Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan membantah kabar yang tersebar di media sosial Facebook dan Whatsapp yang mengatakan dirinya membuat tulisan yang berjudul “Sujud Kemenangan Prabowo”. Ia mengatakan bahwa namanya dicatut sebagai penulis tulisan itu, padahal tulisan aslinya itu ditulis oleh seseorang dalam akun Facebook bernama Azwar Siregar.
Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Naufal Firman pun menerangkan bahwa Anies tak pernah membuat tulisan terkait lembaga atau kegiatan survei Pemilu 2019. “Tidak ada posting-an Anies Baswedan terkait lembaga atau kegiatan survei Pemilu 2019. Semua posting-an Anies bisa dicek di akun Facebook-nya, aniesbaswedan,” ujarnya.
=====
Sumber: Media Sosial Facebook
=====
Kategori: Misleading Content / Disinformasi
=====
Narasi:
“~ Sujud Kemenangan Pak Prabowo ~
Oleh: Anies Baswedan
Banyak sahabat yang menyayangkan Klaim dan Sujud kemenangan Pak
Prabowo. Alasan kawan-kawan karena masih terlalu prematur. Apalagi
dihampir semua hasil Quick Count Pak Prabowo justru kalah.
Benarkah demikian?
Menurut saya sikap Pak Prabowo justru sudah sangat tepat. Lebih tepat lagi, sikap itu yang saya tunggu.
Jujur saja, semangat saya sempat down. Ketika Lembaga-lembaga Survey
yang kita tahu semuanya sudah diundang makan siang ke Istana membuat
Quick Count, sudah pasti hasilnya akan menggiring opini yang bisa
dijadikan dasar untuk segala macam upaya-upaya kecurangan.
Beberapa
bulan yang lalu saya sudah menuliskan tentang hal ini, tapi tetap saja
semangat dan moralitas saya jatuh ketika fakta upaya kecurangan ini
dilakukan.
Alhamdulillah, justru semangat dan moralitas saya
re-charge, kembali full ketika Pak Prabowo menyampaikan klaim kemenangan
dan sujud syukur.
Artinya Pak Prabowo kali ini tidak akan pasrah
lagi “dikerjai” seperti Pilpres 2014 silam. Pak Prabowo tidak akan diam
lagi dizalimi.
Tentu saja kalah dan menang disetiap kompetisi adalah
hal biasa. Justru yang kita lawan adalah segala bentuk upaya
kecurangan. Berbagai kecurangan, mulai dari intimidasi, pengerahan
aparat dan perangkat desa untuk memenangkan petahana , melibatkan ASN
sampai Karyawan BUMN untuk meramaikan kampanye sampai kertas-kertas
suara yang dicoblos duluan adalah fakta yang terang-benderang terjadi
selama Pilpres sekarang ini. Ditambah keberpihakan hampir semua media
dan lembaga-lembaga survey yang terang-terangan melacurkan ilmu
statistik demi uang miliaran rupiah.
Sekarang para pelacur ilmu
statistik itu dengan hanya bermodalkan survey di 2000 sample TPS dari
total 813.350 TPS se Indonesia, mencoba membuat kecurangan. Seperti
biasa.
Menurut saya, ini adalah upaya terakhir yang coba mereka
lakukan untuk tetap mempertahankan kekuasaan. Menggiring opini
masyarakat khususnya di perkampungan dan pelosok-pelosok bahwa salah
satu Paslon sudah menang. Seakan-akan hasil Quick Count dari data secuil
bisa mewakili perhitungan secara keseluruhan TPS se Indonesia.
Pertanyaannya :
Berulangkali Lembaga-lembaga Survey salah prediksi seperti di Pilgub
DKI dan Pilkada-Pilkada se Indonesia, mereka tidak pernah dihukum.
Selalu saja Lembaga-lembaga Survey berpihak ke Petahana atau calon-calon
Kepala Daerah yang merapat ke Penguasa.
Masalahnya, ketika
berkali-kali Lembaga Survey salah, kesalahan mereka tidak pernah
dimintakan pertanggung jawaban. Padahal setiap rilis hasil survey mereka
sangat membahayakan karena bisa dijadikan dasar bagi “yang berkuasa”
untuk berbuat kecurangan.
Sampai detik ini, saya haqqul yakin kalau
Pak Prabowo dan Sepupu Sandi masih menang telak. Mungkin tidak sampai 68
persen. Tapi paling tidak mendekati angka 60 persen. Harapan kita
tersisa pada hitungan manual. Terima kasih para saksi sukarelawan yang
sampai detik ini berjuang mengawal hasil Pilpres. Khususnya para saksi
dari PKS yang terkenal paling militan. Klaim kemenangan Pak Prabowo
menurut saya lagi-lagi bisa menjadi sprit mereka untuk tetap semangat
dan tidak menyerah. Kalau perkiraan saya terbukti kelak, tolong rezim
Prabowo-Sandi ingat, siapa-siapa yang berkeringat dan siapa-siapa yang
cuma mendekat karena manisnya gula.
Sekali lagi, Insya Allah, Prabowo-Sandi menang telak !!!,” unggah akun Facebook, Indonesia Facebokers, Jumat (19/4).
=====
Penjelasan:
Akun Facebook dengan nama Indonesia Facebokers membuat unggahan yang berisi tulisan dengan judul “Sujud Kemenangan Pak Prabowo”. Pada tulisan itu diberi keterangan pembuatnya yakni oleh Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta.
Tulisan yang juga beredar melalui pesan berantai Whatsapp tersebut, inti pesannya adalah penilaian dari penulis bahwasannya langkah Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto untuk sujud kemenangan, sudah tepat. Alasannya untuk mengisi ulang semangat para pendukungnya yang down karena mengetahui hasil Quick Count Pemilihan Presiden 2019.
Menanggapi tulisan yang tersebar tersebut, Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Naufal Firman mengatakan tidak benar jika dikatakan Anies membuat tulisan terkait Pemilu 2019.
“Itu adalah hoax,” kata Naufal, Jumat (19/4).
Naufal pun menegaskan, Anies tak pernah memuat tulisan terkait Pemilu 2019.
“Tidak ada posting-an Anies Baswedan terkait lembaga atau kegiatan survei Pemilu 2019. Semua posting-an Anies bisa dicek di akun Facebook-nya, aniesbaswedan,” ujarnya.
Anies yang juga dihubungi oleh Vivanews.com memberikan bantahannya. Sembari memberikan tautan asli dari tulisan tersebut di Facebook, Anies mengatakan bahwa namanya dicatut sebagai penulis tulisan itu, padahal tulisan aslinya itu ditulis oleh seseorang dalam akun Facebook bernama Azwar Siregar. Di bawah tautan itu Anies menuliskan, “Ini aslinya … Ada yang ganti nama 🙂 Ejaannya salah: “Anis” harusnya “Anies”,” kata Anies.
Selain itu, setelah dilakukan penelusuran, tulisan yang berjudul “Sujud Kemenangan Pak Prabowo” adalah karya dari Azwar Siregar yang diunggah pada, Kamis (18/4). Azwar yang mengetahui tulisannya dibuat menjadi bahan disinformasi dengan mencatut nama Anies, juga memberikan klarifikasinya di akun Facebooknya. Berikut selengkapnya:
“KLARIFIKASI !!!
Kepada kawan-kawan Netizens Se Indonesia. Saya sampaikan kalau tulisan “Sujud Kemenangan Pak Prabowo” , adalah tulisan saya dan tidak ada hubungannya dengan Bang Anies Baswedan.
Sejujurnya saya tidak perduli tulisan saya dianggap tulisan siapapun dan diakui menjadi tulisan orang lain. Tapi khusus masalah ini, saya anggap justru akan merugikan Bang Anies sebagai Gubernur DKI yang dituntut netral dan harus mengayomi semua warga Jakarta yang berbeda pilihan politiknya.
Sekali lagi, saya pendukung Pak Prabowo dan saya juga pendukung Bang Anies Baswedan. Mereka adalah tokoh-tokoh politik yang menjadi idola dan panutan saya. Kalau ada ketikan jari saya di media sosial dianggap mirip dengan sikap apalagi coretan tangan mereka, tentu saja menjadi kebanggan tersendiri bagi saya pribadi. Tapi tetap saja saya tidak rela kalau orang-orang baik tersebut dipersulit apalagi menjadi sumber fitnah gara-gara dianggap berpihak akibat tulisan saya.
Mohon Bang Geisz Chalifah menyampaikan permohonan maaf saya kepada Bang Anies dan tetap semangat kawan-kawan mengawal Real Count KPU!
#TirikYaluk,” unggah akun Facebook Azwar Siregar, Jumat (19/4).
=====
Referensi:
1.https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=2358641214166227&id=554725144557852
2. https://news.detik.com/…/hoax-tulisan-anies-baswedan-tentan…
3. https://www.viva.co.id/…/1141182-hoax-tulisan-anies-soal-su…
4. https://web.facebook.com/photo.php?fbid=10217531462973675&set=a.1976456326303&type=3&theater
5. https://web.facebook.com/Sir.Egar.Azwar/posts/10217539818062547
https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/876903042642232/