Foto tersebut memang benar dan bukan editan, namun narasi-narasi pelintiran yang mengklaim bahwa Islam Nusantara Tuhannya adalah Yesus dan Kitabnya adalah stensil merupakan narasi yang menyesatkan. foto tersebut adalah foto PAC. IPNU/IPPNU Kec. Sagulung Kota Batam yang sedang melaksanakan ibadah Sholat Maghrib saat diundang ke acara pentas seni di Jambore Pelajar Katholik yang diadakan di Yayasan Tunas Karya. Pada saat itu sedang turun hujan dan Mesjid jaraknya cukup jauh dari lokasi acara.
======
[KATEGORI]: KONTEN YANG MENYESATKAN
======
[SUMBER]:
======
[NARASI]:
“Islam Nusantara itu nabinya siapa ya…?
Tuhannya Yesus juga ya…..?
terus kitabnya mungkin kitab STENSIL….?? 😂😂”
======
[PENJELASAN]:
Akun facebook bernama Munzirin mengunggah foto beberapa orang yang sedang menunaikan ibadah sholat dengan latar belakang berupa Salib. Selain itu akun tersebut menambahkan narasi provokatif mengandung unsur SARA.
Berdasarkan penelusuruan, narasi pelintiran terhadap foto tersebut bukan yang pertama kali. Pada tahun 2018 lalu terdapat klaim yang menyebutkan orang-orang tersebut sholat di gereja.
Faktanya, Akun facebook bernama ShonHaji Zuhri memberikan klarifikasi sebagai berikut:
KLARIFIKASI
Foto-foto yang beredar mengenai Orang² yang sedang melaksanakan kewajiban sholat (maghrib) dan saat ini viral itu bukan editan, tapi banyak #PELINTIRAN (dikatakan sholat di gereja), karena saya (ShonHaji) salah seorang yang ada di dalamnya.
PAC. IPNU/IPPNU Kec. Sagulung Kota Batam di Undang untuk mengisi acara Pentas Seni di Jambore Pelajar Katholik yang diadakan di Yayasan Tunas Karya (SD KATHOLIK St. Ignasius Loyola /Sekolah Berasrama) Rempang – Galang
KLARIFIKASI :
Kronologi Kejadian :
Kita harus mulai dari tema:
Tema Jambore MBPA diambil juga dari Tema Jambore Nasional yang mengangkat isu tentang Kebhinnekaan. Sebelum hari H ada masa Pra Jambore yaitu animasi modul-modul yang mengarah pada tema termasuk Modul Kebhinnekaan. Pada modul ini Pelajar Remaja belajar bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar terdiri dari beragai suku, bahasa, budaya dan Agama.
Oleh karena itu membutuhkan sikap saling menghormati dan menghargai berbagai keragaman tadi yang dimulai dan ditumbuhkan sejak usia dini.
Jambore tersebut dilaksanakan pada tanggal 22-24 Juni 2018, dimana Kepanitiaan mengundang Pelajar NU untuk menampilkan Kesenian yang bertemakan kebangsaan dan keberagaman yang dijadwalkan pada tanggal 23 Juni 2018 dimulai pukul 20.00 WIB.
Pada saat rombongan Adik-adik IPNU/IPPNU dikawal beberapa anggota Banser sampai lokasi acara ternyata sudah masuk waktu sholat maghrib dan akhirnya rombongan melakukan sholat maghrib berjamaah di sebuah gedung yg ada salibnya. Saat ini kejadian tersebut sudah mulai viral karena foto²nya di share di medsos.
pertanyaan yang muncul kemudian adalah :
“Kenapa sholat di tempat ibadah agama lain? apakah dalam keadaan darurat?”.
Jawaban dari pertanyaan itu adalah :
- Gedung itu BUKAN TEMPAT IBADAH/GEREJA melainkan ASRAMA/AULA yang lokasinya TERPISAH dari Gereja dan steril dari hewan yang dalam hukum Islam dihukumi Najis Mugholadhoh.
- Kami sudah berusaha mencari Masjid/Mushalla terdekat, namun jika kami sampai ke Masjid terdekat dengan jarak yang jauh dan harus kami tempuh dengan jalan kaki (karena begitu sampai lokasi, mobil yang mengantar kami langsung meninggalkan lokasi dan kembali ke lokasi pada jam 22.00WIB), maka kami MEYAKINI jika kami memaksakan diri harus melaksanakan sholat maghrib di Masjid terdekat maka waktu sholat (maghrib) akan habis, sementara itu kami tidak mungkin juga melaksanakan sholat di lapangan yg ada di lokasi, karena keadaan cuaca (gerimis) dan lapangannya becek akibat guyuran air hujan selama 2 hari.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga dengan alasan yang kami kemukakan bisa dipahami dan menjadikan maklum serta bisa mendinginkan suasana.
Terimakasih. 🙏🙂
Regards,
shonhaji zuhri
======
REFERENSI: