Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik Jakarta)
Faktanya, foto-foto tersebut diambil dari berbagai sumber dan bukan merupakan foto ulama maupun santri di Madiun.
= = = = =
[KATEGORI]: KONTEN YANG SALAH
= = = = =
[SUMBER]: TWITTER
https://archive.md/DnAIr
= = = = =
[NARASI]:
Pembantaian Ulama dan Santri: Darah di Madiun September 1948
= = = = =
[PENJELASAN]:
Akun Twitter @arulbaex mengunggah enam foto yang digabung dalam kolase. Akun @arulbaex mengklaim bahwa keenam foto tersebut merupakan foto-foto pembantaian ulama dan santri di Madiun pada tahun 1948.
Berdasarkan pencarian gambar, ditemukan fakta bahwa foto-foto tersebut tidak berhubungan satu sama lain dan bukan merupakan foto pembantaian ulama dan santri.
Foto 1:
Foto yang diambil oleh Neal Ulevich pada tahun 1976 memenangkan Pulitzer pada tahun 1977. Seorang mahasiswa tergantung di taman Universitas Thammasat di Bangok. Ketika mahasiswa berdemonstrasi menentang mantan presiden militer tersebut, polisi menanggapi dengan kekerasan tersebut.
Foto 2:
Foto tersebut merupakan potret Divisi Siliwangi yang menangkap semua simpatisan PKI di Madiun. Sebelum adanya peristiwa G30S/PKI 1965, PKI itu sudah melakukan pemberontakan berdarah di Madiun 19 September 1948. Pemerintahan Soekarno menetapkan gerakan itu adalah bentuk pemberontakan terhadap NKRI. Maka tanpa tanggung-tanggung lagi Indonesia mengerahkan Divisi Siliwanginya untuk menggulung kekuatan PKI di Madiun dan sekitarnya.
Foto 3:
Foto tersebut merupakan kepala dari I Gede Puger setelah dimutilasi. Pada 16 Desember 1965 sejumlah anggota RPKAD menyeret I Gede Puger, salah satu donatur Central Daerah Besar (CBD) PKI Propinsi Bali yang ditembak di depan massa kemudian dimutilasi.
Foto 4:
Foto tersebut merupakan foto dari Kolonel Sarwo Edhie Prabowo yang telah berhasil menumpas PKI. Kemudian fotonya yang sedang dikerumuni massa dijadikan sampul buku yang berjudul “Sarwo Edhie dan Tragedi 1965”.
Foto 5:
Foto tersebut merupakan adegan dari film The Killing Fields yang menggambarkan cerita seorang jurnalis Amerika, Sydney Schanberg dan jurnalis asal Kamboja, Dith Pran yang meliput situasi di Kamboja dari awal masuknya Khmer Merah. Sampai akhirnya Sydney dipulangkan kembali ke negaranya, sedangkan Pran, sama seperti rakyat Kamboja lainnya, ia dipaksa untuk meninggalkan Pnom Penh dan tinggal di desa sebagai petani yang harus bekerja selama enam belas jam setiap harinya.
Foto 6:
Foto tersebut merupakan foto seorang simpatisan PKI yang sedang diinterogasi oleh TNI. Hal ini bermula ketika Musso seorang tokoh komunis Indonesia merencanakan untuk menguasai daerah yang strategis di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk itu, Musso menculik dan membunuh tokoh-tokoh yang dianggap musuh serta mengadu domba kesatuan TNI. Foto tersebut merupakan foto seorang simpatisan PKI yang sedang diinterogasi oleh TNI.
Sehingga, klaim yang mengatakan foto-foto tersebut merupakan foto ulama dan santri yang dibantai adalah hoaks dengan kategori konten yang salah.
= = = = =
[REFERENSI]:
http://momentkita.blogspot.com/2013/12/sejarah-goa-jomblang.html
https://gerai.kompas.id/belanja/buku/penerbit-buku-kompas/sarwo-edhie-dan-tragedi-1965/
https://www.alamy.com/haing-s-ngor-the-killing-fields-1984-image236824458.html