Akun pengirim dan akun-akun penerima surel tidak kredibel karena menggunakan alamat surel yang bisa didaftarkan oleh siapapun tanpa perlu memeriksa keabsahan identitasnya, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
======
KATEGORI
Hoaks.
======
SUMBER
http://bit.ly/2Rg72zE, rangkaian cuitan oleh akun “#GueAjaib” (twitter.com/twitajaib).
======
NARASI
“INI BARANG BUKTI KEDUA!
Email dari @Dahnilanzar dibuka untuk crosscheck dan TERNYATA BENAR!…”, selengkapnya di (6) bagian REFERENSI.
======
PENJELASAN
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten Palsu
Konten baru yang 100% salah dan didesain untuk menipu serta merugikan”.
Siapapun bisa mendaftarkan menggunakan nama apapun di penyedia layanan Gmail tanpa perlu memberikan kepastian identitas, misalnya tanda pengenal valid, sehingga baik pengirim maupun pemerima surel yang disebutkan oleh cuitan sumber tidak bisa dipegang kredibilitasnya.
——
(2) Penyebutan “info dari orang dalam” di cuitan pertama tanpa menyebutkan sumber valid (misalnya: tautan) yang bisa digunakan untuk memeriksa kebenarannya adalah tipikal penggunaan teknik “Appeal to Authority”, selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.
——
(3) Beberapa media yang memberitakan, termasuk klarifikasi dari Dahnil Anzar Simanjuntak yang diklaim mengirimkan surel:
* Jawa Pos: “Email Skenario Coklat1, Dahnil: Ini Usaha Membunuh Nama Baik Saya”, selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.
* Tempo: “Kata Sandiaga soal Viral Surel Skenario Coklat 1”, selengkapnya di (3) bagian REFERENSI.
* Okezone News: “Beredar Foto Viral ‘E-Mail Skenario Coklat1’, Dahnil Anzar: Itu Hoaks!”, selengkapnya di (4) bagian REFERENSI.
* Detik News: “Polisi Telusuri Foto Viral ‘E-Mail Skenario Coklat1′”, selengkapnya di (5) bagian REFERENSI.
======
REFERENSI
(1) http://bit.ly/2OMVG9G, tentang teknik “Appeal to Authority”: “Dalam kerja jurnalistik pernyataan narasumber lazimnya diverifikasi terlebih dahulu dan diberi penjelasan dalam kapasitas apa narasumber memberikan pernyataannya. Pernyataan tersebut mestinya diuji dengan pertanyaan-pertanyaan seperti, apa bukti dari pernyataan tersebut? Dalam konteks bagaimana narasumber bisa mendapat informasi tersebut?”.
——
(2) http://bit.ly/2PtwZyt, Jawa Pos: “Email Skenario Coklat1, Dahnil: Ini Usaha Membunuh Nama Baik Saya
BERITA DI SEKITAR ANDA 26/10/2018, 15:57 WIB | Editor: Erna Martiyanti
(foto)
Koordinator Juru Bicara Tim BPN Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak katakan isu email adalah hoax. (Reyn Gloria/JawaPos.com)
JawaPos.com – Beredar foto menampilkan pesan dari e-mail yang mencantumkan subjek Skenario Coklat1. Mengejutkan, email ini menyangkut pautkan nama Koordinator Juru Bicara Tim BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Dalam email itu terlihat pengirim adalah dahnilanzar@yahoo.com yang ditujukan ke hanafi.rais@gmail.com. Menanggapi hal tersebut, Dahnil dengan tegas menyatakan foto tersebut adalah bohong.
“Saya nggak tahu. Itu hoax. Saya minta polisi untuk segera mengejar siapa yang menebar hoax itu, akun yang menebar hoax itu,” tegas Dahnil di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (26/10).
Dahnil menyebut hal tersebut adalah fitnah yang berniat menjatuhkan nama baiknya. Namun, ketika dikonfirmasi ada sangkutpautnya dengan Pemilihan Presiden 2019, Dahnil menyatakan akan mempelajari lagi.
“Namanya itu kill the messenger, berusaha membunuh nama baik saya dan kemudian yang jelas itu hoax fitnah. Yang jelas saya minta polisi tangkap,” ujarnya.
Foto tersebut viral di media sosial Twitter hari ini. E-mail itu juga ditembuskan ke mustofa.b.nahrawardaya@gmail.com. Ada pula satu foto yang terlampirkan, namun tidak jelas gambar dari foto tersebut. Isi e-mail tersebut sebagai berikut:
‘Ini foto dari hasil kerja anak tim cyber tauhid untuk skenario Coklat1. Cukup bagus saya kira hasilnya tidak ada lagi yang perlu diedit, tinggal sebar saja dengan tim medsos kita. Saya cc juga ke Mas Mustofa biar dia ikut blow up di media dan medsos. Saya yakin hasilnya cukup mengganggu tidur Coklat1. Semoga Allah SWT membalas dengan keadilan atas perjuangan kita’
(rgm/JPC)”.
——
(3) http://bit.ly/2CJoatI, Tempo: “Kata Sandiaga soal Viral Surel Skenario Coklat 1
Reporter: Francisca Christy Rosana
Editor: Ninis Chairunnisa
Sabtu, 27 Oktober 2018 16:10 WIB
(foto)
Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, menjawab pertanyaan warganet tentang ekonomi melalui live Instagram, di kediamannya, Jalan Pulombangkeng, Jakarta Selatan, Sabtu, 27 Oktober 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
TEMPO.CO, Jakarta – Surat elektronik atau email Skenario Coklat 1 viral di media sosial. Isu itu menyeret nama Koordinator Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Ihwal ribut soal skenario Coklat 1, calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno mengaku belum melihat foto tangkapan layar yang tersebar di Twitter tersebut. “Saya hanya baca kabar itu di media (online),” kata dia saat ditemui awak media di rumahnya, Jalan Pulombangkeng, Jakarta Selatan, Sabtu, 27 Oktober 2018.
Sandiaga menduga kabar itu hoax. Namun ia mengklaim berita ini tidak menjadi pembahasan yang serius di Badan Pemenangan Nasional. Bahkan, tidak dirembuk mendalam.
Ia beralasan timnya tidak berfokus menanggapi persoalan-persoalan di luar ekonomi. “Kami memproduksi isu-isu ekonomi,” kata Sandiaga.
Selain itu, Sandiaga berseloroh timnya tidak punya anggaran lebih untuk membayar pemroduksi hoax. Sebab, dana kampanye mereka terbatas. “Kami enggak punya kemewahan untuk memproduksi hal-hal lebih jauh dari isu ekonomi,” ujarnya.
Adapun untuk warganet, Sandiaga meminta isu Coklat 1 tidak mengusik. Ia juga menyarankan para pendukung tak saling menyerang. Untuk kampanye daring, kata dia, lebih baik para pengguna media sosial membuat meme-meme lucu.
Surel tentang Coklat 1 itu sebelumnya diunggah akun Twitter @Twitajaib. Akun itu menunjukkan tangkapan layar surel Dahnil kepada Hanafi Rais. Dalam surat itu, pengirim yang diduga Dahnil menukis hasil kerja tim siber tauhid untuk Skenario Coklat 1.
“Ini foto dari hasil kerja anak tim cyber tauhid untuk skenario Coklat1. Cukup bagus saya kira hasilnya tidak ada lagi yang perlu diedit, tinggal sebar saja dengan tim medsos kita. Saya cc juga ke Mas Mustofa biar dia ikut blow up di media dan medsos. Saya yakin hasilnya cukup mengganggu tidur Coklat1. Semoga Allah SWT membalas dengan keadilan atas perjuangan kita,” bunyi isi surel itu.
Dahnil Anzar dan Hanafi Rais yang namanya disebut belum menanggapi pesan atau panggilan Tempo untuk mengkonfirmasi hal tersebut.”
——
(4) http://bit.ly/2SqsfZ5, Okezone News: “Beredar Foto Viral ‘E-Mail Skenario Coklat1’, Dahnil Anzar: Itu Hoaks!
Achmad Fardiansyah , Jurnalis · Jum’at 26 Oktober 2018 19:22 WIB
(foto)
Dahnil Anzar.
JAKARTA – Nama Koordinator Juru Bicara Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak kembali terseret setelah beredarnya foto pesan elektronik (e-mail), dengan subjek ‘Skenario Coklat1’.
Nama Dahniel dalam e-mail itu diduga sebagai pengirim dengan nama akun dahnilanzar@yahoo.com ke hanafi.rais@gmail.com. Namun setelah dikonfirmasi, Dahnil yang juga Ketua Pemuda Muhammadiyah itu membantah dirinya sebagai pengirim pesan tersebut.
“Saya enggak tahu. Itu hoaks,” kata Dahnil saat memenuhi panggilan Ditreskrimum Polda Metro (PMJ) terkait konfrontir kasus hoaks Ratna Sarumpaet, di Mapolda Metro Jaya, Jalan Gatot Subroto, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (26/10/2018).
(foto)
Oleh karenanya, Dahnil meminta pihak kepolisian untuk memburu pelaku penyebar hoaks tersebut. “Saya minta polisi untuk segera mengejar siapa yang menebar hoaks itu, akun yang menebar hoaks itu,” katanya.
Dahnil mengaku isu tersebut adalah fitnah belaka. “Iya itu fitnah dan hoaks. Namanya itu kill the messenger, berusaha membunuh nama baik saya dan kemudian yang jelas itu hoaks, fitnah. Yang jelas saya minta polisi menangkap,” tutupnya.
Jagat media sosial sempat dihebohkan dengan viralnya sebuah unggahan yang menampilkan sebuah e-mail. Isinya sebagai berikut:
“Ini foto dari hasil kerja anak tim cyber tauhid untuk skenario Coklat1. Cukup bagus saya kira hasilnya tidak ada lagi yang perlu diedit, tinggal sebar saja dengan tim medsos kita. Saya cc juga ke Mas Mustofa biar dia ikut blow up di media dan medsos. Saya yakin hasilnya cukup mengganggu tidur Coklat1. Semoga Allah SWT membalas dengan keadilan atas perjuangan kita
(qlh)”.
——
(5) http://bit.ly/2yyB5f9, Detik News: “Jumat 26 Oktober 2018, 18:15 WIB
Polisi Telusuri Foto Viral ‘E-Mail Skenario Coklat1’
Audrey Santoso – detikNews
(foto)
Gedung Mabes Polri/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta – Polisi menelusuri screenshot ‘email skenario coklat1’ yang fotonya menjadi viral di media sosial.
“Masih dicek dulu kebenaran informasi tersebut,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dihubungi, Jumat (26/10/2018).
Foto yang beredar di Twitter menunjukkan e-mail dengan subjek ‘Skenario Coklat1’ dari dahnilanzar@yahoo.com ke hanafi.rais@gmail.com. E-mail itu juga ditembuskan ke mustofa.b.nahrawardaya@gmail.com. Isi e-mailtersebut sebagai berikut:
‘Ini foto dari hasil kerja anak tim cyber tauhid untuk skenario Coklat1. Cukup bagus saya kira hasilnya tidak ada lagi yang perlu diedit, tinggal sebar saja dengan tim medsos kita. Saya cc juga ke Mas Mustofa biar dia ikut blow up di media dan medsos. Saya yakin hasilnya cukup mengganggu tidur Coklat1. Semoga Allah SWT membalas dengan keadilan atas perjuangan kita’
Tampak pula satu foto dalam e-mail itu yang dilampirkan. Namun tidak jelas betul foto apa yang dilampirkan tersebut. Belum jelas apakah betul ada email dengan alamat seperti di atas yang terlibat pengiriman konten dalam surat elektronik.
Sebelumnya Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak sudah meminta polisi mencari pembuat dan penyebar foto yang menurutnya hoax itu. Dia memastikan diri tidak pernah mengirimkan e-mail itu.
“Saya minta pihak kepolisian untuk memburu orang yang melakukan itu. Maksudnya adalah orang yang menyampaikan itu. Karena yang jelas saya tidak mungkin melakukan itu. Saya akan sampaikan ke teman-teman tim advokasi untuk segera melaporkan tindakan itu,” tuturnya saat dimintai konfirmasi.
Sementara itu, pegiat media sosial Mustofa Nahrawardaya membantah kebenaran dalam foto soal surat elektronik (e-mail) dengan subjek ‘Skenario Coklat1’ yang viral di media sosial. Mustofa meyakini itu hanya keisengan akun anonim.
“Saya hanya dikirimi oleh akun @twitajaib, Twitter, dia mengatakan saya telah berkonspirasi dengan Hanafi Rais dan Dahnil Anzar. Katanya syaa mengirim surat kapolri yang dipanggil KPK lalu di situ ada capture komputer seolah-olah dari Hanafi ke saya,” kata Mustofa dihubungi terpisah.
“Setelah saya cek di e-mail saya tidak ada. Artinya capture itu palsu,” sambungnya.
(aud/fdn)”.
——
(6) Salinan rangkaian cuitan selengkapnya oleh akun “#GueAjaib” (twitter.com/twitajaib):
* http://bit.ly/2PoCu1u: “Sobat ajaib!!!
Tadi gue dpt info dr orang dalam. Mereka berhasil hack akun DA dan AR.
Gue jg dapet CAPTURE FOTO ada kaitannya dg BUKU MERAH.
Ternyata Kapolri mau dijebak! Nanti tlg bantu sebar bro
@TheArieAir @INTANyk94 @4Y4NKZ @ASapardan @Sarah_Pndj @JajangRidwan19 @SatpamSosmed”.
* http://bit.ly/2SqhaXW: “Betul2 KOALISI HOAX NASIONAL!
Setelah Hoax RS dilanjutkan dengan HOAX Kapolri!
Dipikirnya mereka gak dipantau apa?!
Gua akan bongkar tuh koalisi busuk.
@budimandjatmiko @RizmaWidiono @AntoniRaja @TheCebongers @Aryprasetyo85 @makLambeTurah @Dennysiregar7 @Candraasmara85”.
* http://bit.ly/2Sqom6r: “RALAT! Bukan AR tp HR!
NIH BARANG BUKTI PERTAMA!
Akun Hanafi Rais DIBOBOL!
Didapat rencana skenario HOAX dari @Dahnilanzar yang akan diblow up si @AkunTofa !
Betul2 gak kapok dengan HOAX RS! #KoalisiSontoloyo
@INTANyk94 @4Y4NKZ @ASapardan @Sarah_Pndj @JajangRidwan19 @SatpamSosmed”.
* http://bit.ly/2Rg72zE: “INI BARANG BUKTI KEDUA!
Email dari @Dahnilanzar dibuka untuk crosscheck dan TERNYATA BENAR!
Bahkan lihat di sebelah kiri bawah foto ada folder SKENARIO 2018 dan SKENARIO 2019.
ANJRIT! Sampe tahun depan pun ada.
#KoalisiSontoloyo”.
======
Sumber: https://web.facebook.com/MafindoID/posts/1299611083511860, https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/769945033338034/