Peristiwa di 2014. “Jokowi heran dengan usul itu mengingat umur dari pesawat kepresidenan baru beberapa bulan terhitung sejak didatangkan pada April lalu. “(pesawat kepresidenan) masih baru kok mau dijual,””, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
======
KATEGORI
Disinformasi.
======
SUMBER
(1) Pertanyaan dari salah satu anggota FAFHH.
——
(2) http://bit.ly/2ABvSXn, post ke grup “PRABOWO FOR NKRI” (facebook.com/groups/prabowofornkri) dari akun “Dhandhie Lhoveisfhamily Fhorevher” (facebook.com/preeeeeeeeeeeeeeet), sudah dibagikan 4.982 kali per tangkapan layar dibuat.
======
NARASI
Di post: “Makin parah”.
Menggunakan foto tayangan TV One dengan caption “PESAWAT KEPRESIDENAN DIJUAL? PENJUALAN PESAWAT UNTUK EFISIENSI ANGGARAN”.
======
PENJELASAN
(1) Peristiwa di 2014.
——
(2) http://bit.ly/2rhTadC, firsdraftnews.org: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
——
(3) Merdeka: “Umur pesawat kepresidenan baru lima bulan, tiba-tiba muncul ide dari politisi PDIP untuk menjual pesawat tersebut. Adalah Maruarar Sirait yang mengaku akan mengusulkan itu ke presiden terpilih Joko Widodo.
“Ke depan saya usulkan pesawat presiden dijual saja,” ujar Maruarar di Jakarta, kemarin.
Mendengar usul itu, Joko Widodo kaget. “Kata siapa (mau dijual)? Dijual ke siapa?” ucap sosok yang akrab disapa Jokowi tersebut saat dikonfirmasi terkait usulan penjualan pesawat tersebut di Balaikota, Jakarta.
Jokowi heran dengan usul itu mengingat umur dari pesawat kepresidenan baru beberapa bulan terhitung sejak didatangkan pada April lalu. “(pesawat kepresidenan) masih baru kok mau dijual,” singkat Jokowi.”, selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.
——
(4) Kompas: “Efisiensi Anggaran, Jokowi Diminta Jual Pesawat Kepresidenan”, selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.
——
(5) Liputan6: “Jokowi Diminta Jual Pesawat Kepresidenan SBY, Ini Reaksi Menkeu”, selengkapnya di (3) bagian REFERENSI.
======
REFERENSI
(1) http://bit.ly/2LQ8pXr, Merdeka: “Di balik ide politisi PDIP agar Jokowi jual pesawat kepresidenan
Selasa, 2 September 2014 08:26
Reporter : Wisnoe Moerti
(foto)
pesawat kepresidenan ri. ©2014 merdeka.com/imam buhori
Merdeka.com – Kamis, 10 April 2014, pesawat kepresidenan Indonesia berjenis Boeing Business Jet II mendarat mulus di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pesawat itu mendarat sekitar pukul 10.05 WIB.
Kedatangan pesawat berkelir biru muda dan putih itu sekaligus mencatat sejarah baru, Indonesia punya pesawat kepresidenan. Pesawat ini butuh 4 hari untuk tiba di Indonesia dari Delwarem Amerika Serikat.
Pesawat ini dibeli seharga USD 89,6 juta atau sekitar Rp 847 miliar di tahun terakhir pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pesawat Boeing 737-800 ini diproduksi Boeing Company sejak 2014, memiliki rentang sayap 35,79 meter, tinggi 12,5 meter dan panjang 38 meter. Pesawat ini juga dipasangi 2 mesin CFM 56-7.
Pesawat BBJ2 ini mampu terbang di ketinggian maksimal 41.000 feet, lama terbang mencapai 10 jam, memiliki kecepatan jelajah maksimum 0,785 mach dan kecepatan maksimum 0,85 mach. Pesawat ini juga dilengkapi dengan perangkat keamanan dan tangki bahan bakar telah ditambah untuk daya jangkau hingga 10.000 kilometer.
Pesawat BBJ2 ini dirancang untuk memuat 4 VVIP class meeting room, 2 VVIP class state room, 12 executive area dan 44 staff area. Interior pesawat dirancang untuk dapat mengakomodasi 67 penumpang.
Asal muasal dibelinya pesawat kepresidenan untuk menghemat anggaran perjalanan dinas presiden yang terlalu besar gara-gara selalu menyewa pesawat. Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan dengan pesawat kepresidenan ini, anggaran bepergian presiden bisa hemat sebesar Rp 114 miliar per tahun.
“Hadirnya pesawat ini lebih efektif dan mengefisienkan penggunaan pesawat terbang. Dengan hadirnya pesawat kepresidenan ini ada penghematan yang kita hitung ada Rp 114 miliar per tahun di masa-masa yang akan datang,” ujar Sudi, saat menyambut pesawat kepresidenan di Bas Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, April lalu.
Umur pesawat kepresidenan baru lima bulan, tiba-tiba muncul ide dari politisi PDIP untuk menjual pesawat tersebut. Adalah Maruarar Sirait yang mengaku akan mengusulkan itu ke presiden terpilih Joko Widodo.
“Ke depan saya usulkan pesawat presiden dijual saja,” ujar Maruarar di Jakarta, kemarin.
Mendengar usul itu, Joko Widodo kaget. “Kata siapa (mau dijual)? Dijual ke siapa?” ucap sosok yang akrab disapa Jokowi tersebut saat dikonfirmasi terkait usulan penjualan pesawat tersebut di Balaikota, Jakarta.
Jokowi heran dengan usul itu mengingat umur dari pesawat kepresidenan baru beberapa bulan terhitung sejak didatangkan pada April lalu. “(pesawat kepresidenan) masih baru kok mau dijual,” singkat Jokowi.
Merdeka.com mencatat alasan-alasan Maruarar mengeluarkan ide dan usulan itu. Berikut paparannya.
1. Pemimpin beri contoh kesederhanaan
Merdeka.com – Politikus PDIP Maruarar Sirait akan meminta presiden terpilih Joko Widodo menjual pesawat kepresidenan. Usulan ini sebagai contoh bagi rakyat untuk kesederhanaan.
“Saya akan mengusulkan langsung kepada Pak Jokowi supaya pesawat presiden dijual. Enggak bisa pemimpin menyuruh orang sederhana tapi tidak memberikan contoh,” ujar Maruarar di Jakarta, kemarin.
2. Efisiensi anggaran
Merdeka.com – Maruarar mengatakan, efisiensi adalah hal pertama yang harus dilakukan pemimpin. Jika pemimpin masih berfoya-foya dengan kemewahan maka rakyat juga tidak akan mau melakukan penghematan.
“Rakyat juga harus lihat seperti pengurangan anggaran. Ke depan saya usulkan pesawat presiden dijual saja, ini untuk efisien,” tegasnya.
3. Hemat anggaran
Merdeka.com – Politikus PDIP Maruarar Sirait akan meminta presiden terpilih Joko Widodo menjual pesawat kepresidenan. Usulan ini sebagai bentuk efisiensi yang bisa dilakukan dalam kerangka penghematan anggaran. Termasuk anggaran perjalanan dinas ke luar negeri.
“Perjalanan dinas ini ada pemborosan beberapa triliun dalam setahun,” katanya.
“Keluar negeri akan kita kurangi kecuali masalah ketahanan kita. Rakyat mau melihat itu,” jelas Jokowi.”
——
(2) http://bit.ly/2KpWdYb, Kompas: “Efisiensi Anggaran, Jokowi Diminta Jual Pesawat Kepresidenan
Kompas.com – 01/09/2014, 14:48 WIB
(foto)
Pesawat Kepresidenan Boeing Business Jett mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, 16 April 2014. Pesawat kepresidenan pertama milik Republik Indonesia tersebut melakukan percobaan penerbangan.(SERAMBI INDONESIA / M ANSHAR)
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengaku akan mengusulkan kepada presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk menjual pesawat kepresidenan yang pengadaannya dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Usulan itu dianggap untuk menghemat anggaran operasional.
“Harus ada efisiensi perjalanan dinas pemerintah. Saya mau mengusulkan kepada Pak Jokowi supaya pesawat presiden dijual. Sekarang ini, nggak bisa jika pemimpin menyuruh orang untuk sederhana, tetapi dia tidak memberikan contoh,” kata Maruarar di Jakarta, Senin (1/9/2014), seperti dikutip Antara.
Pernyataan Maruarar itu terkait wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang belakangan ramai diperbincangkan, sekaligus menjawab isu perbedaan pendapat di internal PDI Perjuangan terkait kenaikan harga BBM bersubsidi.
Arar, sapaan akrab Maruarar, menilai bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi harus menjadi opsi terakhir. Dia menekankan pemerintahan ke depan harus dapat melakukan efisiensi dengan meniadakan perjalanan dinas ke luar negeri sementara waktu, kecuali yang menyangkut soal perbatasan negara.
“Perjalanan dinas ini ada pemborosan beberapa triliun rupiah dalam setahun,” kata dia.
Arar juga mengusulkan agar pemerintahan Jokowi-JK mengaudit harga keekonomian minyak yang ditetapkan Pertamina selama ini, mendorong pengalokasian keuntungan ekspor-impor minyak semata-mata untuk kas negara, serta menaikkan cukai rokok dan minuman bersoda.
“Saya kira rakyat mau lihat upaya-upaya itu dulu. Cukai rokok dinaikkan saja Rp 100, bisa menambah pendapatan Rp 1 triliun, dan orang tidak ada yang berhenti merokok jika cukainya naik, termasuk minuman bersoda,” ujar dia.
Dia mengatakan, jika berbagai opsi itu telah dilakukan dan anggaran negara masih saja mengalami defisit, barulah pemerintah bisa mengambil langkah menaikkan harga BBM bersubsidi.
Editor: Sandro Gatra
Sumber: Antara”.
——
(3) http://bit.ly/2naMqvE, Liputan6: “Jokowi Diminta Jual Pesawat Kepresidenan SBY, Ini Reaksi Menkeu
Fiki AriyantiFiki Ariyanti
02 Sep 2014, 20:01 WIB
(foto)
Pesawat Kepresidenan Indonesia (Liputan6.com/Andrian M. Tunay)
Liputan6.com, Jakarta – Wacana penjualan pesawat kepresidenan mulai muncul ke permukaan setelah politikus, Maruarar Sirait melontarkan pernyataan itu sebagai upaya efisiensi anggaran negara. Rencananya anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan akan mengusulkan penjualan tersebut kepada Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).
Sayangnya, pemerintah ogah menanggapi wacana tersebut. Hal ini sempat ditanyakan kepada Menteri Keuangan Chatib Basri. Sambil melempar senyum, mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu hanya memberikan komentar singkat terkait wacana penjualan pesawat Kepresidenan.
“Aduh, saya nggak tahu. Saya tidak pernah kerja di pabrik pesawat,” ucapnya kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/9/2014).
Sementara Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani justru sama sekali enggan menjawab hal itu. “Saya nggak mau komen soal itu (penjualan pesawat Presiden),” tegasnya.
Sebelumnya, Maruarar Sirait mengatakan, dirinya akan meminta Joko Widodo untuk melakukan penjualan pesawat Presiden setelah resmi menjabat sebagai presiden.
“Ke depan saya usulkan pesawat presiden dijual saja, ini untuk efisiensi anggaran,” ujarnya.
Maurarar menjelaskan, langkah efisiensi ini memang harus dicontohkan oleh seorang pemimpin. Dengan begitu diharapkan pejabat dibawahnya juga akan ikut mencontoh langkah efisiensi tersebut seperti dengan tidak menggunakan penerbangan kelas utama saat melakukan perjalanan dinas. (Fik/Ndw)”
======
Sumber: https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/711382139194324/