Artikel yang dibagikan tersebut menggunakan sumber tulisan satire yang berubah maknanya karena gagal dipahami oleh akun-akun yang menyebarkan, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
======
KATEGORI
Disinformasi.
======
SUMBER
(1) http://bit.ly/2sS8m2b, post oleh akun Facebook “CheRiel Marryam Pasaribu”. Sudah dibagikan 58 kali per tangkapan layar dibuat.
——
(2) http://bit.ly/2HCuBgR, post-post oleh akun Facebook lainnya (public posts).
——
(3) http://bit.ly/2sMs4Mu, akun-akun yang menyebarkan di Twitter.
======
NARASI
(1) “APAPUN KELUCUAN YG DIBUAT REZIM INI…TETAP POKUS DGN 2019GANTIPRESIDEN….
Indonesiakita.co – Hengkangnya Yudi Latif dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila beberapa hari lalu tentunya menjadi pertanyaan banyak pihak. Namun yang menjadi pertanyaan kembali adalah dengan diangkatnya presenter infotainment atau gosip Uya Kuya sebegai pengganti Yudi di Istana oleh presiden Joko Widodo.
Jokowi menyatakan tidak ada tokoh lain yang lebih pantas dan sanggup dan cemerlang dalam menjalankan tugas berat di BPIP kecuali Uya Kuya. Hal ini ia sampaikan pada pagi tadi. “Semua rekomendasi saya coret, he-he-he,” kata Jokowi, “saya lebih percaya insting saya sendiri. Saya pilih Pak Uya Kuya. Pak Uya Kuya ini kan sudah sangat berpengalaman, terbukti, jaminan mutu, berhasil menyelesaikan persoalan banyak orang dan menyadarkan banyak orang. Dengan pengalaman menyadarkan banyak orang itu, saya minta Pak Uya mem-Pancasila-kan banyak orang,” ujar Jokowi, seperti dikutip Geotimes, pada Minggu (10/6/2018). Jokowi mengaku sangat yakin, dengan kemampuan Uya Kuya. Sementara itu, Uya sendiri merasa senang dengan jabatan yang disandangnya. “Aduh, jadi kayak dapet Oscar,” kata Uya cengengesan, “mana gajinya gede lagi.” ujarnya.
Namun saat ditanya oleh salah satu wartawan yang hadir dengan pertanyaan: “Jadi apa program Anda sebagai ketua BPIP? Bagaimana Anda mewujudkan cita-cita Presiden tadi, menjadikan bangsa ini ‘pancasilais total’? Kongkretnya seperti apa?”, Uya malah menjawab dengan nada humor. “Santai saja, Kisanak, santai, ho-ho-ho,” jawab Uya. “Saya sudah menyiapkan program andalan. Pak Jokowi juga terpesona dengan gagasan ini, dan langsung merestui: Mendirikan Rumah Uya untuk Pancasila sampai ke desa-desa.” Uya menamai program tersebut, “One Desa, One Rumah Uya” dan singkat “ODE-ORU”. Ketika mengucapkan “ODE-ORU”, Uya mengangkat tangan kanannya yang terkepal, melepas ibu jari dan telunjuknya sebagai simbol “d”, jempol dan telunjuk itu kemudian dihadapkan ke atas membentuk “u”. Adapun dengan keberadaan Rumah Uya di seluruh penjuru tanah air, Uya optimistis semua warga negara yang bermasalah dengan Pancasila akan menemukan solusinya baik-baik. Mereka yang bermasalah akan dipanggil ke Rumah Uya, untuk menceritakan semua persoalannya. Dan staf rumah Uya.
@Menyelesaikan Masalah pribadi yg dibawa host uya dlm acara hiburan yg semua disetting mo dibandingin dng kemampuan menyelesaikan masalah negara ya , wah..hebat betul penilaian pak presiden nih..#salamkocak pak insiden ..eh presiden 😲😲😲
Prok prok prok jadi apa gerangan…( Aksi pak Tarno ) hahahaha…..
_______________________________________
Ada cerita apa dibalik pengumuman Jokowi ?
https://geotimes.co.id/satire/uya-kuya-yudi-latif-bpip-jokowi/amp/
Read more
“Oh iya, satu lagi, tadi Pak Presiden juga sudah setuju banget: Rumah Uyasebagai acara televisi akan ditayangkan setiap hari, di semua stasiun televisi, tiap jam sembilan malam, kayak Dunia dalam Berita dulu. Isinya nanti kompilasi terbaik, pilihan, dari semua praktek Rumah Uya.”
Karena telah masuk waktu Subuh, sesi tanya-jawab kemudian ditiadakan.
Selesai pertemuan, seperti biasa, wartawan Mandhaninews menemui sumber dalam istana untuk mengetahui “cerita di balik berita”.
Sang sumber menerangkan, pemilihan Uya Kuya sudah diperhitungkan masak-masak oleh Jokowi dan memiliki tujuan politik yang kental. Maksud Jokowi dengan ungkapan “pancasilais total” adalah meraih total suara pemilih pada Pilpres 2019.
“Di Solo kan Pak Jokowi pernah berhasil meraih 90.09 persen suara, sekarang Pak Jokowi berambisi meraih 100 persen suara,” ungkap sang sumber.
“Anda tahu siapa sasaran pertamanya? Pak Jokowi secara khusus memberi tugas pertama kepada Uya Kuya untuk ‘mengerjai’ Amien Rais.””.
——
(2) Variasi narasi lainnya.
======
PENJELASAN
(1) “satire/sa·ti·re/ n 1 Sas gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang; 2 sindiran atau ejekan” http://bit.ly/2JxHqhr
——
(2) Berawal dari tulisan satire yang gagal dipahami, berubah jadi bahan yang dipakai untuk menyebarkan disinformasi.
——
(3) http://bit.ly/2rhTadC, firsdraftnews.org: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
——
(4) http://bit.ly/2rhTadC, firsdraftnews.org: “Satire atau parodi
Tidak ada niat untuk merugikan”.
======
REFERENSI
(1) http://bit.ly/2JIWrNC, geotimes.co.id: “SATIRE
Jokowi Umumkan Uya Kuya Pengganti Yudi Latif Di BPIP
ARLIAN BUANA
Uya Kuya akan mendirikan Rumah Uya untuk Pancasila sampai ke desa-desa. “One Desa, One Rumah Uya”.
(foto)
Minggu, 10 Juni 2018
Tak perlu waktu lama bagi Jokowi menemukan pengganti Yudi Latif untuk menduduki jabatan strategis Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Pilihannya jatuh kepada sosok bintang televisi Surya Utama alias yang lebih dikenal publik dengan nama Uya Kuya.
Mengapa Uya?
Dalam jumpa pers mendadak di jam sahur Minggu pagi (10/6) tadi, Jokowi menyatakan tidak ada tokoh lain yang lebih pantas dan sanggup dan cemerlang dalam menjalankan tugas berat di BPIP kecuali Uya Kuya. Jokowi mengaku menerima puluhan rekomendasi nama akademisi, aktivis, dan politikus, dari para stafnya, tetapi Jokowi mencoret semua nama itu dengan keyakinan tinggi.
“Semua rekomendasi saya coret, he-he-he,” kata Jokowi, “saya lebih percaya insting saya sendiri. Saya pilih Pak Uya Kuya.”
Uya yang berdiri di samping kanan Jokowi memamerkan tawa khas dan lesung pipitnya.
“Pak Uya Kuya ini kan sudah sangat berpengalaman, terbukti, jaminan mutu, berhasil menyelesaikan persoalan banyak orang dan menyadarkan banyak orang. Dengan pengalaman menyadarkan banyak orang itu, saya minta Pak Uya mem-Pancasila-kan banyak orang,” kata Jokowi.
Jokowi hakulyakin, dengan segenap kemampuan Uya Kuya, “tidak seorang pun yang tidak pancasilais akan tersisa di negeri ini”. Sehingga jargon “tidak ada tempat untuk intoleransi”, “tidak ada tempat untuk terorisme di negeri ini” dan jargon lain—yang sering diucapkan Jokowi sendiri—tidak berhenti di jargon saja. Jokowi percaya, dengan Uya Kuya menjadi Kepala BPIP, bangsa ini akan pancasilais total dan karena itu gemah ripah loh jinawi.
Sebelum membuka sesi tanya-jawab, Jokowi mempersilakan King Uya Kuya menyampaikan sambutannya.
Uya menghabiskan waktu setengah jam untuk mengucapkan syukur kepada Allah SWT, salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, dan ucapan terima kasih yang daftarnya demikian panjang: dari keluarga intinya, sanak famili, para kru dan pemain di acara televisi Rumah Uya, hingga para penggemar Uya di berbagai daerah. Semua yang ia ingat ia sebutkan.
“Aduh, jadi kayak dapet Oscar,” kata Uya cengengesan, “mana gajinya gede lagi.” Sebagian besar wartawan yang hadir mengantuk dan menguap berulang-ulang, kecuali beberapa saja yang berdedikasi tinggi termasuk wartawan Mandhaninews.
Tanpa ada yang mempersilakan, wartawan Mandhaninews langsung menembak dengan pertanyaan tajam, “Jadi apa program Anda sebagai ketua BPIP? Bagaimana Anda mewujudkan cita-cita Presiden tadi, menjadikan bangsa ini ‘pancasilais total’? Kongkretnya seperti apa?”
“Santai saja, Kisanak, santai, ho-ho-ho,” jawab Uya, sambil memainkan jari-jari beberapa senti di depan matanya. “Saya sudah menyiapkan program andalan. Pak Jokowi juga terpesona dengan gagasan ini, dan langsung merestui: Mendirikan Rumah Uya untuk Pancasila sampai ke desa-desa.”
Uya menamai program tersebut “One Desa, One Rumah Uya”, disingkat “ODE-ORU”. Ketika mengucapkan “ODE-ORU”, Uya mengangkat tangan kanannya yang terkepal, melepas ibu jari dan telunjuknya sebagai simbol “d”, jempol dan telunjuk itu kemudian dihadapkan ke atas membentuk “u”.
Dengan keberadaan Rumah Uya di seluruh penjuru tanah air, Uya optimistis semua warga negara yang bermasalah dengan Pancasila akan menemukan solusinya baik-baik. Mereka yang bermasalah akan dipanggil ke Rumah Uya, untuk menceritakan semua persoalannya, dan staf Rumah Uya akan memberikan layanan, resep, atau terapi tertentu agar “si pasien” sembuh dan kembali menjadi pancasilais.
Allah SWT via Roy Kiyoshi: Saya Desak Ali Mochtar Ngabalin Berpihak ke Jokowi
Read more
“Oh iya, satu lagi, tadi Pak Presiden juga sudah setuju banget: Rumah Uya sebagai acara televisi akan ditayangkan setiap hari, di semua stasiun televisi, tiap jam sembilan malam, kayak Dunia dalam Berita dulu. Isinya nanti kompilasi terbaik, pilihan, dari semua praktek Rumah Uya.”
Karena telah masuk waktu Subuh, sesi tanya-jawab kemudian ditiadakan.
Selesai pertemuan, seperti biasa, wartawan Mandhaninews menemui sumber dalam istana untuk mengetahui “cerita di balik berita”.
Sang sumber menerangkan, pemilihan Uya Kuya sudah diperhitungkan masak-masak oleh Jokowi dan memiliki tujuan politik yang kental. Maksud Jokowi dengan ungkapan “pancasilais total” adalah meraih total suara pemilih pada Pilpres 2019.
“Di Solo kan Pak Jokowi pernah berhasil meraih 90.09 persen suara, sekarang Pak Jokowi berambisi meraih 100 persen suara,” ungkap sang sumber.
“Anda tahu siapa sasaran pertamanya? Pak Jokowi secara khusus memberi tugas pertama kepada Uya Kuya untuk ‘mengerjai’ Amien Rais.””.
——
(2) http://bit.ly/2l0eYHe, indonesiakita.co: “Jokowi Pilih Presenter Gosip Uya Kuya Gantikan Yudi Latif di Istana??
Oleh Felix – Minggu, 10 Juni 2018
(foto)
indonesiakita.co – Hengkangnya Yudi Latif dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila beberapa hari lalu tentunya menjadi pertanyaan banyak pihak. Namun yang menjadi pertanyaan kembali adalah dengan diangkatnya presenter infotainment atau gosip Uya Kuya sebegai pengganti Yudi di Istana oleh presiden Joko Widodo.
Jokowi menyatakan tidak ada tokoh lain yang lebih pantas dan sanggup dan cemerlang dalam menjalankan tugas berat di BPIP kecuali Uya Kuya. Hal ini ia sampaikan pada pagi tadi.
“Semua rekomendasi saya coret, he-he-he,” kata Jokowi, “saya lebih percaya insting saya sendiri. Saya pilih Pak Uya Kuya. Pak Uya Kuya ini kan sudah sangat berpengalaman, terbukti, jaminan mutu, berhasil menyelesaikan persoalan banyak orang dan menyadarkan banyak orang. Dengan pengalaman menyadarkan banyak orang itu, saya minta Pak Uya mem-Pancasila-kan banyak orang,” ujar Jokowi, seperti dikutip Geotimes, pada Minggu (10/6/2018).
Jokowi mengaku sangat yakin, dengan kemampuan Uya Kuya. Sementara itu, Uya sendiri merasa senang dengan jabatan yang disandangnya. “Aduh, jadi kayak dapet Oscar,” kata Uya cengengesan, “mana gajinya gede lagi.” ujarnya.
Namun saat ditanya oleh salah satu wartawan yang hadir dengan pertanyaan: “Jadi apa program Anda sebagai ketua BPIP? Bagaimana Anda mewujudkan cita-cita Presiden tadi, menjadikan bangsa ini ‘pancasilais total’? Kongkretnya seperti apa?”, Uya malah menjawab dengan nada humor. “Santai saja, Kisanak, santai, ho-ho-ho,” jawab Uya.
“Saya sudah menyiapkan program andalan. Pak Jokowi juga terpesona dengan gagasan ini, dan langsung merestui: Mendirikan Rumah Uya untuk Pancasila sampai ke desa-desa.”
Uya menamai program tersebut, “One Desa, One Rumah Uya” dan singkat “ODE-ORU”. Ketika mengucapkan “ODE-ORU”, Uya mengangkat tangan kanannya yang terkepal, melepas ibu jari dan telunjuknya sebagai simbol “d”, jempol dan telunjuk itu kemudian dihadapkan ke atas membentuk “u”.
Adapun dengan keberadaan Rumah Uya di seluruh penjuru tanah air, Uya optimistis semua warga negara yang bermasalah dengan Pancasila akan menemukan solusinya baik-baik. Mereka yang bermasalah akan dipanggil ke Rumah Uya, untuk menceritakan semua persoalannya, dan staf Rumah Uya akan memberikan layanan, resep, atau terapi tertentu agar “si pasien” sembuh dan kembali menjadi pancasilais. (Waw)”.
======
Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/655825151416690/