[SALAH] Timor Leste Mau Kembali Bergabung Dengan Indonesia Sekarang (2018)

Kabar yang menyebutkan Timor Leste ingin bergabung kembali dengan Indonesia merupakan isu lama pada tahun 2014 yang diolah kembali. Isu itu sudah diklarifikasi oleh pihak Pemerintah Timor Leste. Wakil Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Timor Leste kala itu, Constancio Pinto, menyatakan bahwa tidak ada pernyataan Timor Leste ingin bergabung kembali dengan Indonesia. “Tidak ada pernyataan bahwa Timor Leste ingin bergabung kembali dengan Indonesia,” terangnya pada 10  Oktober 2014.

 

=====

 

Kategori: Disinformasi

 

=====

 

Sumber: Pertanyaan Anggota Forum FAFHH (@Yeremia Sabatani Ari) dan Berbagai Sumber di Internet (Portal Daring, Youtube, dan Portal Agregator Konten)

 

https://bit.ly/2qVG99b

https://bit.ly/2ORIDPk

https://bit.ly/2DwRdkn

https://bit.ly/2zgMiBa

https://bit.ly/2Q3bipr

https://bit.ly/2zhaHGZ

https://bit.ly/2DvrNUj

 

=====

 

Narasi:

 

Sumber-sumber tersebut menyebutkan hal yang sama, yakni keinginan Timor Leste kembali bergabung dengan Indonesia. Kutipan yang digunakan ialah pernyataan Xanana Gusmao, “Timor Leste harus bergabung dengan Indonesia. Kami butuh pemimpin baru.”

 

=====

 

Penjelasan Lengkap:

 

Kabar yang menyebutkan Timor Leste akan bergabung kembali dengan Indonesia merupakan informasi yang tidak benar. Sebab, setelah melakukan penelusuran, informasi tersebut merupakan isu hasil olahan yang berasal dari isu di tahun 2014.

 

Isu akan kembalinya Timor Leste ke pangkuan Indonesia berawal dari pernyataan Xanana Gusmao, Tokoh Timor Leste dan Presiden Pertama Timor Leste, saat menghadiri HUT ke-69 TNI di Surabaya, Jawa Timur, Selasa 7 Oktober 2014. Kala itu, pernyataan Xanana Gusmao yang dikutip oleh media disalahartikan. Ia menyatakan bahwa Timor Leste siap bergabung dengan Indonesia. “Timor Leste harus bergabung dengan Indonesia. Kami butuh pemimpin baru,” ujar Xanana kala itu.

 

Pernyataan itu ternyata diartikan oleh sejumlah media sebagai keinginan Timor Leste untuk kembali bergabung bersama Indonesia. Namun, sejumlah pejabat dan tokoh, baik dari Indonesia maupun Timor Leste, sama-sama membantahnya.

 

Dilansir dari suara.com, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) kala itu, Sjafrie Sjamsoeddin, membantah kalau Xanana menyatakan Timor Leste ingin kembali bergabung dengan Indonesia seperti yang dituliskan oleh sejumlah media massa. “Saya ingin mengarisbawahi bahwa wacana (pemberitaan) yang disebutkan dalam tagline (media) itu, tidak ada,” ujar Sjafrie pada 9 Oktober 2014.

 

Sjafrie meyakini bahwa tidak ada pernyataan itu karena dirinya selalu mendampingi Xanana selama di Indonesia, termasuk ketika wawancara secara door stop oleh media televisi.

 

“Saya bantah (pemberitaan). Kenapa? Sebab, Pemerintah Republik Indonesia itu (telah) mengakui kedaulatan negara Timor Leste, sejak awal dia disahkan sebagai negara yang berdaulat. Dan tidak ada pernyataan PM Xanana Gusmao kepada pers soal bergabung ke Indonesia (itu),” kata Sjafrie.

 

Bantahan lainnya dikatakan oleh Wakil Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Timor Leste kala itu, Constancio Pinto, kepada sejumlah media. Dilansir dari beritasatu.com dan sindonews.com, Pinto menyatakan bahwa tidak ada pernyataan Timor Leste ingin bergabung dengan Indonesia kembali dari pernyataan Xanana Gusmao.

 

“Perdana Menteri diwawancarai oleh salah satu stasiun televisi Indonesia, dimana ia menyatakan terima kasih atas undangan untuk upacara dan kepuasan atas kerja sama yang sangat baik antara kedua negara dan rakyatnya. Tidak ada pernyataan bahwa Timor Leste ingin bergabung kembali dengan Indonesia,” kata Pinto pada 10 Oktober 2014.

 

Pinto pun menyatakan, Timor Leste dan Indonesia telah menikmati demokrasi dalam satu dekade terakhir (pada tahun 2014). “Harusnya  media memiliki tanggung jawab terhadap penguatan demokrasi,” katanya.

 

Pemimpin Redaksi Tempo Semanal (Media Timor Leste), Jose Antonio Belo, yang dikenal sebagai sahabat dekat Xanana pun ikut berkomentar akan isu tersebut. Kepada rmol.co pada 9 Oktober 2014, Jose memastikan bahwa pernyataan Xanana itu memiliki maksud yang lain, yang ketika didengarkan tanpa memahami konteks pembicaraan bisa diartikan berbeda.

 

“Menurut apa yang selalu diinginkan Xanana adalah dia  mau mengangkat Indonesia di forum internasional dan di Dili semua pemimpin mau Indonesia jadi pemimpin baru di dunia,” ujar Jose kepada redaks rmol.co.

 

Dia juga mengatakan, tidak ada polemik di Dili berkaitan dengan pemberitaan itu karena media massa dan publik di Timor Leste telah memahami maksud Xanana.

 

“Saya bisa mengerti pernyataan Xanana tentang bergabung kembali dengan Indonesia tersebut dalam konteks yang lebih besar yaitu regional dan internasional. Bukan dalam konteks bergabung untuk integrasi kembali sebagai sebuah provinsi NKRI,” kata Jose.

 

Berdasarkan beberapa pernyataan dari pemberitaan pada tahun 2014 maka dapat dikatakan bahwa isu Timor Leste ingin bergabung kembali dengan Indonesia tidak benar. Selain itu, setelah ditelusuri, beberapa sumber disinformasi tersebut ternyata mengacu kepada sebuah tulisan bertujudul “Timor Leste Ingin Gabung RI Karena Jokowi?” dari rubrik Indonesiana yang ada di tempo.co (https://bit.ly/2qSmbMr).

 

Perlu diketahui, rubrik Indonesiana merupakan rubrikasi opini milik kelompok usaha PT Tempo Inti Media Tbk. Jadi, tulisan itu merupakan tulisan opini dan isi kontennya merupakan tanggung jawab penulisnya.

 

=====

 

Referensi:

 

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/782584835407387/

https://www.suara.com/news/2014/10/09/174005/ini-kata-jokowi-soal-kabar-timor-leste-mau-kembali-ke-nkri

http://www.beritasatu.com/politik/216387-bantah-timor-leste-kutuk-pemberitaan-keinginan-bergabung-dengan-ri.html

https://nasional.sindonews.com/read/910056/12/timor-leste-bantah-ingin-kembali-ke-ri-1412874263

https://dunia.rmol.co/read/2014/10/09/175172/Ternyata,-Pernyataan-%E2%80%9CTimor-Leste-Ingin-Bergabung-dengan-Indonesia%E2%80%9D-Disalahartikan-