Hasil Periksa Fakta Dimas Aryalasa Nugroho (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pancasila)
Faktanya klaim tersebut salah, karena menurut Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Abu Bakar, pasien tersebut tidak termasuk pasien Covid-19 dan meninggal bukan karena Covid-19.
=====
Kategori: False Context
=====
Sumber: Whatsapp
=====
Narasi:
“ Ada pasien covid 19 di rs manap meninggal.. skrng persiapan pemakaman
A1 bg… lg persiapan orng dipmakaman pall 10, mayat lg dlam proses kremasi “
=====
Penjelasan:
Beredar pesan berantai melalui Whatsapp yang menyebutkan bahwa seorang pasien Covid-19 meninggal di Rumah Sakit Manaf kota Jambi, jenazah sedang dalam proses kremasi dan akan segera melakukan pemakaman di Pall 10.
Berdasarkan hasil penelusuran, faktanya klaim tersebut salah. Dikutip dari laman beritajambi.com Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang juga Jubir Pemerintah Kota Jambi, Abu Bakar mengatakan berdasarkan data dari RS Abdul Manaf pasien tersebut bukan meninggal karena Corona, tetapi berdasarkan hasil diagnosa pasien mengidap DBD (demam berdarah), DM, diabetes meliteus (kencing manis) serta TB (Tuberkolosis).
Kata Abu Bakar, pasien belum masuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP), yang bersangkutan masuk RS Abdul Manaf tanggal 13 Mei jam 08.34 dan meninggal tanggal 14 jam 11.05. “Pasien masuk dengan keluhan demam sejak 1 minggu naik turun, dan batuk 3 hari terakhir,” kata Abu Bakar via seluler, Kamis sore (14/5/2020)
Lanjut Abu Bakar, Pasien tidak memiliki perjalanan keluar kota maupun ke wilayah rawan Covid-19 serta tidak ada kontak baik dengan ODP maupun PDP. Pasien tidak keluar rumah sejak tanggal 19 Maret 2020, saat dalam perawatan, pasien sempat dilakukan Rapid test sebanyak 3 kali dengan hasil negatif (-).
Soal penyelenggaraan jenazah dilakukan dengan protokol kesehatan Covid-19, itu atas permintaan keluarga almarhum. “Atas permintaan keluarga, penyelenggaraan jenazah dilakukan dengan protokol kesehatan Covid-19 dan dikebumikan di pemakaman Pusara Agung (milik Pemkot Jambi), hal tersebut dilakukan mungkin untuk kehati-hatian, mengingat TB termasuk penyakit menular,” pungkas Abu Bakar
Berdasarkan penjelasan tersebut maka konten yang beredar di Whatsapp dapat masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.
=====
Referensi: