Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik Jakarta).
Faktanya, Gus Mus tidak pernah menuliskan surat terbuka melalui Whatsapp.
= = = = =
[KATEGORI]: KONTEN YANG MENYESATKAN
= = = = =
[SUMBER]: WHATSAPP
= = = = =
[NARASI]: COBA DI BACA SAMPAI TUNTAS SURAT DARI K.H. MUSTOFA BISRI (GUS MUS) KETOKE KOK MASUK AKAL
Kepada Yth. Para Saudaraku Keturunan Arab di Indonesia
Hal: Tabiat tak bermanfaat
Assalamualaikum, WW.
Semoga Bapak, Ibu selalu dalam lingkup kebaikan dan di jaga Allah dalam bermuamalah.
= = = = =
[PENJELASAN]:
Beredar tulisan melalui aplikasi perpesanan Whatsapp, sebuah surat yang ditulis oleh K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus) dengan perihal “tabiat yang tidak bermanfaat” yang ditujukan kepada para keturunan Arab yang ada di Indonesia. Surat tersebut mengenai perilaku Habib Rizieq, Haikal Hassan, juga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang disebut membuat ulah dan resah.
Setelah ditelusuri, melalui seluruh akun media sosialnya yakni Instagram, Facebook, dan Twitter, Gus Mus menyatakan bahwa ia mengelola sendiri akun media sosialnya. Dan apa pun yang ingin disampaikan ditulis melalui akun media sosialnya. Selain itu, Gus Mus menegaskan tidak pernah membuat pernyataan melalui Whatsapp.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi. Semoga kalian semua baik-baik saja. Sehat wal afiat lahir-batin.⚘ Untuk bersilaturahmi dengan keluarga; sahabat; dan kenalan via medsos, aku mengelola sendiri akun-akunku di Instagram, Facebook, dan Twitter. Disitulah aku menyampaikan apa yang ingin kusampaikan; pikiran, uneg-uneg, dan pernyataanku. Di samping itu, ada –dan hanya sebagai– ‘penyambung lidah’ku (yang dikelola oleh anak-anakku) bernama: “GusMus Channel”, “MataAir Radio”, dan website “gusmus.net”. Di luar itu, aku tidak pernah membuat pernyataan atau menuliskan ‘pidato’ (termasuk dan apalagi di WhatsApp). Salam hormatku untuk kalian semua. ,” ungkap Gus Mus melalui media sosialnya.
Anak Gus Mus, Ienas Tsuroiya juga mengunggah bantahan mengenai tulisan tersebut melalui akun Facebooknya. Ienas menjelaskan bahwa sebenarnya tulisan tersebut sangat berbeda dengan gaya penulisan Gus Mus.
“Sebenarnya tak sulit untuk mengetahui postingan itu BUKAN tulisan Abah. Dari segi penulisan yang kacau, gaya bahasa yang cenderung kasar, kritikan yang vulgar dan frontal. Semuanya jauh dari ciri khas tulisan Abah selama ini. Kalau jeli, bahkan dari kalimat pembuka saja sudah ketahuan: Abah tidak pernah menyingkat uluk salam, selalu ditulis lengkap, “Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh..”,” Unggah Ienas melalui akun Facebooknya Ienas Tsuroiya.
Sehingga, klaim mengenai “Surat Dari K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus) di Whatsapp” termasuk hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
= = = = =
[REFERENSI]:
https://www.facebook.com/simbah.kakung/posts/10208592554366845
https://www.facebook.com/story.phpstory_fbid=10159156189504396&id=531559395
https://www.instagram.com/p/CIRsAZqhNpm/
https://twitter.com/gusmusgusmu
= = = = =
(Lanjutan narasi)
Bapak, Ibu, seperti kita ketahui dan rasakan bersama bhw akhir-akhir ini khususnya sejak Rizieq Shihab mendirikan FPI, seolah dia mengambil alih peran ulama, peran ustadz, peran satpol PP, bahkan peran penegak hukum. Dia menyebut dirinya imam besar umat Islam Indonesia, entah siapa yg mengangkatnya. Padahal sejak Wali Songo pun tidak ada klaim imam besar umat Islam Indonesia, karena kita sadar betul bhw Islam di Indonesia juga beragam aliran.
Setelah rentetan keributan dan penghasutan dari mulut kotornya Rizieq, seperti rentetan demo murahan, Minggu ini kita dibuat lelah melihat prilakunya sejak pulang ke Indonesia setelah 3,5 thn kabur dari kasusnya, dia seolah bak manusia dewa dgn kelakuan bejatnya mengumbar gaya. Membiarkan penjemputan dan melakukan hajatan dgn mengumpulkan ribuan masa di tengah pandemi Corona, yg bisa memicu penularan massal. Melakukan orasi tak senonoh di atas mimbar di acara maulid nabi yg di adakannya sendiri. Ngaku cucu nabi, habib kok kelakuannya jongkok. Pengakuan imam besar atas dirinya terus dilanjutkan dgn mulut tak pantasnya, sampai orang mengatakan tema maulid nabi dgn isu ” lonte “, ini sangat memalukan umat Islam secara keseluruhan. Agama jadi mainan, nabi dilecehkan, Bahkan Tuhan dipermainkan. Ini keterlaluan, sekali lagi keterlaluan.
Tidak dapat dipungkiri bhw prilaku dan tindakannya yll mengganggu ketenteraman umat Islam sendiri dan umat yg beragama lain. Karena saat ramadhan FPI bs mensweeping orang jualan makanan, saat Natal mereka bisa masuk ke Mall mengganggu org yg bekerja memakai baju Sinter Class. Kebiasaan itu berkembang menebar permusuhan sampai ke tingkat penghinaan kepada Pancasila, ulama, bahkan Kepala Negara.
Saya tidak menyamaratakan kelakuan saudara kita keturunan Arab yg tinggal di Indonesia seolah “berengsek” semua, masih banyak ulama dari saudara keturunan Arab yg berilmu dan mulia, ada Prof. Quraisy Shihab, dst. Tapi dalam berpolitik warga keturunan Arab yg seolah mengklaim warga kelas atas karena nabi Muhammad lahir disana, hanya saja sebagian yg ada di Indonesia ternyata keturunan Abu Jahal, dan Ibnu Muljam. Buktinya mereka jahat dan kejam merusak tatanan ke islaman dan keamanan sosial serta mengancam negara kesatuan RI yg lahir dari darah pahlawan, bukan hadiah dari raja Arab.
Jenderal Purnawirawan Hendro Priyono pernah beberapa kali memperingatkan dgn keras dan menyebut warga keturunan Arab jgn membuat onar di Indonesia. Namun tanpa meminjam kalimat beliau pun didepan mata kita dgn kasat bisa kita lihat, bahwa kalimat itu nyata adanya.
Kita sebut saja prilaku Anis Baswedan dgn mengacak Jakarta, Yusuf Martak, Ba’asyir, Heikal Hasan, dst. Bicaranya selalu revolusi, dan sejenisnya menggertak NKRI, memaki Pancasila. Mengaku beradab, menyanjung keturunan kesayangan Tuhan, namun kelakuannya membahayakan negara kesatuan. Bahkan sekelas anaknya Rizieq sdh bs memprovokasi di dalam pengajian, seolah Indonesia akan di kuasai China.
Dari statistik thn 2018, warga keturunan Arab di Indonesia populasinya ada 11.000, dan China 3,2 juta. Jujur kalau kita bicara muamalah warga keturunan China lah yg jauh lebih bermanfaat ada di republik ini karena dengan populasi sebesar 1,2% itu mereka menguasai 80% perekonomian Indonesia, jutaan tenaga kerja di tampung pada industri mereka, dari mulai makanan sampai baja dan pakaian.
Terus maaf warga keturunan Arab sumbangannya apa, import gamis sebagai budaya, sekalinya ngaku ulama jadi provokator, jualannya ngasi janji surga, padahal selama di dunia perut inilah yg harus diurus, nah warga China lah yg mengurusi perut sebagian besar rakyat Indonesia, bukan orang Arab yg janjikan surga gak pernah ngasi apa-apa. Coba melek mata dan hati. Anis ngaku pribumi, jadi gubernur Jakarta menggantikan Ahok yg China, padahal Anis juga bukan pribumi, dia berlindung di balik keislamannya yg berengsek. Hasilnya Jakarta diacak-acak seperti orang tak berpendidikan, apalagi beragama. Mulutnya penuh kebohongan, munafik, dan menjijikkan untuk seorang manusia, kecuali kalau dia binatang.
Lihat Minggu ini Jakarta dirusak dua orang keturunan Arab, Anis dan Rizieq dgn prilaku bejadnya, sayang kaum inalnder ini yg terlalu tolol dan kelamaan minum air rendaman sorban orang Arab, walhasil ada orang bejat ngaku ustadz jadi panutan, absurd. Korbannya dua Kapolda bego di copot, dan TNI bergerak menertibkan baliho imam keparat yg menantang aparat.
Wahai saudaraku keturunan Arab, lihat foto yg ada, begitu mesranya kaummu dijamu keluarga Cendana yg 32 thn merusak Indonesia, apakah ini pilihan kalian menjadi embrio meneruskan perusakan nyata dgn memakai tameng agama karena kalian telah mengukir bahwa Islam Indonesia adalah Islam kelas dua. Dan kalian mencemooh Islam Nusantara yg memang telah ada sejak Wali Songo dan sebelumnya. Jadi jangan klaim bahwa kalianlah yg pertama mengajari kami berislam, karena 3 diantara Wali Songo adalah orang China. Jadi biarkan kami beragama Islam gaya China, melakukan hablumminallah dan hablumminnas dgn cerdas, bukan teriak takbir, kelakuan kafir.
Kami akan ikuti akhlak Rasullulah sbg pedagang dan menghidupi jutaan manusia, itulah yg dilakukan orang China, tak salah Rasullulah berkata; belajarlah sampai ke China bukan ke Arab, dan sifat pedagang Rasullulah diteruskan orang China, sementara jazirah Arab dipenuhi perang saudara. Jangan kalian tularkan kebiasaan perang, biarkan kami membiasakan jadi pedagang, tapi bukan dagangan agama, menjual surga.
Pelajaran diatas harusnya cepat di respon oleh paguyuban Arab, apakah itu kumpulan para habib, atau apalah, yg penting hentikanlah keturunan Arab yg banyak membuat ulah dan membuat resah, jangan lagi agama dijadikan komoditi, China dihina padahal kalian gak ada guna-gunanya buat Indonesia.
SELAMAT BERKACA SEBELUM TERAMBAT, ATAU MASIH MAU MINTA BANTUAN LAGI KE CENDANA. Sidoarjo, 19 Nop 2020