Postingan ini berisi klarifikasi yang disampaikan oleh petani Kulonprogo, mengenai alasan sebenarnya dirinya serta petani setempat menyemprot mati lahan cabai miliknya. Hal tersebut dilakukan semata mata karena skema tanamnya yang memang sudah harus beralih dengan komoditas lain.
Selenhgkapnya terdapat di penjelasan!
KATEGORI: KLARIFIKASI
===
SUMBER: MEDIA DARING
===
NARASI:
Petani cabai, Sukarman: “Memang ada pemakaian semacam herbisida, tetapi itu saya lakukan semata mata untuk menghemat ongkos tenaga kerja. Jadi bukan karena saya dan para petani disini putus asa dengan harga murah, tapi skema pola tanamnya memang harus beralih dengan komuditas lain,”.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Moh Ismail Wahab: “Tanaman cabai yang disemprot dengan pembasmi gulma memang sudah melewati masa produktif,”.
===
PENJELASAN: Belakangan diberitakan bahwa harga cabai tengah mengalami penurunan di beberapa sentra produksi akibat pasokan yang melimpah. Menurunya harga cabai semakin diperparah dengan tingginya biaya ekspedisi cargo pesawat udara yang menyebabkan distribusi antar pulau terkendala.
Tak pelak informasi tersebut cukup membuat petani cabai resah akan pemasukan dan penjualan hasil panennya. Keadaan semakin panas, seiring dengan munculnya pemberitaan mengenai petani yang semprot mati lahan cabai miliknya. Seiring munculnya informasi tersebut, baik petani dan Kementerian secara bersamaan melakukan klarifikasi.
Melansir dari fajar.co.id, Sukarman selaku petani champion cabai Kulonprogo menjelaskan penyebab dirinya dan petani setempat menyemprot mati lahan cabai miliknya. Hal tersebut dikarenakan tanamannya yang memang sudah tidak produktif, sudah melewati panen puncak sehingga sudah waktunya untuk diganti dengan tanaman lain.
Sementara itu, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Moh Ismail Wahab turut serta menyikapi kondisi saat ini dan kebutuhan masing-masing wilayah. Tidak terkecuali dengan pola tanam yang dijaga sesuai dengan kebutuhan dan permintaan.
Ismail yang mengecek kondisi lapangan di wilayah Kulonprogo, menyatakan bahwa tanaman cabai yang disemprot mati dengan pembasmi gulma memang sudah melewati masa produktif atau bisa dikatakan tanaman tersebut sudah tua. Ismail menambahkan jika lahan pertanaman cabai tersebut akan digunakan untuk menanam buah semangka, atau yang dinamakan dengan pola tanam. Oleh sebab itu Ismail meminta agar masyarakat tidak salah persepsi.
Dirjen Hortikultura, Suwandi juga mengutarakan pendapatnya. Suwandi mengatakan untuk wilayah sentra cabai yang belum siap industri hilirnya yakni industri olahan, sistem distribusi dan logistik dengan cold storage, disarankan lebih tepat mengikuti anjuran pola tanam. Hal tersebut dilakukan untuk tetap menjaga pasokan dan kestabilan harga.
===
REFERENSI: