Foto di meme dan artikel yang digunakan oleh post sumber dari sisi konteks waktu dan peristiwa tidak berhubungan dengan narasi dan isi, menggunakan foto yang sudah beredar sebelumnya. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
======
KATEGORI
Disinformasi.
======
SUMBER
(1) Pertanyaan dari salah satu pengikut Page MAFINDO.
——
(2) http://bit.ly/2SbiOfX, post oleh akun “Yudiraz Aba” (facebook.com/yudo.irawan.58), sudah dibagikan 5.258 kali per tangkapan layar dibuat.
======
NARASI
“Presiden Erdogan pun angkat bicara ….
Terkutuklah mereka yg melakukannya !!!
https://sketsanews.com/presiden-erdogan-menangis-dan-berpesan-saat-bendera-tauhid-dibakar-di-indonesia/”.
(Isi tautan selengkapnya di (3) bagian REFERENSI, per post ini disusun tautan sudah tidak bisa diakses dan versi cache di http://bit.ly/2AnWlW3 juga tidak ada).
======
PENJELASAN
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
Untuk membangun premis Erdogan “Menangis” dan “Berpesan”, post sumber menggunakan foto dan artikel (yang juga menyertakan foto) yang baik post-nya maupun artikelnya mengambil foto yang sudah beredar sebelumnya yang dari sisi waktu dan peristiwa tidak ada hubungannya dengan “Saat Bendera Tauhid Dibakar di Indonesia” seperti yang ditulis di judul artikel yang digunakan oleh post sumber.
——
(2) Klaim “Presiden Erdogan pun angkat bicara ….” di post sumber dan “Dari sumber yang terpercaya” di artikel tidak valid karena tidak menyertakan informasi (misalnya: tautan) ke sumber referensi yang jelas, ciri khas dari teknik “Appeal to Authority”. Selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.
——
(3) Sumber foto,
* http://bit.ly/2SekVjl, Presidency of the Republic of Turkey: ““The global propaganda war of those who cannot defeat Turkey on the field will not work””, salah satu sumber foto yang digunakan untuk meme. Foto tersebut adalah foto di acara pidato kongres AKP, tidak ada hubungannya dengan peristiwa apapun di Indonesia.
* http://bit.ly/2PQMIEV, @zbeydekaymaz07: “SEN AĞLAMA AĞLARSAN GÖZÜNDEN AKAN YAŞ OLURUM.ÜZÜLÜRSEN SENİ ÜZENE KURŞUN OLURUM. #OlmazsaOlmazim # @RT_Erdogan”, salah satu sumber foto yang digunakan oleh artikel “Presiden Erdogan Menangis Dan Berpesan, Saat Bendera Tauhid Dibakar Di Indonesia”. Foto diedarkan di tahun 2016, dari konteks waktu foto beredar jauh sebelum peristiwa yang disebutkan di judul.
——
(4) Laman Sketsanews menyalin dari laman Asia Satu yang menyalin sebagian isi berita dari CNN Indonesia di http://bit.ly/2PQoRVN, selengkapnya di (2) bagian REFERENSI. Salinan isi laman Asia Satu di (3) bagian REFERENSI.
http://bit.ly/2PRNtxs, ynetnews(dot)com: “Turkey’s Erdogan weeps on live TV after hearing poem”, salah satu sumber foto yang digunakan oleh laman di situs Asia Satu.
——
(5) http://bit.ly/2JbC1Kp, sketsanews(dot)com: “Hoax : Erdogan Menangis Ketika Bendera Tauhid di Bakar di Indonesia”, laman mengenai pencabutan artikel yang sebelumnya. Selengkapnya di (4) bagian REFERENSI.
======
REFERENSI
(1) http://bit.ly/2OMVG9G, tentang teknik “Appeal to Authority”: “Dalam kerja jurnalistik pernyataan narasumber lazimnya diverifikasi terlebih dahulu dan diberi penjelasan dalam kapasitas apa narasumber memberikan pernyataannya. Pernyataan tersebut mestinya diuji dengan pertanyaan-pertanyaan seperti, apa bukti dari pernyataan tersebut? Dalam konteks bagaimana narasumber bisa mendapat informasi tersebut?”.
——
(2) http://bit.ly/2PQoRVN, CNN Indonesia: “GP Ansor Klaim Bakar Bendera HTI Untuk Jaga Kalimat Tauhid
Tim, CNN Indonesia | Senin, 22/10/2018 14:21 WIB
(foto)
Ketum GP Ansor benarkan banser NU di Garut membakar bendera HTI saat peringatan hari santri. (CNN Indonesia/Bimo Wiwoho)
Jakarta, CNN Indonesia — Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Yaqut Cholil Qoumas mengklaim pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) merupakan upaya untuk menjaga kalimat tauhid.
Menurutnya, anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU tidak akan membakar jika bukan kalimat tauhid yang tertera pada bendera berwarna dasar hitam itu.
“Saya memahami apa yang dilakukan teman-teman itu adalah upaya menjaga kalimat tauhid,” ujar Yaqut saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (22/10).
“Jika bukan bendera yang ada tulisan tauhidnya, bisa jadi oleh mereka (anggota Banser Garut) tidak dibakar, tetapi langsung buang saja ke comberan,” lanjutnya.
Yaqut menegaskan bahwa tindakan belasan anggota Banser di Garut itu justru merupakan sebuah penghormatan terhadap kalimat Tauhid dan bukan perbuatan salah. Menurutnya, hal sama juga akan dilakukan jika menemukan sobekan naskah atau mushaf Alquran.
Yaqut menyatakan bendera itu lebih baik dibakar daripada ada pihak lain yang menaruh di tempat yang tidak semestinya. ia juga tak menyinggung soal sanksi yang kemungkinan diberikan pada anggota Banser yang nampak terlibat pembakaran.
(video di https://youtu.be/1u6V-QOrvZA)
“Membakar bendera yang ada tulisan kalimat tauhid tersebut, hemat saya, teman-teman ingin memperlakukan sebagaimana jika mereka menemukan potongan sobekan mushaf Alquran,” kata Yaqut.
“Mereka akan bakar sobekan itu, demi untuk menghormati dan menjaga agar tidak terinjak-injak atau terbuang di tempat yang tidak semestinya,” lanjutnya.
Sebelumnya, CNNIndonesia.com menerima video berisi belasan anggota Banser NU Garut membakar bendera hitam bertuliskan aksara arab yang mirip dengan HTI pada perayaan Hari Santri, Minggu (21/10).
Merujuk dari video berdurasi 02.05 menit itu, belasan anggota Banser Garut terlihat membakar bendera hitam dan bertuliskan aksara arab berwarna putih yang mirip dengan bendera milik HTI.
Meski belum pasti, Yaqut mengklaim benda yang dibakar adalah bendera HTI. Dia pun membenarkan kejadian itu dilakukan oleh anggota Banser di Garut.
Mulanya, ada satu anggota banser yang membawa bendera berwarna hitam bertuliskan aksara arab yang mirip kalimat tauhid. Belasan anggota Banser lainnya kemudian berkumpul untuk bersama-sama menyulut bendera tersebut dengan api. Sebagian dari mereka mengenakan pakaian loreng khas Banser lengkap dengan baret hitam.
Tak hanya bendera, mereka juga nampak membakar ikat kepala berwarna hitam bertuliskan aksara arab itu. Agar kedua benda lebih cepat dilalap api, mereka menggunakan koran yang juga telah disulut. Sementara itu, ada salah satu dari mereka yang mengibarkan bendera Merah Putih berukuran besar.
Saat api mulai besar dan melalap setengah bendera, sejumlah anggota Banser semakin semangat menyanyikan lagu NU. Beberapa di antaranya seraya mengepalkan tangan seirama dengan nada yang dinyanyikan.
“Saya yakin teman-teman melihat itu sebagai bendera HTI. Dan kita enggak ada urusan dengan bendera organisasi yang sudah dibubarkan pemerintah dan faktanya memang mengancam kedaulatan,” kata Yaqut.
(bmw/DAL)”.
——
(3) http://bit.ly/2S9nFOK, salinan isi laman situs Asia Satu: “BENDERA TAUHID DIBAKAR DI INDONESIA, ERDOGAN MENANGIS LALU BERPESAN SEPERTI INI
Admin Oktober 22, 2018 Berita Utama
(foto)
Insiden pembakaran bendera bertuliskan tauhid oleh oknum Banser menjadi topik hangat di negara-negara Islam. Tak terkecuali Presiden Turki, Erdogan.
Dari sumber yang terpercaya, Erdogan bahkan sempat menangis dan menyayangkan pembakaran bendera tauhid di negara Islam terbesar.
“Indonesia negara Islam terbesar di dunia. Yang banyak dijadikan model negara yang sangat toleransi. Tapi mengapa malah terjadi kejadian seperti ini,” ujar Erdogan seperti dikutip dari internet.
“Semoga ini bukan pertanda kehancuran Islam sekaligus hilangnya Indonesia dari peta dunia. Terkutuklah manusia yang ingin mengadu domba saudara kami di Indonesia,” kecam Presiden Turki tersebut.
Erdogan diketahui aktif dalam menyelesaikan permasalahan di negara-negara muslim. Beberapa waktu lalu, ia bahkan pernah mengajak negara Islam untuk bersatu dan membentuk angkatan perang. Guna membebaskan Palestina dari cengkeraman Israel.
Sementara itu, Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Yaqut Cholil Qoumas mengklaim pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) merupakan upaya untuk menjaga kalimat tauhid.
Menurutnya, anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU tidak akan membakar jika bukan kalimat tauhid yang tertera pada bendera berwarna dasar hitam itu.
“Saya memahami apa yang dilakukan teman-teman itu adalah upaya menjaga kalimat tauhid,” ujar Yaqut saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (22/10).”
——
(4) http://bit.ly/2JbC1Kp, sketsanews(dot)com: “Hoax : Erdogan Menangis Ketika Bendera Tauhid di Bakar di Indonesia
Rabu, 24 Oktober 2018 | 10:52:15 WIB
Sketsanews.com – Hoax kembali menebar pada situasi ramai di perbincangkan di lini media sosial dan Viral. Kali ini tentang berita yang dinyatakan Hoax : BENDERA TAUHID DIBAKAR DI INDONESIA, ERDOGAN MENANGIS LALU BERPESAN SEPERTI INI.
(foto tangkapan layar)
Hoax Erdogan menangis ketika bendera tauhid di bakar di Indonesia
Berita ini telah diklarifikasi oleh Facebook Sahabat Erdogan yang memiliki kedekatan jaringan dengan wartawan media yang berada di Turki.
Sahabat Erdogan Kami punya jaringan dengan jurnalis Turki, tidak ada satupun media Turki yang memberitakan “Erdogan menangis karena bendera Tauhid di bakar”
Isu tersebut hanya ramai di tanah air, tidak sampai ke Turki
Dengan adanya klarifikasi berita tersebut, berita serupa di Sketsanews.com yang mengambil dari asiasatu.online kami cabut.
Semoga netizen bisa lebih kritis, dan bisa saling mengingatkan bila ada berita hoax yang beredar.
(in)”.
======
Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/767581453574392/