Hasil Periksa Fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO IISIP Jakarta).
Bukan karena tidak diterima di RSUD Dr Soetomo. Dirut RSUD dr Soetomo membantah pihaknya menolak merawat warga Surbaya yang terinfeksi COVID-19. Akan tetapi, Risma sujud dan menangis setelah mendengar penjelasan dr. Sudarsono, Sp.P (K) tentang penanganan pasien COVID-19 di Surabaya.
=====
KATEGORI: KONTEN YANG SALAH
=====
SUMBER: FACEBOOK
=====
NARASI:
“Untuk teman-teman fbku, yang melihat Surabaya zona hitam, harap dibaca. Smua yang d luar surabaya boleh di rawat di surabaya (rs milik sby), akan tetapi untuk warga Surabaya sendiri tidak diperbolehkan untuk ke rs milik rs dr soetomo (milik pemprov)
SAMPAI BU RISMA SUJUD KE IDI. SAKING JANCOK DAN BOBROK E PEMROV JANCOK.
Wong mati ketabrak di dadekno positif corona, tetangga sakit perut dijadikan positif corona… Juancok, emang pengen nama surabaya jelek dan bu risma di dzolimi.
Dan mirisnya lagi, bu walikota pernah bilang, data covid surabaya, 50% bukan warga Surabaya. Apa ini cuma akal”annya pemprov?”
=====
PENJELASAN:
Akun Rachman Ardiyanti mengunggah foto tangkapan layar sebuah berita berjudul “Sujud ke IDI, Risma: Saya Memang Goblok!” dengan narasi yang menyatakan bahwa Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) bersujud dihadapan IDI karena warga Surabaya tidak diterima di RSUD Dr Soetomo.
Dilansir dari Kumparan saat itu Risma mendengarkan penjelasan salah satu pengurus IDI Surabaya, Sudarsono, tentang penanganan pasien Covid-19 di Surabaya. Menurut Sudarsono yang merupakan dokter spesialis paru itu, salah satu penyebab tingginya kematian pasien Covid-19 adalah pasien harus menunggu untuk masuk ke ruang isolasi, terutama di RSUD dr. Soetomo.
“Saya ikut bantu di poli, di IGD, dan di ruang isolasi. Saya tahu betul kalau pasien itu harus antri untuk masuk ruang isolasi. Soetomo sudah penuh. Belum lagi, kalau malam saya pulang dari rumah sakit saya lihat warga Surabaya masih nongkrong di warung kopi banyak yang mengabaikan protokol kesehatan,” kata Sudarsono.
Mendengar penjelasan tersebut, Risma tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya dan menuju ke arah Sudarsono. “Semua salah saya. Saya yang salah,” kata Risma sembari menangis dan bersujud di hadapan Sudarsono.
Melihat Risma bersujud di depannya, Sudarsono dan sejumlah staf Risma yang terkejut mencoba mengangkat Risma untuk berdiri.
Selain itu, Direktur Utama RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Joni Wahyuhadi membantah pihaknya menolak merawat warga Surabaya yang terinfeksi virus corona baru atau Covid-19. Menurutnya, sebagian besar pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD dr Soetomo adalah warga Surabaya. Joni mengatakan, dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran, rumah sakit dilarang membeda-bedakan pasien baik itu berdasarkan suku, agama, bahkan kebangsaan sekali pun.
RSUD dr. Soetomo, kata Joni, adalah rumah sakit pendidikan. Diakuinya, asalkan ada indikasi medik dan tempatnya tersedia, pasti dilayani. Joni memaparkan, sebanyak 1.097 pasien Covid-19 dirawat di RSUD dr Soetomo hingga Senin (29/6/2020).
“79 persen atau sebanyak 865 pasien adalah warga Surabaya, 232 pasien sisanya dari berbagai daerah,” kata Joni di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (29/6/2020) malam.
=====
REFERENSI: