggunaan dua jenis vaksin influenza, SKYCellflu Quadrivalent dan VaxigripTetra, sebagai tindakan pencegahan setelah dilaporkannya beberapa orang yang disuntikan vaksin flu meninggal di Korea Selatan.
Pihak pemerintah Korea Selatan mengonfirmasi, akan tetap melanjutkan program vaksinasi karena tidak ditemukan hubungan antara kematian dan suntikan vaksin. Mengutip dari Reuters, 20 hasil otopsi dari National Forensic Service menunjukkan bahwa 13 orang meninggal karena penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, dan gangguan lainnya yang bukan disebabkan oleh vaksinasi.
Mengutip dari DetikHealth, usai diberhentikannya penggunaan dua jenis vaksin influenza selama kurang lebih satu minggu pada Oktober 2020, Singapura kembali mengizinkan penggunaaan dua vaksin tersebut pada 2 November 2020. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Singapura mengememukakan bahwa vaksin influenza yang beredar sudah memenuhi standar dengan efek samping yang dilaporan pasien bersifat ringan, seperti ruam merah dan demam.
Dengan demikian, unggahan akun Twitter Luisa Capra (@LuisaCapra6) dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan karena tidak ada 48 orang yang meninggal di Singapura terkait vaksinasi flu.
====
Referensi:
Penulis : Renanda Dwina Putri
Editor : Bentang Febrylian