Menjawab pertanyaan anggota Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoaks (FAFHH) yang mempertanyakan terkait video tersebut adalah benar adanya.
======
Kategori : KLARIFIKASI
======
Sumber : Media Sosial Facebook https://www.facebook.com/thewe.harry/posts/2076577222463615 dan Menjawab Pertanyaan Anggota Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoaks (FAFHH)
Narasi :
1.Pak yai ini fitnam 02….katanya
Jika tidak pilih si mbah Dzikir & tahlil mau dihapus,, ini maksudnya apa coba…?!
Blunder mbok ya jgn kebangetan toh Pak!
Berikut ini adalah video jawaban dari Bang Sandiaga Uno Cawapres yg sangat Santun Cerdas & bermartabat
#jagaMarwahislam
#IndonesiaMenangtanpafitnah
:sparkling_heart:🇮🇩:v::pray:
2. Ayo Pak kyai perangi hoax
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2076577222463615&id=100003340739078
Mohon bantu Check benar atau tidak min
Thanks :pray:
======
Penjelasan :
Beredar video yang berdurasi 1 menit 26 detik itu seorang ulama menyampaikan keresahaannya di depan Ma’ruf Amin dengan mengatakan jika nanti Jokowi dan Ma’ruf tidak terpilih, NU hanya akan menjadi fosil di masa depan.
Selain itu, ulama tersebut bilang tidak ada lagi tahlil, zikir, maupun hari santri jika Jokowi dan Ma’ruf Amin kalah.
Berikut isi pernyataan lengkap yang ada di video tersebut :
“Sesuatu yang bid’ah, yang musyrik, yang kafir dan sebagainya, dan mereka ini akan membuat sebuah kekuatan. Dan apabila terjadi maka akan menjadikan Islam mainstream seperti NU ini, seperti pesantren ini hanya akan menjadi fosil di masa depan,”
“Jangan berpikir masih ada tahlil, jangan berpikir masih ada zikir di Istana, jangan berpikir masih ada hari santri apabila Kiai Ma’ruf ini kalah,”
“Jawabnya hanya satu kalau semuanya ingin satu, semua kita ajak untuk memenangkan Kiai Ma’ruf Amin,”
Video tersebut menjadi viral di media sosial, sehingga membuat salah satu anggota Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoaks (FAFHH) mempertanyakan kebenaran video itu.
Faktanya video tersebut benar adanya.
Dikutip dari CNNIndonesia.com, video tersebut direkam di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (16/3). Saat itu CNNIndonesia.com juga berada di lokasi dan merekam ceramah ulama tersebut. Acara itu dihadiri sekitar seratus ulama dari berbagai daerah. Salah satu yang hadir yaitu pengurus Syariah Nahdlatul Ulama Manarul Hidayat.
Menanggapi beredarnya video itu, Juru bicara TKN Ace Hasan Syadzily menilai tidak ada yang salah dengan pernyataan itu. Ia menyebut sang ulama sama sekali tidak menyebut atau menjelekkan capres lain.
Ia membandingkan video tersebut dengan video beberapa waktu lalu yang memperlihatkan seorang ibu di Karawang menyebut capres 01 Joko Widodo akan melegalkan pernikahan sejenis hingga mendukung zina.
“Apakah dalam video itu menyebut capres lain dan menjelek-jelekkan capres lainnya seperti ibu-ibu di Karawang yang jelas-jelas menyebut Pak Jokowi akan melegalkan pernikahan sejenis, pro zina, dan lain-lain,” ujar Ace dalam pesan singkat, Selasa (19/3).
Ia juga menyampaikan ulama tersebut tidak salah karena menyatakan Ma’ruf sebagai ulama NU yang terus berjuang untuk NU, Hari Santri, dan tradisi NU.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merespons video di media sosial yang dituding kubu Prabowo memuat fitnah lantaran Istana Negara akan menghapus zikir di Istana dan Hari Santri ditiadakan jika calon wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin kalah di Pilpres 2019.
Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar menyebut pihaknya akan segera mengusut laporan tersebut sebagai temuan Bawaslu.
“Bawaslu akan segera menindaklanjuti,” kata Fritz kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/3).
Bawaslu akan menindaklanjutinya sebagai temuan. Namun tak menutup kemungkinan jika ada masyarakat yang membuat laporan dengan bukti yang bisa membantu pengkajian.
Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera menyatakan, isi ceramah dalam video beredar luas di media sosial dan diduga benuansa kampanye hitam dari pendukung Cawapres Ma’ruf Amin merupakan hoaks. Ia meminta aparat penegak hukum untuk mengusut video tersebut.
Hal itu dikatakan Mardani melalui akun Twitter @MardaniAliSera pada Rabu (20/3/2019) pagi. Mardani lantas menyamakan kasus video viral tersebut dengan kasus kampanye hitam yang dilakukan oleh emak-emak di Karawang, Jawa Barat yang videonya juga viral.
“Jika A menang, maka Adzan akan dilarang. Jika B menang, mk tahlil akan di hapus. Ini sama2 hoax yg harus di usut, jgn tebang pilih. Emak2 “adzan” sdh ditangkap. BPN prihatin terhadap hasutan seperti ini. Dan kami tegaskan ini hoax. Kita harus lawan hoax,” cuit Mardani seperti dikutip Suara.com.
Di dalam video unggahan kedua yang dijadikan sumber dalam pengecekan fakta ini juga terdapat pernyataan Sandiaga Uno selaku cawapres nomor urut 02.
“Jangan sampai ada terpetik satu prasangka apapun bahwa NU akan disingkirkan, justru akan diperkuat, NU akan dipastikan menjadi sebuah organisasi terbesar umat Islam yang mengawal Islam yang Rahmatan Lil Alamin, akan menjadi kekuatan buat Prabowo-Sandi, kita akan merangkul NU dan akan menjadi mitra untuk membangun bangsa ini menjadi adil dan makmur,” penjelasan Sandiaga Uno.
“Insha Allah kami komit, kawal, agar tradisi-tradisi ritual-ritual itu tetap ada di Indonesia,” lanjut Sandi.
Referensi :
https://www.cnnindonesia.com/…/di-depan-maruf-ulama-resah-n…
https://www.cnnindonesia.com/…/bawaslu-usut-video-soal-tak-…
https://www.facebook.com/…/pcb.219416135…/2195511970537469/…
https://www.suara.com/…/bpn-minta-video-ceramah-depan-maruf…
https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/858560547809815/